webnovel

1. Kenangan itu membuatku pening

Jika bisa diungkapkan dengan kata-kata, mungkinaku memang wanita paling beruntung saat ini. Memiliki keluarga yang utuh, sekolah yang diinginkan, memiliki kebebasan dengan hobi apapun, pacar yang menyayangiku dan aku juga menyayanginya. Tapi ternyata aku tidak sebaik itu. Terlalu membosankan. Semua terjadi sesuai keinginanku walaupun tidak sempurna. Aku merasa luar biasa saat ini, menjadi pendaki gunung, Yapp hobi yang ekstrem dan masih terhitung jarang bagi perempuan. Menjadi wakil ketua OSIS dan bekerja sama dengan orang-orang yang cukup hebat dan menjadi lingkungan positif bagiku, yang sebenarnya mudah terbawa arus. Apapun itu. Ibadahku semakin hari semakin baik. Tinggal di kosan, satu atap dengan orang-orang baik tentunya. Puja dan Laela adalah teman sekamarku. Mereka adalah saudara sepupu. Dua orang lagi Bambang dan Agus yang tinggal di lantai atas. Makan bersama, belajar bersama, bercanda bersama. Khususnya aku yang baru mengenal mereka, tapi sangat terasa kekeluargaannya. Kosan pacarku tak begitu jauh dari sana. Seringkali kita lari pagi berdua, pacaran dengan modus olahraga. Tapi memang nyatanya kita olahraga. Salah satu anugerah yg besar aku mendapatkan laki-laki seperti ini. Cinta pada pandangan pertama, mitos atau fakta? Nyatanya aku merasakannya.

Oh bukan, lebih tepatnya saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Ia tampan, berkharisma, putih, tinggi, pintar, kreatif dan lembut. Kekurangannya? biar sajalah aku saja yang simpan. Giginya yang rapih, bibirnya yang seksi, mata coklatnya yang sumringah,alis dan bulu mata yang tebal, perpaduan senyum yang menawannya tdak ada yg mengalahkan. Begitulah namanya jatuh cinta, semuanya pasti terlihat indah. Tapi memang indah. Ia tak pernah marah, tak pernah membentak apalagi kasar. Ia sama sekali tak mau menyentuhku kecuali gandengan tangan. Ia akan selalu menjaga kehormatanku apapun yang terjadi sampai kita menikah nanti. 4 tahun berlalu, apalah daya aku wanita biasa yang tidak sebaik itu. Aku memutuskan untuk mengakhiri semuanya. Tolol. Ungkapan yg cocok untuk diriku saat ini. Akutak menangis hari ini, tapi atas keputusanku yang ceroboh ini suatu saat aku akan menangis lebih dalam lagi dari pada sakit yang dia rasakan.

Yah kenangan indah memang tak akan hilang selama aku masih hidup. Pening, sesak, berteriak dalam asa, pecahan kenangan itu semakin lama semakin menyayat hatiku rupanya. Kaca yang aku pecahkan sendiri pada akhirnya melukai diriku sendiri.