14 13. Akhir Penantian

"Happy Birthday Nyanya!"

Aku terkejut ketika aku pulang dari kuliah, ada Fira dan Tiara yang sudah menyiapkan suprise ulang tahun untukku.

Keisha langsung memelukku, " Selamat ulang tahun Nyanya!"

"Thanks Kei!" Aku memeluk balik Keisha. "Makasih juga Fir, Ra!" Aku pun mengungkapkan ekspresi terkejutku seperti orang- orang yang ada di film- film. Hari ini tepat pertambahan usiaku yang ke-20.

Aku pikir tak akan ada kejutan papun dari teman- teman kontrakanku namun ternyata mereka baru memberikannya di sore hari sewaktu aku dan Keisha pulang kuliah yaitu jam 5 sore ini.

Mereka bertiga memberikan kejutan donat Jco yang dikasih lilin.

"Tiup lilinnya Nya!"

"Jangan lupa make a wish juga Nya!"

Aku pun memejamkan mataku membuat sebuah harapan. Ya Tuhan, semoga aku tidak terus- terusan mendapatkan crush, aku mohon aku bisa menemukan seseorang yang tulus mencintai dan menyayangiku.

Ini adalah 'make a wish' yang serius mengenai percintaan pertama yang aku minta seumur hidupku. Aku pikir aku sudah cukup dewasa untuk meminta harapan seperti ini.

Akhirnya aku pun meniup lilin.

Aku pun mengambil lilin- lilin yang menancp di atas donat- donat tersebut.

Aku menyuruh mereka mengambil sendiri saja donatnya.

Mereka selain itu menghadiahkan aku sebuah boneka yang dibungkus plastik kado transparan.

"Makasih ya hadiahnya!"

"Iya Nya!"

Aku pun bercengkrama dengan mereka bertiga sesudah ini.

Melihat sudah menunjukan pukul 6, aku pun memutuskan untuk mandi dan melanjutkan sholat maghrib.

Sebelum ma di, aku mengirim BBM kepada JP.

Aku: JP, nanti jam 8 jadi ke rumah?

Tidak lama, JP membalasnya.

JP: Iya Van, jadi kok! Tunggu gue ya!

Aku pun tersenyum simpul melihat pesan balasan dari JP.

**

"Temen- temen aku mau ada kerja kelompok lagi disini, kalian ga keberatan kan aku bawa temen lagi buat kerja kelompok?"

"Sok wae Nya! Banyak ga temennya Nya?" tanya Tiara.

"Cuma satu kok!"

"Siapa Nya?" tanya Keisha.

"JP, Kei."

"JP yang pemain piano itu?" tanya Fira seperti excited mendengarnya.

Aku mengangguk. "Iya Fir, JP siapa lagi emangnya!"

"Oh, Cuma berdua sama JP sekarang kerja kelompoknya?" tanya Keisha.

"Ini kelompok persentasi buat besok yang nilai kuisnya kurang Kei! Aku kan sekelompok berdua doang sama JP, BU Andhita yang nunjuk."

"A... iya- iya!"

Akhirnya aku pun menyiapkan dahulu semua mater iang akan dibahas dan dimasukan ke dalam slide persentasi kami.

Waktu masih pukul 7, artinya JP masih akan datang satu jam lagi.

Tak terasa aku menunggu sudah satu jam. Kini waktu sudah pukul 8 tepat.

JP belum hadir. Aku pun mengirim pesan BBM kepada JP.

Aku: JP udah dimana?

Aku enunggu balasan dari JP.

Lima menit kemudian, Ia pun membalasnya.

JP: Vanya kalau kerja keliompoknya diundur jam 9 gimana?

AkU pun berpikir sejenak. Aduh malem juga ya.

Aku pun tak punya pilihan menyetujuinya.

Aku: Ok jep. Lo masih meeting ya?

JP: Iya nih ternyata ada sedikit masalah jadi gue ga bisa ijin cabut meeting cepet.

Aku: Gapapa Jep. Lo selesein dulu aja meeting lo baru kalo udah kelar kita kerja kelompok.

Akhirnya aku pun melanjutkan mengerjakannya.

Fira keluar dari kamarnya. "Ini udah jam setengah 9 Nya, JP belum dateng?"

"Belum nih Fir!"

"Jadi ga?"

"Jadi kok. Tapi emang dia masih ada urusan lain dulu, jadi agak telat datengnya."

"O... gitu, udah confirm?"

"Udah kok. Emang kenapa sih Fir?"

"Gapapa kok, tapi kasihan kamunya udah kemaleman buat ngerjain tugas."

"Hehehe udah biasa."

Fira pun akhirnya masuk ke kamar lagi.

Aku pun menunggu Jepe lagi di ruang tamu.

Akhirnya waktu sudah menunjukan pukul 9 lewat. Aku kembali menghubungi JP.

Tiba- tiba Keisha keluar dari kamar.

Dia sembari mengucek- ucek kedua matanya.

"Loh, JP manya Nya?"

"Belum dateng Kei. Ini baru mau BBM lagi." Aku mengetikan pesan kepada JP.

"Oh..." Keisha pun berjalan menuju dapur.

JP: Van, maaf banget ya... ternyata gue belum selesai. Gue janji etengah jam lagi ya.

Aku: Yaudah Jep, gapapa kok. Slow aja!

Aku pun memakluminya. JP kan emang sibuk banget, ikut di banyak kepanitiaan, ya wajar lah gue harus nunggu dia, gue ga masalah kok.

Keisha pun kembali dari dapur. Ia mengenggak air mineral yang dibawanya di gelas yang baru dia ambil dari dapur.

"Si JP jadi ga sih kerja kelompok? Udah jam segini loh..."

"Jadi, jadi kok Kei tapi dia ngaret jam setengah 10 jadinya."

"Serius setengah 10?" Keisha pun melihat ke arah jam dinding. "Sekarang aja udah hampir jam 9 lewat 15." Ia pun geleng- geleng dan masuk kembali ke kamar.

Aku pun mengangkat kedua bahuku. Yaudah sih dia kan sibuk, ya gapapa juga. Gumamku pada diri sendiri.

Akhirnya aku menunggu lagi.

Kini sudah hampir jam setengah 10. Aku kembali melihat Hpku dan JP tak memberiku kabar.

Aku pun mengambil Hpku.

Kalo aku BBM dia, kira- kira dia kesel ga ya? Kira- kira dia risih ga ya? Aku udah nanyain dia dari tadi. Aku perlu BBM lagi ga? Mungkin sekarang orangnya lagi di jalan. Udah deh ga usah.

Aku pun kembali menunggu.

Akhirnya waktu sduah pukul 10 kurang 5 menit.

Aku pun melihat Bbku dan belum ada pesan.

Tak lama, ada pesan BBM masuk.

JP: Van, sorry banget... ternyata baru selesai, gue baru mau ke rumah lo sekarang. Gapapa kan?

Aku: Udah jam 10, gapapa lo nya kalo ke rumah gue jam segini?

JP: Gue selow, justru gue khawatir karena kontrakan lo kontrakan cewe, takut ganggu temen- temen lo.

Aku: Gue udah ijin ke mereka kok. Gapapa selow aja ama temen kontrakan gue.

JP: Ok deh kalo gitu.

Aku pun menunggu lagi sampai JP datang sesuai janjinya.

Jam menunjukan pukul 10 lewat 20, JP belum juga datang.

Tiiinnn...

Aku pun terkeswima mendengar suara klakon motor di depan rumah. Aku pun bergegas membuka pintu gerbang.

JP akhirnya datang juga.

Ia memarkirkan motornya di teras rumahku.

JP pun membuka helmnya dan turun dari motornya.

"Van, sorry ya gue telat."

"Gapapa Jep, masuk aja yuk!"

Jp pun masuk ke dalam rumahku.

Ia menyodorkan sesuatu kepadaku.

"Loh apa nih Jep?"

"Bukan apa- apa kok... anggep aja sedikit rejeki buat anak- anak kontrakan."

Aku pun melihat isi keresek yang dibawa JP untukku. Ternyata isinya berbagai macam gorengan, dari bakwan, tahu isi, dan lain- lain.

"Makasih loh Jep. Ga usah repot- repot aturan."

"Gapapa kok Van, sama sekali ga ngerepotin."

Akhirny JP pun memasang laptopnya. Ia mencolokan charger laptopya dahulu di colokan yang tersedia.

"Jep, lo udah nyari- nyari materinya kan?"

"Udah.. udah kok. Lo juga udah kan?"

Aku mengangguk. "Iya, udah kok."

Akhirnya kami pun baru mulai mengerjakan tugas jam setengah 11 malam. Kami pun fokus berdiskusi.

Aku tak pernah gagal mendengar pendapat dan pemikiran JP. Ia benar- benar serius dan merupakan teman yang sangat baik untuk diajak bertukar pikiran, serta bisa menerima masukan dan mendengarkan dengna baik pendapat orang.

Jujur, aku walaupun satu organisasi dengna JP, namun kami kan beda departemen jadi aku sama sekali kurang interaksi dengna JP di BEMT, bahkan aku saja baru tahu JP gara- gara dia sekelas APSI denganku. Padahal, sebelumnya sudah pernah ikut LDKO bareng, ikut jadi pengurus BEMT magang bareng, tapi aku sama sekali ga kenal dan hanya tahu selewat saja dan benar- benar defini selewat itu benar karena hanya pernah dengar nama, tapi tidak tahu yang mana orangnya. Ketika dari dulu sudah banyak yang kepo dan cari tahu tentang JP, aku baru tahu siapa itu JP yang kenyataannya dia sangat famous di jurusanku. Bayangkan saja, total mahasiswa jurusanku dia angkatanku ini hanya sekitar 120 orang saja, tapi aku tak tahu anak yang famous seperti JP ini.

Ini aku keterlaluan ga sih? Aku kelewat kuper apa enggak sih apa gapedulian sih?

"Vanya, ini gimana menurut lo? Kita masukin ga contoh DFD nya?"

"Masukin aja Jep, biar tambah lengkap."

"Kebanyakan ga ya ntar jelasinnya kita? Kan paling persentasi 15 menit doang."

Batinku. Ya ampun Jep, 15 menit berdiri di depan kelas persentasi itu udah lama banget buat gue, gue tahu itu mah ga berlaku buat lo.

"Yaudah terserah JP aja kalo gitu."

"Yaudah deh masukin aja, gue bisa kok jelasin selewat doang, soalnya mungkin ada yang bakal nanya contohnya, jadi kita udah nyiapin contoh sebelum ada yang nanya."

Gumamku dalam hati. Iya Jep, iya... gue tahu lo mah preparation nya pasti maunya yang mateng semuanya.

"Iya Jep, gapapa terserah JP aja."

Tidak lama Keisha pun keluar dai kamar dan Ia pun menghampiriku dan JP. Ia mengucekan matanya.

"Eh, Jp lo dateng jam berapa kesini? Kasian lo ngePHPin anak orang buat kerja kelompok!" tegurnya.

"Eh Kei, iya nih gue juga ngerasa bersalah banget udah janji sama Vanya dari tadi tapi malah jadi ngaret kebangetan ngaret."

Keisha pun melihat ke jam dinding. "Udah jam 12 kurang 10 menit nih."

"Iya ya udah hampir jam 12 nih." Aku menimpali.

Keisha pun terbelalak melihat di ruang tamu tak ada apapun.

"Loh Nya, Jepe ga dikasih minum?"

Aku pun tertegun. "Oh iya, JP mau minum apa?"

Jp pun menggeleng. "Enggak, enggak usah repot- repot Van, air putih aja."

"Gue ambilin dulu ya!"

"Nya, sama Jco nya sekalian lah tawarin ke JP. Masih ada beberapa potong kan?"

"Oh iya KEI BENER." Aku pun juga baru ingat soal JCO yang tadi buat ulang tahunku.

Aku pun bergegas menuju dapur.

Aku membawa segelas air dan membawa Jco yang sudah ditaruh di piring plastik. JP pun berdiri membantuku membawa piring yang berisi Donat JCO.

"Ga usah repot- repot padahal Van, air putih cukup."

"Enggak Jep, ga repot kok!"

"Iya Jep, gapapa kok, itu lagian JCOnya JCO ulang tahunnya Vanya."

"Vanya ulang tahun? Kapan?" JP menyipitkan matanya.

"Ucapin ulang tahun gih Jep sebelum jam 12 tepat, masih ada waktu 5 menit lagi nih!" tegur Keisha.

Aku pun sontak melihat ke jam dinding.

"Gue mau ngucapin selamat ulang tahun ya buat Vanya, yang ke berapa ini?"

"20."

"Semoga panjang umur, sehat selalu, dan yang terakhir pastinya, agar semua doa dan keinginannya dikabulkan."

"Aamiin."

Ucapan JP terdengar sangat tulus entah memang perasanku saja atau benar kenyataannya.

"Donatnya udah boleh gue makan nih ya?" tanya JP.

"i... Iya... Boleh kok Jep! Makasih yah atas ucapannya!" ujarku malu- malu.

Batinku. Ini adalah pertama kalinya aku diucapkan ulang tahun secara khusus oleh seseorang yang aku punya perasaan kepadanya. Tepat sekarang jam 12 malam. Aku tak tahu ini adalah permulaan yang baik atau tidak di usia baruku ini yang sudah menginjak kepala dua.

**

avataravatar
Next chapter