15 14. Survey

Akhirnya pekerjaan kami selesai, kini jam menunjukan pukul 12 lewat 20 menit.

"Udah tengah malem nih, sorry ya gue gangguin anak kontrakan lo!" ujar JP.

"Enggak kok, gapapa!" ujar Keisha.

"Udah hampir dua jam Jep kita kerja kelompok."

"Iya ga kerasa."

"Mau langsung balik Jep?"

"Iya deh, gue takut ada yang gebrek nanti kalo gue ga pulang- pulang!"

"Ya elah Jep..." Keisah geleng- geleng.

"Eh tapi gue mau download apa kek gitu..."

"Yaudah gih!" ujar Keisha.

"SNSD gitu..."

Batinku. Dasar cowok, iya sih JP kan cowok normal.

"Ini ratunya KPOP!" Keisha menunjuk aku.

"Oh iya, Vanya kan fans KPOP ya?"

Aku hanya cengengesan.

"Lo suka banget sama KPOP ya Vanya?"

"iya lumayan sih..." ujarku kalem.

"Suka banget liat boyband- boyband Korea ya?"

"Iya pokoknya gitu deh Jep!"

Batinku. Biar gue suka KPOP, tapi gue lebih deg- degannya kalo diliatin lo, Jep!

JP pun menonton youtube video SNSD.

"Jep, udah jam setengah satu nih!" tegurku sembari berdeham.

"Iya... iya gue mau balik kok ini!"

"Udah lo diusir sama temen sekelompok lo sendiri Jep!" Keisha tersenyum.

"Iya, maaf deh..."

JP pun membereskan laptopnya.

"Eh Van, kirimin foto lo ke email gue ya!"

"Buat apa Jep?" Aku keheranan.

"Buat slide persentasi kita!"

"What?"

"Entar gue aja yang rapiin lagi, percayalah sama gue!"

"Lo yang mau rapiin?"

"Iya gapapa gue aja!"

"o... OK deh Jep!"

"Foto, jangan lupa yan fotonya!"

Aku mengangguk. "Nanti gue kirimin!"

Batinku. Sejak kapan bikin slide persentasi pake foto? JP ada- ada aja deh!

JP pun akhirnya pamit untuk pulang.

Aku pun mengantar JP sampai depan pintu gerbang seperti biasa.

Ia pun mengendarai motor skuter mio nya yang memiliki box besar tersebut.

**

Keesokan harinya di kampus.

Aku pun masuk ke mata kuliah Bu Andhita pagi ini.

JP menghubungiku jika slide persentasinya sudah siap.

"Nih Vanya, lihat slide kita."

Aku pun melihat slide persentasi buatan JP di laptop milk JP.

Dengan warna background abu- abu polos dan tak lupa menyematkan logo kampus kami, jadilah cover terdepan slide PPT kami, lalu saat dibuka lembar kedua.

Enh ing eng.

Aku tercengang dengan isinya yaitu menampilkan profile picture kami berdua.

Fotonya bersebelahan.

Batinku. Astaga, Aku baru pertama kali membuat slide persentasi kuliah degan memajang foto sendiri, mana yang kukasih ke JP adalah foto selfie lagi, terus si JP malah masang foto formal dengan backgroun biru.

"Jep, ini fotonya serius harus dipajang gini?"

JP dengan penuh percaya diri menjawab. "Iya harus Van. Ini penting Van buat pengenalan profile kita sebagai penyaji persentasi."

Aku hanya mengangguk saja dan menuruti apa kata JP dan membiarkan saja foto itu terpampang.

Batinku lagi. Gue udah pasrah aja bakal dibully nanti pas persentasi, siapa juga disini mau lihat muka gue nampang di proyektor gede- gede.

Aku memang sudah pesimis dan overthinking untuk masalah bullying.

Akhirnya pelajaran pun dimulai.

Bu Andhita masuk kelas dan menerangkan materi perkuliahan, lalu satu persatu kelompok yang sduah dijanjikan pun maju untuk persentasi.

Akhirnya begitu dua kelompok selesai, pas sekali dengan habisnya mata kuliah Bu Andhita.

Bu Andhita pun berpesan kepada Aku dan JP. "Slide kalian dikumpulkan saja ya, tidak usah persentasi tidak masalah karena waktunya juga sudah mepet, Ibu harus kejar materi baru minggu depan. Paling lambat Ibu tunggu sampai besok pagi slidenya."

Aku dan JP hanya tersenyum mengiyakan kata- kata Bu Andhita.

Begitu Bu Andhita keluar, JP pun mengirim slide tersebut ke email Bu Andhita. "Done ya Van."

"Jep, hehehe... Semalem kita ngapain ya?" tanyaku.

"Yaudahlah..." Jp bersikap tetap cool dan santai.

**

Aku menghadiri rapat pansus LDKO malam ini.

Agenda rapat kali ini adalah menentukan lokasi MALAM INAGURASI LDKO. Dimana malam itu adalah malam puncak dan acara terakhir dari penutupan rangkaian acara LDKO yang baru akan diadakan bulan depan.

Dari semua seksi kepanitiaan memberikan rekomendasi tempat. Berdasarkan kesepakatan, acara akan diadakan di daerah Sumedang. Kami harus melakukan survey lokasi calon villa- vila yang akan kami sewa.

JP pun sudah menghubungi para pemilik villa agar kita dapat mensurvey villa tersebut.

"Lo bisa ga Randy, besok? Lo kan seksi logistik jadi harus ikut."

"Sumpah Jep, kaga bisa gue besok... mau banget dah gue ikut tapi... kuliah gue full," ujar Randy.

"Tapi lo bisa kan Jar?"

"Bisa lah Jep, gue kan seksi acara jadi harus ikut," jawab Fajar.

"Cewenya siapa yang ikut?"

"Gue sama Nyanya sih besok kuliahnya Cuma satu Jep, itu pun pagi doang!" ujar Rana tiba- tiba. "Jadi Gue besok bisa ikut, mungkin Nyanya juga bisa ikut."

"Oh iya?" JP menatapku. "Iya? Besok Vanya bisa ikut survey tempat?"

Batinku. Iya deh, Gue ga bisa ga meleleh kalau ditatap JP kaya gini. Aduh Nya, halu terus hobinya. Sebenernya asli gue males banget ke Sumedang jauh, duh pasti pegel banget nyetir motor kesana tapi kalo JP yang minta, gue ga bisa nolak.

"Aku usahain, insyaAllah ya Jep."

"Thanks ya Vanya."

Aku pun hanya mengiyakan saja permintaan JP.

**

Hari ini pun kita pergi ke Sumedang.

Aku membawa mtorku bersiap berpetualang menuju Sumedang.

Saat di parkiran motor kampus.

"Nya, kita Cuma bergi berempat jadi Lo ga perlu bawa motor sendiri. Kan pas satu- saru kita dibonceng sama Fajar dan JP," UJAR Rana.

"Yang bener Ran?"

"Iya lah bener."

Akhirnya tak lama JP dan Fajar pun tiba dengan mengendarai motor mereka masing- masing.

Kini motor yang dikendarai JP bukan lagi motor mio berbox besar andalannya, namun kini Ia membawa motor RX King yng entah milk siapa, sedangkan Fajar membawa motor Bison. Dua- duanya sama saja, sama- sama motor besar yang susah kunaiki.

"Jep, Gue sama lo ya!" ujar Rana.

"OK Ran, naik aja!"

JP tampak sangat gagah mengenakan jaket kulit hitam dengan bawahan jeans belel andalannya. Helm full face nya pun tak menghalangi auranya di mataku.

"Nya, naik ayo!" ujar Fajar.

"OK, Jar."

Aku pun memakai helmku dan menaiki motor Fajar.

Kami pun mulai berpetualang menuju Sumedang yang jaraknya cukup jauh, kira- kira di perjalanan kami menghabiskan waktu dua jam untuk mencapai daerah villa yang ingin kita survey untuk malam inagurasi LDKO.

Batinku. Untung Aku tak digonceng JP, kebayang ga seberapa deg- degan dan jantungannya Aku kalo sampe yang ngegonceng JP? Duh bisa keringat dingin ga tuh kalo sampe Aku harus digonceng JP? Alhamdulillah ya Allah Aku ga digonceng JP.

Jalan yang berkelak – kelok dan dengan medan yang tak mudah kami berhasil lewati.

Tibalah kami di sebuah halaman villa yang dimana satu kawasan tersebut terdiri dari dua villa yang sama- sama besar.

Kami memang membagi dua rumah karena satu rumah untuk kami para panitia bersinggah, sedangkan satu rumah lagi tentu untuk para peserta LDKO istirahat.

Rumah dengan bercat hijau muda ini nampak sangat asri karena banayk ditumbuhi tanaman, lalu ada pula kolam renang di pertengahan lapangan. Kami pun berkeliling ke semua bagian villa tersebut, memang arsitekturnya juga sudah modern dan juga barang- barangnya terawat sehingga sama sekali tidak tampak jika villa ini adalah rumah tak berpenghuni.

Akhirnya setelah prosesi tawar menawar dan negosiasi, kami pun sepakat menyewa villa tersebut karena dirasa pas untuk menjadi area LDKO, dikarenakan halamannya juga sangat luas dan bisa dibuat berbaris dengan leluasa oleh para peserta LDKO nantinya.

Aku pun berfoto- foto di halaman rumah dengan membawa rumput ilalang dan bunganya. Aku sangat menyukai foto hasil jepretan DSLR Rana ini.

JP dan Fajar juga tak kalah asyik berfoto.

Kami berempat pun tracking berjalan kaki menuju ke perbukitan yang letaknya setelah kebun teh di daerah tersebut.

Kami seakan- akan sedang membolang, menyusuri sawah dan kebun teh.

Saat di kebun teh, kami pun berfoto lagi karena pemandangannya sangatlah cantik dimana di belakang kami terbentang hamparan kebun teh disertai gunung yang cukup jelas.

JP berfoto sendiri sembari menaruh tangannya di saku jaketnya. Gantian, FAjar juga berfoto di spot yang sama.

Lalu kami pun akhirnya di perbukitan yang akan kmi jadikan tempat untuk end game dari penutupan LDKO.

Bukitnya cukup curam dan tinggi.

Aku pun menaiki bukit yang tinggi itu namun hampir gagal.

Tiba- tiba seseorang menawarkan tangannya.

Aku melihat siapa yang menawariku bantuan.

"Sini Van kalo mau naik."

Aku pun terdiam sesaat saat tangan itu datang.

**

avataravatar
Next chapter