11 Seorang Musuh? ⭐

Novel ini hanya ada di aplikasi WebNovel kalau ada di aplikasi lain berarti dibajak

Saya kasih catatan karena udah banyaknya kasus novel dibajak, dan saya kena, ga dapet royalti

Jadi bagi pembaca belum tahu apa itu aplikasi WebNovel, kalian bisa download aplikasi bertuliskan WebNovel di playstore

Di WebNovel koinnya lebih murah dan ada voucher baca gratis sampai 3 loh

Terima kasih,

Nona_ge

***

James.

Sudah lama Faye tidak melihat James semenjak perdana pembukaan restoran lamanya tempat di mana pria itu menghancurkan kebahagiaannya dengan memutuskan hubungan mereka lewat sambungan telepon tanpa alasan yang jelas.

James memiliki hobi travelling, pecinta kebebasan sungguh berbanding jauh dengan Faye. Awal bertemu secara tidak sengaja ketika melakukan kunjungan kerja menemani ayahnya. Ia bertemu James ketika sedang jalan-jalan di pinggir pantai sekedar melepas penat sehabis rapat.

Mereka dengan cepat akrab dan berkencan hanya dalam waktu seminggu, namun semua tidak berjalan lancar ketika Faye harus kembali, memaksa mereka menjalani hubungan jarak jauh hingga setahun dan putus setelah selama itu.

Mengingatnya masih membuat hati Faye sakit.

"James?" Denis mengulangi ucapan Faye, memecah keheningan.

Faye menghela napas, "Dia teman lamaku," katanya sambil melirik James yang tampak sedang berpikir dengan alis mengkerut. Ia jadi cemas apa James mendengar gurauan mereka mengenai menikah kontrak.

Ia sungguh berharap tidak.

Denis memperhatikan James dari atas hingga ke bawah sebelum mengulurkan tangannya, "Senang bertemu denganmu."

James hanya melirik tangan Denis tanpa mau menjabatnya, "James. Jadi benar adanya kau sudah menikah, Fay?"

Faye melirik Denis yang tampaknya kesal tidak dihargai begitu di depan umum. Ia harus cepat-cepat mengakhiri obrolan sebelum Denis melakukan yang tidak-tidak, "Iya, Denis suamiku. Dia suami yang luar biasa, mengerti aku juga~" katanya dengan nada imut bergelayut manja pada Denis yang membuat mata cokelat itu menatapnya. Ia tersenyum semanis mungkin, berharap emosi Denis turun oleh rayuannya.

"Aku bisa melihat kalian masih baru menikah," kata James, "selamat Fay."

Faye dapat menangkap nada tidak suka ketika mengucapkan selamat padanya, sayangnya tidak terlalu dipedulikan toh mantan suka ada yang begitu. Saat ini lebih penting janji dengan Claudia, takut ibunya marah jika mereka terlambat.

Claudia memiliki pegangan kuat bila waktu adalah uang.

Denis berkata kalem, "Aku benci mengganggu reunian kecil ini, tapi kami mau menemui mama Fay—"

James tertawa tiba-tiba membuat Faye dan Denis menaikan alis kami bersamaan, "Kau masih formal dengan mama Fay? Aku yang hanya pacar dia dulu sudah diminta untuk memanggil dia Claudia."

Faye dapat merasakan otot lengan Denis mengencang di balik kemeja menahan amarah untuk tidak memukul James.

James selalu seperti ini, suka merendahkan orang lain itu lelaki dan memiliki hubungan dekat dengannya setidaknya begitulah sifat pria itu ketika masih berstatus pacar Faye. Terdengar menyebalkan, namun James lelaki baik-baik sesungguhnya.

Tunggu kenapa Faye membela James?

Faye cepat-cepat membela diri, "Itu karena aku merahasiakan Denis dari kedua orang tuaku makanya Denis belum akrab," katanya mengeratkan pegangan tangan di lengan Denis agar mau menatapnya, "mereka akan menyukai Denis setelah kami makan malam bersama dengan keluargaku, dia orangnya baik hati dan paling penting setia padaku," Ia menambahkan sekaligus menyindir James yang memutuskan hubungan mereka lewat telepon.

James tertawa kecil, "Kita lihat nanti, Fay. Kalau begitu aku permisi dulu, ada hal yang harus aku urus," katanya, lalu melenggang pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari Faye.

Kita lihat?

Apa maksud dari ucapan James?

James tidak sedang merencanakan sesuatu, 'kan? Tak mungkin, memangnya Faye masih pacar pria itu? Bukan.

"Mantanmu sungguh menyebalkan," Denis langsung mengeluh setelah James hilang dari pandangan di kerumunan orang yang menyeberang jalan, "dia terang-terangan membenci aku. Dia punya masalah denganku atau apa?"

"Dia selalu begitu, kau tahu dia orang yang memiliki wajah 'bad boy'," kata Faye tanpa menyembunyikan ketidaksukaannya pada James.

"Aku bersumpah jika dia mencoba memisahkan kita, aku takkan berbicara formal lagi padanya," kata Denis tajam.

"Kenapa kau bisa berpikir begitu?" tanya Faye heran.

Denis bertopang dagu berpikir, "Aku lelaki jadi lebih mengetahui cara dia melihatmu apalagi dia sama sekali tidak menghargai aku seolah mengibarkan bendera perang padaku, Fay."

"Kau terlalu banyak menonton drama, Denis," Faye mengejek. Hubungannya dengan James memang berakhir tidak menyenangkan, tapi itu dari James yang menginginkan berpisah, jika ingin melakukan perang itu darinya bukan James.

Nampaknya Denis tidak menyetujui ucapan Faye lebih memilih mengganti topik pembicaraan dengan menggoda lagi, "Oh iya, terima kasih sudah membela dan memuji aku sayang~"

Faye tersenyum kecil, "Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan."

"Haruskah aku memberimu hadiah kecil sudah membela hubungan kita?" Denis bertanya-tanya dengan wajah serius seakan itu hal yang berharga.

Faye langsung menolak, "Tidak. Pujian cukup bagiku Denis." Hadiah apa pun itu ia yakin berhubungan dengan hal-hal dewasa, yang sudah-sudah selalu mencari kesempatan ingin menyentuhnya.

Seperti mengetahui apa yang Faye pikirkan, Denis berkata dengan penuh menggoda, "Aku ingin memberikanmu masakanku, sayang~"

"Iya kau benar sekali," Faye menyindir halus. Ia percaya Denis membuatkan makanan, tapi setelah makan itu yang membuatnya tidak percaya.

Denis tertawa renyah dan melanjutkan perjalanan lagi menuju kafe.

***

Faye sudah tahu makan di tempat yang bukan restorannya salah besar sebab saat sampai di sana, mereka mencari tempat Claudia berada karena pihak kafe tidak menyajikan daftar pengunjung yang datang.

Faye dan Denis mencari di tengah keramaian kafe ini dimulai dari lantai dasar, heran juga jam segini ramai sekali, seingatnya belum jam makan siang kantor.

Mereka tidak dapat menemukan Claudia di lantai dasar beralih naik ke lantai atas.

Faye pikir suasananya akan lebih sedikit tahunya banyak dan penuh juga di sana. Kafe ini sungguh laris membuatnya jadi penasaran menu yang disajikan apa hingga seramai ini.

Kalau dari dekorasi ruangan terbilang unik memakai gambar mural.

Faye melihat sosok Claudia akhirnya yang duduk paling belakang dan pojok, melambaikan tangan padanya tanpa lupa senyum di bibir berlapis lipstik merah tua.

Faye menghampiri, lalu duduk di seberang Claudia, "Maaf kami terlambat, ada gangguan di jalan."

"Tepatnya manta—aduh ...," Faye egera menyikut tulang rusuk Denis sebelum bisa menyelesaikan ucapannya.

Faye tidak mengerti kenapa Denis mau jujur.

Claudia tidak menyukai James jadi ketika berkata 'mantan' pasti Claudia langsung menyadari bahwa yang mereka bicarakan adalah James mengingat ibunya yang paling bersimpati atas putusnya hubungan Faye dengan James.

"Kau bilang apa Denis?" tanya Claudia.

Faye yang menjawab, "Maksud Denis itu Man Ray, Ma! Iya, Mama tahu karakter dari kartun spons laut? Kami membicarakan itu di jalan."

"Mama pikir kau sudah tidak suka menonton televisi?" Pertanyaan Claudia membuat Faye membeku di tempat, "Menyenangkan juga kau bisa membuat anakku suka menonton Denis."

Eh?

"Ah, tidak juga, Tante," kata Denis salah tingkah akan pujian Claudia untuknya.

"Panggil aku Claudia, Denis," kata Claudia kalem, "ataukah kalian memang hanyalah sebatas Sugar Mama dan Sugar Baby?"

Eh!?

Faye tidak percaya akan ucapan Claudia.

Claudia menyinggung soal ucapan Faye kemarin!

Apa sesungguhnya Claudia percaya?

Namun, nasi sudah menjadi bubur.

Faye dan Denis sudah mendaftarkan pernikahan, mereka telah resmi jadi suami-istri.

"Aku dan Denis begitu awalanya, tapi kami sudah menikah kok, Ma," kata Faye gugup.

Mata Claudia yang tenang menyelidiki berubah berbinar-binar setelahnya, "Kalau benar begitu Mama tak jadi mengambil alih restoranmu, Faye sayang~"

Apa? Mengambil alih restoran milik Faye?

Faye membangun dengan susah payah masa mau diambil seenaknya? Meskipun diakuinya peran Claudia besar lewat berinvestasi.

Restoran pertamanya bukan hasil murni uang Faye. Restoran pertamanya dari investor yang mana besarnya saham itu dari kedua orang tuanya. Ia mengelola sambil mengumpulkan uang membangun restoran memakai modal sendiri.

Faye bersyukur tidak mengakui, takkan mau mengakui menikah bohongan, bisa-bisa restorannya sungguhan diambil alih.

"Jadi Denis~ sudah berapa lama kalian saling mengenal?" tanya Claudia semangat.

Faye melirik Denis cemas, apakah ingat dengan apa yang diucapkan kemarin saat menjawab pertanyaan Alex.

avataravatar
Next chapter