9 .009.Paket Misterius

Wilma Herdian menunggu jawaban Andi Nugraha. Yang ditunggu hanya menatapnya sambil mengulas senyum.

"Wil, ayo, dong, nyumbang lagu, bareng mas Andi. Kata mas Andi, kamu jago nyanyi." Siska Tamam, salau satu rekan travel agent tiba-tiba saja sudah bergabung di meja mereka berdua. Menyodorkan mic ke hadapan Wilma Herdian.

Wilma Herdian menatap Andi Nugraha, dengan tatapan keberatan. Menggeleng pelan.

Andi Nugraha beranjak, menawarkan tangannya. "Ayo. Satu lagu aja. Sambil nunggu jam makan siang."

Apa? Wilma Herdian mendelik. Menggeleng lebih keras. Bahaya kalau ia gugup nanti. Bisa mendadak mulas. Apakah Andi Nugraha lupa kelemahan Wilma Herdian yang satu itu?

"Nyanyi, nyanyi, nyanyi." Beni Tano, rekan travel agent lain menyoraki, diikuti yang lain.

Mau tidak mau, Wilma Herdian berdiri. Menarik napas, membuang napas. Menenangkan diri.

"Ben, pinjem gitar lo, ya." Andi Nugraha langsung mengambil alih gitar yang sedang dipegang Beni Tano.

"Kak Andi ...." suara Wilma Herdian lirih.

"Tenang aja, gak usah gugup. Atau merem aja, deh. Lagu I Like You So Much, You'll Know It, ya. Aku suka lagu itu." Andi Nugraha ikutan berkata lirih. Wilma Herdian mengangguk pelan. Kemudian mengikuti saran Andi Nugraha. Memejamkan matanya.

[I Like You So Much, You'll Know It dipopulerkan oleh Ysabelle Cuevas]

Andi Nugraha mulai memetik gitarnya. Memulai intro dan menyanyikan lirik pertama. Wilma Herdian dengan mata terpejamnya tampak mengikuti petikan gitar Andi Nugraha, dan mulai menyanyikan lirik berikutnya.

Semua yang hadir tampak terpana.

Suara Wilma Herdian, yang di awal terasa sumbang, namun setelah kepercayaan dirinya mulai tumbuh, suara aslinya yang merdu membuai yang hadir. Ditambah suara Andi Nugraha yang tidak kalah indah, dengan iringan gitarnya. Membuat suasana di gazebo serasa dalam sebuah konser.

Setelah lagu usai dinyanyikan. Andi Nugraha memetik gitarnya sekali lagi, dengan lagu yang berbeda. Lagu 2002 yang dipopulerkan Anne-Marie.

Kembali Andi memulai lirik awal lagu, dan petikan gitarnya mengiringi suara merdunya. Seketika wajah Wilma Herdian terlihat bersemu merah.

Lagu ini mengingatkannya akan kenangan masa kecil mereka. Ya, ampun, kak Andi, tega banget, deh! Wilma Herdian membatin. Namun, tak urung ia ikut menyanyikan lirik selanjutnya. Dengan kepercayaan diri penuh.

Usai menyanyikan lagu kedua, mereka pun kembali ke meja makan, diiringi tepuk tangan dari para pendengarnya. Mereka benar-benar tidak menyangka Wilma Herdian memiliki kemampuan dalam olah vokal.

Tidak lama, waktu hampir memasuki jam makan siang, tiba-tiba saja mobil milik TTO Bogoria, yang biasa digunakan oleh Rudi Setiawan, tiba di depan gazebo.

Ketika pintu mobil perlahan terbuka, Rudi Setiawan terlihat turun dari mobil sedan biru, diikuti Kartika Sari dan Rere Walid.

Rere Walid dan Kartika Sari masing-masing membawa satu boks besar–yang Wilma Herdian tebak berisi makanan, menuju tempat Wilma Herdian dan Andi Nugraha duduk.

Mereka berdua menaruh kedua boks tadi, tepat di atas meja Wilma Herdian dan Andi Nugraha duduk menanti. Kedua boks langsung dibuka oleh Rere Walid dan Kartika Sari.

Setelah menyingkirkan boksnya, barulah Wilma Herdian melihat kue tart hias dengan ucapan 'Selamat Ulang Tahun' untuk dirinya. Spontan, semua yang hadir mengucapkan selamat ulang tahun. Hal ini tentu saja membuat Wilma Herdian terpaku sesaat.

Wilma Herdian terlalu fokus dengan pekerjaannya selama dua bulan ini. Memikirkan nasib kedua adiknya, agar kelak bisa mendapatkan bea siswa. Sehingga melupakan hari lahirnya sendiri. Kini Wilma Herdian berusia 19 tahun.

Wilma Herdian mengalihkan pandangan dari kue tart hias itu kepada Andi Nugraha. "Terima kasih, Kak. Kakak masih ingat ulang tahun Wilma."

Andi Nugraha menjawab dengan senyuman.

Setelah perayaan hari itu, Wilma Herdian menjalani hari-harinya seperti biasa. Bekerja dari Senin hingga Jumat dengan shift pagi atau siang. Libur di hari Sabtu atau Ahad di setiap akhir pekan.

Sosok CEO selama sepekan belum terlihat. Biasanya, sebelum ajakan makan siang atau malamnya diterima, setiap dua pekan sekali William Lee akan datang ke TTOnya. Mengganggunya, dengan merayu hingga memaksa, agar mau menerima ajakan makan siang.

Sepekan kemudian berlalu. CEO botak tapi ganteng itu, belum juga menunjukkan batang hidungnya.

Wilma Herdian menjadi penasaran, mengecek jadwal penerbangan yang biasa William Lee booking. Bahkan hingga me-retrieve booking penerbangan sebelumnya–dua pekan lalu. Seharusnya, William Lee sudah kembali pulang di hari Selasa, seperti biasanya. Dan di pekan berikutnya akan melakukan reservasi ke tempat tujuan yang lain.

Pekan demi pekan berlalu, hingga tanpa terasa, Wilma Herdian sudah melewati masa percobaan kontrak kerjanya. Mulai mempersiapkan berkas-berkas dokumen yang diperlukan untuk mengajukan bea siswa bagi kedua adiknya.

Rudi Setiawan tampak terlihat puas, Wilma Herdian bisa melewati masa percobaannya dengan baik. Tanpa ada gangguan dari CEO yang selalu mengejar-ngejar karyawan barunya itu. Sepertinya William Lee memegang janjinya, untuk tidak mengganggu masa percobaan Wilma Herdian.

Namun, ke manakah William Lee selama empat pekan lebih itu? Tidak biasanya ia menyerah begitu saja, saat menginginkan sesuatu. Bahkan Ronald Nasution, yang biasa mengurusi segala keperluan bosnya pun tidak terlihat mengunjungi TTO Bogoria. Meski penasaran, Rudi Setiawan tidak tergoda untuk menghubungi sahabatnya sejak masa kuliah dahulu. Biarlah TTOnya mengalami masa tenang seperti sedia kala.

Satu hari berikutnya, di siang hari yang terik, saat Wilma Herdian mendapat giliran shift siang hingga malam, datang kurir membawakan paket khusus untuk dirinya.

Wilma Herdian yang merasa tidak memesan apa pun tentu saja menjadi heran. Memastikan nama penerimanya adalah dirinya sendiri. Hingga tiga kali.

Saat itu Wilma Herdian berjaga bersama Kartika Sari dan Andi Pratama. Keduanya yang begitu bersemangat untuk membuka paket misterius milik Wilma Herdian yang tidak dicantumkan nama pengirim.

Paket berbentuk balok tersebut semakin dipikirkan, menebak-nebak siapa gerangan pengirimnya, makin membuat Kartika Sari dan Andi Pratama gemas. Pasalnya, Wilma Herdian enggan membuka kotak itu. Beralasan, mungkin saja itu paket yang salah terkirim.

Padahal jelas tercantum nama lengkap Wilma Herdian dan alamat lengkap TTO Bogoria.

Hingga datang Andi Nugraha ke TTOnya, untuk setoran tiket seperti biasanya. Paket itu pun tidak luput dari pandangannya. Menanyakan paket milik siapa itu, yang dengan kompak dijawab Kartika Sari dan Andi Pratama, bahwa paket itu dikirim untuk Wilma Herdian.

"Gak coba dibuka aja, Wil? Kalau pun salah kirim, bisa dibungkus ulang." Andi Nugraha memberi usulan yang langsung disambut anggukan Kartika Sari dan Andi Pratama.

Masih diliputi ragu dan juga penasaran, akhirnya Wilma Herdian mengikuti usulan Andi Nugraha. Membuka pembungkus paket itu dengan hati-hati.

Saat melihat isi paket tersebut. Semuanya tampak tertegun beberapa saat. Perasaan tidak nyaman perlahan menyusup di hati Wilma Herdian. Ia menyesal telah membuka paket itu di hadapan rekan-rekannya dan Andi Nugraha.

***

Retrieve booking, adalah menampilkan kode booking berikut nama penumpang serta tanggal keberangkatan sesuai yang diisikan pada Pesan Penerbangan Anda pada saat reservasi, baik via telepon atau via website maskapai perbangan, baik pun itu tiket pesawat Anda belum di issued maupun sudab, tetapi nama penumpang serta tanggal keberangkatan sudah di index oleh maskapai penerbangan.

avataravatar
Next chapter