1 Tersesat di Hutan

kala itu terik matahari cukup kuat hingga beberapa orang dari jauh, ku liat bergegas mempercepat langkah kakinya. ya, wajar saja karena saat itu musim kemarau, sudah hampir 2 bulan tidak turun hujan seingatku.

eda, eda,,

terdengar seseorang memanggilku dari luar rumah, aku yang sedang berbaring kemudian bergegas menuju pintu. lalu tanyaku" ada apa?", bang Deo ajak kamu mancing dia suruh aku panggil kamu, ikut apa gak? "jawab yusman. belum sempat berpikir ikut atau tidak aku spontan menjawab "ini panasnya terik sekali,bisa hitam kulitku. hahaha" dan lanjutku" aku ikut, kalian tunggu saja sebentar aku mau ambil perlengkapan pancing dan lain-lain. o iya, umpan nya sudah ada? tanyaku. kalau itu sudah ada, ayo mari cepat sedikit biar gak keburu sore."jawab yusman dengan spontan"

satu hal yang aku lupa saat itu, aku tak bertanya kemana pergi memancing...

kami pun pergi dengan minta di antar menggunakan sepeda motor, sekitar 20 menitan dari rumah, kami sudah sampai di lokasi. belum sempat melihat sekitar lebih jauh, aku sibuk memperbaiki topi, celana panjang , ya kalian tau kalau di hutan sangat banyak nyamuk, kemudian peralatan mancing.

kami ada 7 orang dan semuanya laki-laki, ini cukup menjanjikan karena tidak perlu takut jika ada hal-hal yang mengancam.

bang Deo berjalan duluan untuk memimpin mencari lokasi tempat pemancingan, aku hanya diam sembaring berjalan dan mengamat-amati sekitar sungai yang dekat sekali dengan hutan. cukup seram tempat ini bang"kataku", kemudian bang Deo menjawab"di sini kata orang ikannya banyak, jalannya cepat sedikit biar kita nanti pulang gak kemalaman".

cukup jauh kami masuk kedalam hutan mengitari sungai, hingga kami menemukan spot yang the best lah. benar kata orang kalau di situ ikannya banyak, kami cukup beruntung mendapatkan ikan yang banyak. pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, terus seperti itu sampai kami tak sadar, ee kalau kami sudah sangat jauh dari jalan umum. waktu sudah agak malam, temanku yang lain bertanya kepadaku " sudah jam berapa da?" sahutku"aku gak tau, tidak bawa hp, mungkin jam 6 lewat lah"sambil melihat ke atas.

panas terik hari itu ternyata agak sedikit aneh, sangat cepat sekali gelapnya hari. hingga kami bergegas pulang. kami kembali, tapi ada yang aneh kenapa tak kunjung sampai. bang Deo yang mengajak kami juga sampai bingung, "ini jalan yang kita lalui ketika pergi kog gak sampai-sampai kita ya"katanya. aku berjalan paling belakang hanya terdiam dan memang aku juga lupa jalan untuk kembali. ini pengalaman ku pertama, masuk kedalam hutan yang cukup jauh kedalam. hari semakin gelap, tak ada satupun alat yang menghasilkan cahaya yang kami bawa. berjalan dan terus berjalan tapi jalan pulang tak kunjung di temui. hingga spontan aku mengatakan "kita tersesat ya bang" bang Deo pun agak kesal mendengar apa yang ku katakan" jangan bilang kayak gitu, kita sudah dekat"

aku ingat, bang Deo berusaha sangat keras menyakinkan dirinya dan tentu juga kami, bahwa ini jalan yang tadi kita lewati kog gak sampai-sampai ya kita? kami pun bingung. aku coba berpaling melihat beberapa temanku, terlihat wajah mereka menunjukan kegelisahan, ketakutan, ya ku kira itu sangat wajar sekali. kami coba mengitari sungai untuk mencari ujungnya tapi tak juga dapat menemukan jalan, semakin lama kami semakin tak terkendali, asal jalan saja. ya memang situasinya sangat gelap sekali, kami semakin menunjukan ketakutan, pancing kami saling bersangkutan di bahwa pohon-pohon kecil, dan terpaksa kami harus buang, tentu ini untuk mempercepat langkah kami, begitu juga dengan hasil tangkapan ikan kami, kami juga buang semuanya. dalam benak kami, yang penting selamat! hingga penglihatan kami mulai kabur dan tak jelas, bang Deo saat itu pakai baju hitam, dia langsung lepas baju, ini aku disini dan cukup jelas kami melihat dia. sebelum jauh pergi, aku punya ide" itu biar bang Deo yang didepan saja, yang lain pegang pundak bang Deo dan yang di belakang pegang baju dan seterusnya pun begitu, aku ingat saat itu aku yang paling belakang. kami seperti tentara saja, supaya tidak terpencar kami harus pegang baju kawan dengan sekuat mungkin, beberapa kali kawanku harus kesakitan karena terinjak duri, kebentur pohon, terkena ranting-ranting. tapi tak ada kata berhenti, kami terus maju dan maju terus dengan rasa takut.

bang Deo pun berhenti, dan kami melihat sesuatu yang sangat aneh, bang Deo mencabut sebuah pohon kecil dan membalikan pohon kecil itu dengan akarnya di atas atau membalikkan pohon tersebut,lalu berkata"tunjukkan kami jalan, kalau tidak aku balikkan tanah ini". ayo kita harus pergi cepat dan jangan lupa berdoa terus, "lanjutnya". aku sangat ingat, baju kawanku di depan beberapa kali terkoyak karena kuatnya tarikan tanganku, dan yang lain juga begitu. ketakutan, kegelisahan, kelelahan, semua campur jadi satu, hingga beberapa orang temanku menangis, dan dalam posisi masih berjalan. menunduk kami menunduk, lompat kami melompat, semua itu instruksi bang Deo karena dia berada di posisi depan. sandalku hilang, dan tak mungkin kembali mencari itu, duri terinjak, ranting tak ku hiraukan ,pokoknya tetap maju terus.

kami berhenti sejenak, melihat ke atas dan saling berdoa. napas yang tersendak sendak pertanda kelelahan kami. kira-kira sekitar jam 9 jika melihat bulan, itu tandanya kami sudah tersesat selama 3 jam di dalam hutan. aku coba melihat ke sekeliling, tampar ada cahaya lampu sangat jauh sekali, aku pun spontan " itu disana ada cahaya lampu mungkin ada perumahan di situ" bang Deo menjawab" tapi kalau kita kesitu jalan nya sangat sulit melewati, banyak semak belukar, semak duri juga." aku pun terdiam sejenak. kemudian lanjutku" sudah kita pelan-pelan saja jangan terburu-buru semoga Tuhan melindungi kita".

kami pun berjalan, sangat sakit sekali terinjak semak duri, wajah ku beberapa kali terkena goresan daun rumput hingga harus terluka ringan. but that's no problem, yang penting selamat dulu.

dan akhirnya, kami sangat bersyukur, ternyata memang ada pemukiman warga di situ, kami pun sangat lega, langsung terduduk. beberapa warga di sana melihat aneh dan bertanya sedang apa kalian? bang Deo menjawab santai seolah tak ada masalah mungkin malu jika mengatakan kami tersesat "gak, kami dari saja mau pulang ke sana".

dan untungnya pemukiman itu di ketahui oleh bang Deo, beberapa kali dia pernah lewat pemukiman itu. kami tak lama, langsung bergegas pulang, dan kalau tidak salah sekitar 1 jam aneh kami harus berjalan. ya ketika keluar Hutan, kami hanya melihat Hutan tersebut tak terlalu besar. tapi kenapa sangat sulit keluar. dan itu mungkin pertanyaan sulit yang kami juga tidak tau jawabannya.

bersyukur bisa keluar dengan selamat,,

dan kalian bisa bayangkan bagaimana penampilan kami saat itu?

avataravatar