6 Dia Calon Istriku !!

DHEVA terengah-engah dengan nafas yang naik turun tak karuan. Pelipis nya dipenuhi dengan bulir keringat, kaos hitam yang ia pakai total basah di bagian dada. Dengan berkacak pinggang dengan mulut sedikit terbuka, ia berusaha menarik nafas dengan rakus, sembari mata nya liar menatap sekitar.

Cukup lama ia mengitari komplek ini, sampai ekor matanya menangkap siluet putih. Hoodie kelinci dengan paduan celana hitam. Alis tebal nya bertaut dengan sapuan lidah dibibir, bibirnya terasa kering dan tenggorokan nya juga membutuhkan air.

Dheva menjilat bibirnya yang kering, kemudian kembali menelusuri jalan. Mengharapkan siluet kekasihnya terlihat, ia benar-benar lelah dan ingin beristirahat.

Sesaat setelah ia memiliki niat untuk mengistirahatkan diri sejenak, ekor matanya menangkap Hoodie kelinci milik kekasihnya. Samar-samar alis nya bertaut, dan ia benar-benar melihat Clara yang sedang memegang sebuah kotak.

Disampingnya terdapat seorang pemuda yang tengah menemani Clara, mereka terlihat berbincang hangat dengan senyuman serta tawa riang Clara terdengar.

Bahkan, pemuda yang berada di samping Clara tak segan-segan mengusap lembut pucuk kepala kekasihnya, membuat Dheva yang tak jauh dari mereka menjadi panas sendiri.

ia cemburu.

Dheva segera bergegas memanggil Clara dengan nada bariton yang menggema, "CLARA !!"

Clara dan Cakra yang semulanya masih berbincang ringan seketika menoleh pada atensi Dheva yang dikelilingi aura suram.

Mata Clara membulat, obsidian nya berbinar kala melihat atensi kekasihnya yang tak jauh dari mereka berdiri.

"Eh? DHEVA !!" Teriak Clara dengan gembira seraya melambaikan tangan, hingga kakinya sedikit menjinjit supaya Dheva semakin melihat lambaian tangannya.

'Ha? apa-apaan lagi ini?" Batin Cakra.

Dheva maju dengan aura suram, tatapan mata nya menghunus siapapun yang melihat, kaos nya yang bahas mencetak tubuh proporsional miliknya.

'Seketika bersyukur sering gym', Batin Dheva sombong.

Mata Cakra memindai Dheva yang mulai beranjak mendekat, ia akui Dheva memang tampan untuk seukuran pria biasa, apalagi melihat proposi badan dan tingginya. Mungkin dia kakak nya Clara? pikirnya.

"Dheva~ hehehe" Clara tertawa kecil dengan cengiran polos menatap Dheva didepannya yang berkacak pinggang.

Hening melanda, Dheva masih dibalut emosi karena ulah Clara yang tiba-tiba menghilang, "Kenapa tadi? kenapa tiba-tiba hilang? huh?" Tanya nya dengan nada tegas.

Clara segera menunduk dan memilin ujung Hoodie yang ia pakai, bibir peach nya mempout lucu, mata nya membulat dan menatap nanar sarat rasa bersalah yang mendalam.

Kemudian ia sedikit mencuri pandang ke atas dimana raut dingin Dheva terpampang, "Eumh.. tadi Clara mau beli sosis lagi, terus ketemu anak kucing, terus jatoh, terus temennya Cakra numpahin susu, terus Cakra nolongin, terus..." Cicitnya dengan nada kecil dan terkesan takut-takut.

"Terus?" Balas Dheva dengan sebelah alis terangkat naik.

Clara segera menatap kebawah dengan cepat dan memilin kecil Hoodie kelincinya, matanya menatap liar kesana-kemari, "Terus aku mau melihara anak kucing, itu kucingnya," Cicit Clara kembali sembari menujuk kardus kecil disamping kakinya.

Terlihat beberapa anakan kucing berwarna hitam dan abu-abu terlihat, "Terus? kenapa bisa ketumpahan susu? hah?!" Tanya Dheva kembali.

ia baru sadar ketika mencium bau susu menguar dari gadis didepannya, "Itu ketumpahan !" Balas Clara setengah takut.

"Tumpahan?" Cakra yang sedari tadi diam berinisiatif membuka suara.

"Maaf, anu. Tadi Clara jatoh terus ketengah jalan, saya sama temen bawa motor panik liat dia ada di jalan, terus ga sengaja susu yang dibawa temen saya tumpah--" ia menarik nafas sebelum kembali menyambung.

"--Maaf ya bang, adek nya ketumpahan susu punya temen saya. Nanti saya tanggung jawab deh", Ucap Cakra dengan percaya diri dan terselip nada tegas dan bertanggung jawab, berusaha terlihat mengesankan didepan Dheva yang ia pikir kakak Clara.

Dheva dan Clara sama-sama melongo mendengar ucapan Cakra, "Abang?" Beo Clara.

"Abang maksudnya gimana?" Tanya Dheva bingung.

"Iya, situ Abangnya Clara kan?" ucap nya polos.

"Abang apa maksudnya? saya ini calon suaminya !!" Tegas Dheva dengan alis bertaut dan aura seram mengelilingi mereka.

"A-apa? calon suami?!"

Cakra segera menoleh ke arah Clara yang menatap polos, tidak ! ini mustahil, bagaimana gerangan anak sekelas SMP seperti Clara akan menikah dengan waktu cepat bersama seorang pria yang berpostur om-om?!

Tidak-tidak, Clara harus ia selamatkan. Ini masuk dalam ranah pedofilia, Cakra akan bertindak tegas. Pikirnya

"Iya calon suami." Tekan Dheva.

Cakra mendengus remeh, "Saya bukan penculik kok, kamu ga perlu sok sok-an jadi calon suaminya, saya tau kok Abang pura-pura gitu biar adeknya ga di culik kan?" Ujar Cakra santai dengan pandangan remeh.

"Apa maksud kamu?! saya memang calon suaminya !"

"Hahahah, ngga percaya aku" Tantang Cakra.

"Clara ! jelasin sana, biar beres. aku mau pulang, nanti kita dicariin gimana?" Tegas Dheva.

Clara tersentak, kemudian segera menatap Cakra dengan takut-takut, "E-eumh.. Cakra.. dia sebenernya pacar aku.." cicitnya.

Perkataan Clara membuat sel darah Cakra seketika membeku, "Tunggu.. apa?! beneran??pacaran?!" Tunjuknya dengan raut kaget.

'LAH?! JADI BENERAN?!' Batin Cakra syok.

Dheva bersmirk ria melihat Cakra yang terperanjat kaget.

'Makan tuh' batinnya.

_________

-TBC-

Note : jangan lupa power stone, review, dan tambahin ke perpus ya !

Biar semangat nulis hwhw

#alv

avataravatar