webnovel

PENGAKUAN

Kini Risma, Azzam dan Risna berkumpul di apartemen milik Azzam. Akibat rencana perjodohan antara Risma dan Reno, Azzam memaksakan diri pulang ke tanah air. Padahal sebentar lagi dia akan menghadapi sidang thesis di Amerika.

"Zam, aku nggak mau menikah sama om-om galak itu," rengek Risma sambil menggelendot manja pada Azzam.

"Lalu kita harus bagaimana?" tanya Azzam. 

"Aku tadi bilang sama si om pelit itu walau aku menikah dengan dia, maka aku nggak akan melepaskan kamu."

"Reno juga bilang begitu mengenai Sandra. Dia bilang kalau elo menikah dengan dia, maka elo harus berbagi dengan Sandra."

"Iya dia juga bilang begitu ke gue. Wait... Na, ada hal yang nggak lo ceritain ke gue."

"Apaan Ma?" tanya Risna pura-pura bingung sekaligus merasa cemas. Sial, apakah ia mengetahui insiden ciuman itu?

"Beneran elo nggak mau jujur sama gue?" desak Risma.

"Nggak ada apa-apa kok. Kan gue sudah cerita semua ke elo. Bahkan elo juga dengar kan semua pembicaraan gue dengan Reno."

"Hehehe ada beberapa saat gue nggak mendengarkan kalian karena Azzam datang," ucap Risma sambil memamerkan cengiran. Memang saat Risna menyamar menjadi dirinya, Azzam datang menemuinya. Dan ia melupakan Risna. Bahkan saat itu akhinya Risna terpaksa pulang sendiri ke rumah.

"Pasti kalian pacaran ya?" Risma dan Azzam hanya senyum-senyum saja. 

"Ada apa sih sayang?"

"Tadi Reno bilang ke gue masalah ciuman. Bahkan tadi dia mau menciumku. Katanya supaya aku ingat ciuman saat itu. Ciuman apa yang dia maksud, Na?" Risma menatap Risna tajam. "Buruan elo cerita!"

"Oh itu.. itu ciuman biasa kok,' jawab Risna pelan. 

"Hohoho.. gue yakin bukan ciuman biasa. Bahkan menurut gue, dia cukup terkesan dengan ciuman itu karena dia sempat tersinggung waktu gue bilang ciumannya biasa aja."

Akhirnya Risna menceritakan semuanya pada Risma dan Azzam. Keduanya mendengarkan cerita Risna dengan takjub

.

"Are you crazy girl?" tanya Azzam sambil menggeleng tak percaya. 

"Nggak sengaja Zam. Gue cuma sebal aja mendengar dia menyombongkan dirinya."

"Nggak gitu konsepnya Jumilah! Itu namanya elo mancing singa keluar dari kandang." sungut Risma kesal. "Gue yakin he's a good kisser. Am I right?"

"Mana gue tahu ciuman seperti apa yang bisa membuat elo menyebut di a good kisser. Gue kan jomblo seumur hidup."

"Bohong!" seru Risma tak percaya. "Elo cantik dan gue yakin banyak yang naksir elo."

"Gue nggak bohong, Ma. Yang naksir memang ada, tapi gue tolak mereka karena gue saat itu fokus mengurus granny dan grandpa. Elo tau kan kalau saat kita kuliah, mereka mulai sakit-sakitan."

"Jadi yang kemarin itu ciuman pertama lo?" tanya Risma dan Azzam berbarengan. Risna memandang keduanya lalu mengangguk ragu. Sontak Risma dan Azzam tergelak.

"Sudah deh ngapain sih pada ngetawain gue? Mendingan kalian mikirin gimana caranya membatalkan perjodohan itu."

Risma dan Azzam tercenung diingatkan mengenai hal itu. Keduanya saling pandang.

"Sayang, sebaiknya kita berdua menemui opa kamu. Kita bilang sama opa kalau kita sudah tunangan dan berencana menikah setelah sidang thesisku selesai," usul Azzam.

"Tapi Zam, opa itu keras kepala dan keras kemauannya. Kalau dia sudah bilang A maka dia nggak akan berubah," ucap Risna. "Bagaimana kalau nanti kalian disuruh putus?"

"Kalau opa nyuruh gue putus sama Azzam, gue bakal kabur ke Amerika dan kawin lari sama Azzam," sahut Risma

"Ma, jangan gitu dong. Kalau elo pergi sejauh itu gimana nasib gue? Lalu bagaimana pernikahan lo dengan Reno?"

"Sorry Na, sulit buat gue untuk putus dari Azzam. Gue lebih baik mati daripada putus sama Azzam."

"Astaghfirullah, jangan sembarangan ngomong sayang."

"Zam, aku nggak mau pisah sama kamu," rengek Risma lagi. "Pokoknya kalau opa nggak menyetujui hubungan ini, kita harus kabur. TITIK!"

"Na, kenapa bukan kamu saja yang menikah dengan Reno?" Tanya Azzam tiba-tiba.

"APA?! GUE HARUS MENIKAH DENGAN OM OM YANG SOMBONG ITU?" Risna ketakutan saat mendengar usulan Azzam.

"Iya. Tujuan mereka kan mempererat hubungan persahabatan mereka. Siapa pun yang dinikahkan sama saja. Kalian berdua adalah keturunan opa Steven. Kalian berdua anak papa Ben."

"Opa Steven benci gue, Zam," ucap Risna pelan. "Karena menurut opa sifat gue mirip dengan mama. Setiap melihat gue, dia teringat pada mama yang telah menyebabkan batalnya pernikahan papa dengan tante Anggita. Itulah sebabnya beliau sangat membenci gue dan mama."

Azzam terdiam mendengar ucapan Risna. Ia tak pernah tahu kalau opa Steven membenci Alena dan Risna.

"Lalu bagaimana?"

"Ada satu cara," ucap Risma

"Apa?" Tanya Azzam dan Risna bersamaan.

"Gue harus hamil anak Azzam," jawab Risma enteng.

"APA?!"

"Jangan gila Ma!"

"Astaghfirullah."

"Cuma itu cara supaya gue bisa menikah dengan Azzam."

"Ya, tapi nggak begitu caranya sayang. Itu haram dilakukan."

"Kamu nggak sungguh-sungguh cinta aku? Kamu nggak mau menikah denganku?" Risma merajuk.

"Bukan begitu sayang. Aku ingin menikah denganmu. Aku sungguh mencintaimu, tapi aku nggak mau melakukan perbuatan dosa besar. Kalau kita melakukan hal itu, ummi dan abi pasti akan ngamuk sama kita. Bukan hal mustahil kalau nanti aku nggak diaku anak oleh mereka." Azzam tampak bingung.

"Ma, elo nggak perlu sampai beneran hamil sama Azzam. Kalian bikin sandiwara aja di depan opa dan oma saat nanti bertemu," usul Risna.

"Good idea, sis." Risma dan Azzam tersenyum bahagia.

⭐⭐⭐⭐

"Siapa dia Risma?" tanya Steven saat Risma dan Azzam menemuinya di rumah.

"Opa, kenalin dia Azzam. Tunangan Risma," ucap Risma dengan gaya tenang. Padahal sebenarnya ia gemetaran.

"APA?! TUNANGAN?!"

"Iya opa. Saya tunangan Risma." Azzam mengulurkan tangannya hendak bersalaman, namun tangan itu dibiarkan mengggantung oleh Steven.

"Jangan berani-berani kamu memanggil saya opa. Panggil saya tuan Steven," ucap Steven dengan nada dingin. Ia melengos setelah menatap Azzam dari atas kepala hingga kaki. 

"Ba-baik tuan Steven."

"OPA APA-APAAN SIH? KENAPA DIA HARUS MEMANGGIL OPA TUAN STEVEN? DIA ITU CALON TUNANGANKU! AZZAM CUCU OPA JUGA!" seru Risma marah sambil berdiri dari duduknya. Kedua tangannya terkepal di samping tubuhnya. Sementara itu Risna hanya mendengarkan dari tangga paling atas.

"KATA SIAPA OPA AKAN MENERIMA DIA SEBAGAI TUNANGANMU?! CALON CUCU OPA BUKAN DIA, TAPI RENO! NGERTI KAMU?!" balas Steven dengan nada tinggi.

Kakek dan cucu keduanya sama-sama memiliki sifat keras. Azzam menarik tangan Risma, menyuruhnya duduk. Namun Risma tetap berdiri di depan Steven.

"Sebelum opa muncul dalam hidupku, dia sudah menjadi calon suami yang disetujui oleh mama papa. Kalau memang opa mau menjodohkan cucu opa dengan cucu kakek Anggoro, kenapa tidak dari dulu opa mencari dan menemuiku? Kenapa opa baru muncul setelah mama papa meninggal?" Risma menjerit-jerit sambil menangis. Azzam berusaha meredakan amarah Risma dengan memeluknya. Steven menatap Azzam dengan mata nyalang karena marah.

"Jangan berani-berani kamu menyentuh cucu saya!" ucap Steven dengan nada tegas dan dingin. "Opa tidak mau tahu, kalian harus memutuskan pertunangan kalian. Seminggu lagi Risma harus menikah dengan Reno."

"Tuan Steven. Kami saling mencintai. Tak bisakah tuan membiarkan kami bersatu?" mohon Azzam. Kini ia bersimpuh di depan Steven.

"Sayang, kenapa kamu bersimpuh di hadapan pria tua yang kejam ini?" Azzam menarik tangan Risma dan mengajaknya bersimpuh di hadapan Steven.

"Walaupun kalian bersimpuh di hadapanku, keputusanku takkan berubah." Risma terkejut mendengar ucapan Steven. Benar apa yang telah Risna perkirakan.

"Apakah opa akan tetap pada keputusan memutuskan hubungan kami bila kukatakan ada bayi di dalam perutku?" ucap Risma perlahan. Azzam dan Steven terkejut dengan alasan berbeda saat mendengar ucapan Risma.

"APA KAMU BILANG?!' tanya Steven tak percaya.

"AKU MENGANDUNG ANAK AZZAM."

"RISMA!"

"Kakek Anggoro nggak akan mau menikahkan cucunya dengan wanita yang mengandung anak dari pria lain," ucap Risma sambil menundukkan kepala. Tanpa diketahui Steven, Risma tersenyum puas. Ia berharap Steven akan membatalkan rencananya.

"GUGURAN KANDUNGANMU DAN MENIKAHLAH DENGAN RENO!" Ultimatum tak terbantahkan Steven ucapkan. "Anggoro dan Reno pasti mengerti bila kamu sudah tidak perawan lagi."

"OPA!!"

"Kamu, keluar dari rumah ini sebelum saya panggil security untuk mengusirmu. KELUAR!!" Steven mengusir Azzam. Ia menarik Risma berdiri dan lalu menyuruh gadis itu naik ke lantai atas. "Jangan pernah lagi kamu muncul di hadapan saya!"

⭐⭐⭐⭐