6 5. Lagi-Lagi Terpesona

Ini adalah Hari Rabu yang artinya kelas APSI lagi.

"Ketemu, ketemu Bu Andhita lagi... Ketemu, ketemu Bu Andhita lagi..." Richard, Dido, dan Ilyas malah bernyanyi sebelum Bu Andhita masuk ke kelas.

Sementara anak- anak lainnya sedang sibuk berdagang, rata- rata mereka menjual makanan, wajar saja kami banyak yang belum sarapan walau ini jam 10.

Aku membeli risoles yang dijual temanku. Mereka berjualan rata- rata untuk penggalangan dana keperluan organisasi ataupun pantia acara.

Tiba- tiba Bu Andhita pun masuk ke dalam kelas.

Kami pun sontak langsung duduk rapi di meja kami masing-masing.

Aku sudah kepalang tanggung mau menghabiskan risolesku yang sudah kumakan setengah.

Ini bodohnya aku, sudah jelas- jelas aku duduk di depan dan Bu Andhita bisa melihatku dengan jelas. Habislah aku saat aku menyuap sisa risolesku.

"Kamu.... kalau mau makan di luar!" gertak Bu Andhita tepat menunjuk mukaku. "Sudah tahu saya mau mulai pelajaran, kamu masih enak- eak makan!"

Aku pun langsung mengunyah risolesku hingga hancur dan kumasukan ke kerongkonganku dengan cepat

Jelas aku malu ditunjuk seperti itu oleh Bu Andhita. "Ma... Maaf Bu..."

"Saya nggak suka ya, apabila mata kuliah saya sudah mulai masih ada yang makan! Minum tidak apa, tapi kalau makan saya akan emnyuruh keluar sampai makanannya habis baru boleh masuk lagi!" ujar Bu Andhita ke hadapan kami. Namun tentu paling mengena ke aku.

Richard, Dido, dan Ilyas seperti kesenengan melihat aku dipermalukan Bu Andhita. Mereka seperti ingin menertawaiku namun ditahan- tahan. Aku yakin selepas mata kuliah ini, aku akan habis dikerjai mereka bertiga.

Aku malu banget rasanya ditunjuk dan dipermalukan sepeti itu. Mana yang lebih malu lagi adalah aku dilihat pasti oleh JP. Ini seperti rapor hitamku di kelasnya Bu Andhita.

Akhirnya Bu Andhita pun melanjutkan mata kuliahnya.

Seperti biasa, aku pasti akan melihat keaktifan JP di kelas ini.

"Galang, coba kamu jelaskan lagi apa yang Ibu sampaikan tadi kepada Teman- teman kamu mengenai tujuan dibuatnya SDLC."

"Jadi, sebelum kita membuat sistem atau program, kita perlu membuat SDLC atau Siklus Hidup Pengembangan Sistem yang mana mempermudah kita dalam membangun sistem dari awal. Salah satunya adalah kita tahu step- step dalam pembuatan sistem, lalu kita juga bisa menyesuaikan segala kebutuhan user di dalam pembuatan SDLC ini, selain itu SDLC ini akan meminimalisir segala kemungkinan kesalahan dalam urutan pembuatan function pada program. Jadi, pendokumentasian SDLC ini sangat penting dilakukan dalam membangun sistem," jelas JP.

"Benar sekali, apa yang dijelaskan Galang sudah sangat tepat mengenai tujuan pembuatan SDLC." Bu Andhita terlihat puas dengan penjelasan JP.

JP duduk paling belakang aja tetep nangkep pelajarannya Bu Andhita, tetep aktif juga, sedangkan aku, udah duduk di depan, masih bebel AJA... Mana abis ditegur tadi, makin males aja mau aktif di kelas Bu Andhita. Ini mah udah lah pasrah aja, dapet B juga Alhamdulillah deh di mata kuliah ini.

Akhirnya kelas Bu Andhita pun selesai.

Bu Andhita pun keluar dari kelas. Aku bisa bernafas lega.

"Alhamdulillah selesai!"

"Belum... Belum selesai Nya!" tegur Ayu.

"Lah?"

"Besok lusa ada makalah kelompok yang harus dikumpulin sesuai dengan kelompok tubes kita!" uajr Ayu.

"Oh iya..." Aku pun mengerucutkan bibirku. "Hari Jumat ya dikumpulin? Astagfirullah..."

"Dikerjain aja... entar beres kok!"

"Aku juga tahu Ayu..." Aku merasa ngenes dengan canda Ayu.

Tiba- tiba Richard nyeletuk dengan kencang. "Kalo mau makan di luar! "Sudah tahu saya mau mulai pelajaran, kamu masih enak- eak makan!" Richard mengikuti nada suara Bu Andhita.

Ilyas dan Dido ikut tertawa mendengar. "Tahu tuh si Nyanya, makan ga tahu tempat..." ujar Ilyas. "Mana mukanya udah mau nangis lagi tadi pas ditegur!"

Aku merasa panas mendengar ucapan Richard dan Ilyas namun berusaha kutahan saja.

Ayu hanya menepuk pundakku semabari cengengesan, antara mau bersimpati dan ingin ikutan membully.

Ayu membalikan badannya dan melihat ke arah Richard and the gank. "Chard, anak orang nangis loh!" Ayu malah ikut- ikutan.

Aku pun hanya diam saja.

"Kalian ini... kasihan Vanya, dia kan tadi kepalang tanggung mau ngabisin makanannya." Seorang Pria yang juga teman kelasku membelaku. Pria itu geleng-geleng sembari memasukan bukunya ke dalam ranselnya.

Aku tahu siapa yang bersuara, namanya Zaky Galael. Ia adalah salah satu Mahasiswa famous juga di kampusku, Ia adalah seorang anak band jazz yang sudah terkenal di Kota Bandung yang manggung dari cafe ke cafe. Band nya juga sudah masuk dapur rekaman indie. Dia adalah pemain gitar band jazz indie tersebut. Selain itu, Ia juga memiliki wajah yang menurutku tampan, berbanding terbalik dengan JP, menurutku Zaky ini sangat rapi dan klimis. Ia juga terkenal di antara adik kelas karena Ia merupakan asisten laboraturium yang mana membantu praktikum Mahasiswa, lebih tepatnya adik tingkat.

Aku tak menyangka Zaky akan membelaku.

"Kasian Vanya..." ujar Zaky sembari melirik Richard dan Dido. Ia pun berdiri dan berjalan ke luar kelas.

Aku pun hanya diam saja mendengar pembelaan Zaky.

Tiba- tiba dari belakangku seorang pria menyapaku. "Van..."

Aku pun sontak menoleh. Aku terkejut ternyata Pria yang menghamoiriku siapa lagi kalau bukan JP. "Iya Jep..."

"Gue rasa kita ngerjain makalahnya entar malem aja gimana? Gue BBM yang lainnya entar." JP berinisiatif.

Aku pun mengangguk menurut.

"Tapi lo ada urusan ga ntar malem, takutnya lo sibuk lagi Van!"

Aku pun menggeleng. "Enggak kok... Beneran ga sibuk!"

"Ok, kalo gitu! Kira- kira enaknya Kita ngerjain dimana ya Van?" tanya JP Lagi.

Aku pun berpikir sejenak.

Tiba- tiba Keisha yang duduk di belakangku menyahut. "Kalo ngerjain malem, mending ngerjain di kontrakan kita aja Nya!" serunya memberi masukan.

"Kalian ngontrak bareng?" tanya JP TERKEJUT.

"IYA!" Aku dan Keisha menyahut berbarengan.

JP hanya tersenyum dan mengangguk. "A... yaudah ide lo boleh juga tuh... mending kita ngerjainnya di kontrakan lo aja! Tapi serius kan gapapa sama temen- temen kontrakan lo yang lain?"

"Ya gapapa lah... anak kontrakan gue selow kok, kita Cuma ngontrak berempat." Keisha menyahut.

Batinku. Perasaan yang bakal kerja kelompok kan aku sama JP, kok jadi Keisha ya yang semangat nyahutin.

"Lo ngontrak di Perumahan Leuwi Indah ya?"

"Iya... Pokoknya sesudah pasar Gordon ya Jep!" balas Keisha.

"Tahu kok gue Perumahan Leuwi Indah, anak ITNB banyak yang ngekos atau ngontrak disana juga kan setahu gue!"

"Iya..."

"Blok berapa?"

"Blok C13 Jep!" sahutku sebelum Keisha menyahut.

"Oh... OK..."

"Nanti DM aja di BB, gue yang ngabarin ke yang lainnya."

"Tanya aja dulu, pada bisa atau enggak..." ujarku.

"Yang bisa aja gimana? Kan waktunya Cuma dua hari, gue besok ga bisa Van... full seharian di luar jadi ga bakal bisa bantuin ngerjain sama sekali!" ujar JP.

Orang kaya JP kapan sih ga sibuknya... udah kelihatan kali, ga bakal ada waku nyantai. Aku membatin.

"Ya udah sampe ketemu entar malem ya!" ujar JP sembari berjalan keluar kelas.

Aku memperhatikan punggungnya yang berjalan keluar kelas.

**

avataravatar
Next chapter