webnovel

SYARAT KEDUA

Setelah tiga hari menghabiskan waktu di provinsi Jambi, pada minggu pagi ini Reyhan memutuskan kembali pulang ke Jakarta. Tadi pagi dia sudah pamit kepada keluarga besar Lenny, termasuk sama pak erte karena bagaimanapun dia ingat, tamu wajib lapor 1x24 jam. Jadi begitu pulang, dia kembali buat laporan ke pak erte.

Reyhan juga tadi telah mengumumkan pada keluarga itu bahwa Lenny sekarang sudah bersedia untuk menikah dengannya. Tentu saja minus cerita tentang syarat mahar jet pribadi dan syarat lain yang dia sendiri juga belum tau. Karena kalau cerita, bisa dipastikan keluarga itu akan jantungan berjamaah. Jantungan karena bahagia bakalan jadi OKB alias orang kaya baru. Dan tadi, mami sujud syukur mendengar kabar bahagia ini. Beliau sampai joget joget heboh kayak abis menang lotre. Rencananya, mereka akan membuat acara syukuran besar-besaran ngundang orang sekecamatan pasca mereka berdua resmi menikah nanti.

Sekarang, Reyhan dan Lenny sudah berada di dalam pesawat menuju ke Jakarta. Keduanya baru saja selesai menikmati jamuan yang disediakan oleh crew pesawat ini.

"Ada yang mau gue bicarain..." kata Lenny membuka obrolan. Gadis itu meletakkan tissue bekas membersihkan sisa makanan dibibirnya.

"Apa?" tanya Reyhan sambil melepaskan kaca mata hitam yang sedari tadi dipakainya. Memancarkan sorot sepasang mata cokelatnya yang bening.

"Soal syarat kedua yang gue bilang tempo hari ituloh.." Buru-buru Lenny meraih hand bag nya dan mengeluarkan secarik kertas putih. "Setelah mengingat, menimbang, dan memperhatikan jenis pernikahan ini, akhirnya gue memutuskan untuk bikin perjanjian pranikah."

"Perjanjian pranikah?" Reyhan menyatukan kedua alisnya, "Jadi ini nanti bakalan disahkan sama ahli hukum?"

"Oh enggak, it's just between you and me." Jelas Lenny, dia menyerahkan kertas yang telah terlipat dengan rapi itu pada cowok disebelahnya. Reyhan segera mengambil kertas itu dan mulai membacanya dengan saksama. Jangan sampai salah baca, agar dia tidak menyesal dikemudian hari. Begini kira-kira isi suratnya :

Surat Perjanjian Pranikah

Yang bertanda tangan dibawah ini adalah saudari Lenny Addara (wanita, 25 tahun) yang selanjutnya disebut sebagai pihak pertama, mengajukan perjanjian pranikah dengan saudara Reyhan Deandra (pria, 30 tahun) yang selanjutnya disebut sebagai pihak kedua. Pihak pertama mengajukan beberapa syarat yang akan berlaku dalam kehidupan pernikahan keduanya dikemudian hari sebagai berikut untuk disetujui secara mutlak oleh pihak kedua.

1. Dalam kehidupan pernikahan nanti, pihak pertama menginginkan pihak kedua untuk selalu memberikan kebebasan dalam hal apapun termasuk dalam bertindak, bersikap, menentukan pilihan seperti mau tidur miring/telentang, menyanyi dikamar mandi satu album/satu lagu, ngupil sambil tidur/sambil duduk, dan lain-lain. Pihak kedua tidak berhak mengatur kehidupan pribadi dan privasi pihak pertama, begitupun sebaliknya.

2. Tidak akan pernah ada hubungan badan layaknya pasangan suami-istri dalam pernikahan ini. Kontak fisik seperti berpegangan tangan, berpelukan, atau berciuman hanya dilakukan apabila terjadi kebutuhan yang sangat mendesak atau mendadak khilaf.

3. Pihak kedua tidak diperkenankan menuntut pihak pertama menjadi layaknya seorang istri pada umumnya seperti kewajiban memasak, menyiapkan makanan, pakaian, dan sebagainya. Harap pihak kedua bersikap mandiri alias mandi sendiri dan mengurus keperluan sendiri karena pihak kedua bukan bayi yang harus selalu diurusin.

4.Pihak pertama tidak menginginkan menjadi janda kembang diusia muda sehingga diharapkan pernikahan ini nanti akan awet seperti kenangan bersama mantan dulu *eaa.

5.Kewajiban pihak kedua hanya boleh full menafkahi lahir pihak pertama, tidak termasuk nafkah batin mengingat poin 2 dan 4 yang telah dipaparkan diatas bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat karena bukan harta gono gini.

6. Dilarang keras selingkuh. Apabila pihak kedua sudah bosan dan menyukai wanita lain, harap 'pulangkan sajaaaa akuu pada ibukuuu... atau ayahkuuu huu o huoo'

Demikian surat perjanjian pranikah ini dibuat untuk kemudian ditandatangani oleh kedua belah pihak dalam keadaan sadar, sehat walafiat, tidak pilek, dan tanpa ada tekanan dari pihak manapun.

Tertanda Lenny Addara

Tertanda Reyhan Deandra

Buru-buru Reyhan meremas surat itu, menggulung-gulungnya dan melemparnya dalam kotak sampah. Dalam sekejab surat itu hilang dari pandangan keduanya.

"Elo gila ya?" nada cowok itu geram, "Kalo lo gak mau jadi janda dan gak mau berhubungan suami istri sama gue, terus lo maunya nikah tapi tetep perawan seumur hidup, begitu?" dia menyilangkan kedua tangannya di depan dada, mulai menunjukkan bahwa dirinya ini sangat tinggi dan berkuasa. Heran banget sama surat perjanjian pranikah gak bermutu itu. Itu namanya mau menang sendiri!

"Yah.. abis gimana ya.. gue itu gak bisa sih menyerahkan keperawanan gue cuma-cuma sama orang yang gak gue cinta.. apalagi sama elo!" kata Lenny dengan nada yang dibuat-buat, sungguh menyebalkan sekali suaranya. Bikin Reyhan jadi naik darah.

"Terus gimana kalo suatu saat lo cinta sama gue?" tantangnya, wajah cowok itu berubah dingin.

"Hmm gimana ya.." Lenny pura-pura berpikir sambil memilin rambutnya dan memutar-mutar dengan jarinya. "Kayaknya jangan ge-er deh! Ya gak mungkinlah gue cinta sama lo.. impossible, nonsens!"

"Kenapa gak mungkin? Di dunia ini gak ada yang gak mungkin!" Reyhan masih bersikeras. Gak terima dengan semua ini. Surat itu tentu saja masuk kedalam kategori penghinaan terhadap kaum adam. Dia sebagai calon suami sekarang merasa telah direndahkan harkat martabatnya. Tercoreng arang dimuka!

"Ya memang gak mungkin aja.. Lo itu sama sekali bukan tipe gue," jawab Lenny enteng sambil melirik Reyhan head to shoe, "Lagian kalo nanti gue cinta elo, belum tentu lo cinta balik ke gue kan?"

Reyhan mulai mendegus dengus sampai beringus. Apa sih maksud cewek ini?

"Terus kenapa kalo cuma elo yang cinta gue? Bukannya tadi lo bilang gak mau berhubungan badan sama gue karena elo gak cinta?"

"Duh, lo ini bener-bener gak mengerti cewek ya rupanya?" Sekarang ia meniup rambutnya yang mengenai wajah, ribet banget daritadi sama rambut. "Gue itu cuma mau berhubungan sama orang yang juga cinta gue dan gue juga cinta dia. Kenapa? Karena gue gak mau ntar kalo cuma gue yang cinta, terus udah begituan tuh.." dia membuat tanda kutip dengan kedua jarinya, "Terus gue ditinggalin dalam kondisi gak perawan.. Duh, rugi gue! Apalagi tipe cowok kayak elo nih.."

"Ada apa dengan gue? Memangnya kenapa?"

"Ckckckck" Cewek itu mulai berdecak meremehkan, "Tipe kayak lo, yang kata nyokap gue pe-ngu-sa-ha-ha-ha-ha, duit banyak, itu pasti BU-A-YA! Lo bisa dengan mudah dapatin cewek lain diluar sana, tidur sama siapa aja yang lo mau mulai dari tante girang, dedek gemesh, ayam ayaman, dan lain lain. Terus nanti lo kecantol pelakor, terus lo nyiksa gue, lo ninggalin gue yang udah menyerahkan keperawanan gue, terus gue nangis tersedu sedu, gue ditendang dari rumah lo.."

"Inilah akibat terlalu banyak nonton sinetron azab!" Potong Reyhan, gak kuat lagi dia denger penjelasan paling ngawur dan tidak beralasan itu. "Lo itu berhalusinasi.. ngayal.. sebleng tau gak!"

"Dih, sembarangan!" Lenny menaikkan satu alisnya, "Gue ini harus antisipasi dari sekarang. Kalo nanti mendadak lo cerein gue, setidaknya gue masih jadi janda perawan. Gue bakalan jadi garda janda terdepan. Beuh, mantep kan tuh?" Cewek itu mengacungkan jempolnya sambil tertawa, ngeledek Reyhan dengan amat sangat. Namun Reyhan masih kekeuh dengan wajah dinginnya. Gak tertarik sama sekali dengan ledekannya.

"Lo itu tau kan kewajiban suami istri? Salah satu kewajiban istri itu ya melayani suami!" Katanya tandas.

"Ah, itu kan pernikahan wajar. Nah kalo ini, gue terpaksa kawin sama lo.. Jadi suka-suka gue dong! Pokoknya, gue gak mau berhubungan badan sama elo! Titik." Nada Lenny juga tandas, final malahan.

Reyhan menghirup udara dalam-dalam, kemudian menghembuskannya perlahan. Sebisa mungkin dia harus atur emosinya karena ini di dalam pesawat komersil, gak boleh ngamuk disini walau sebenernya dia pengen banget ngamuk.

"Terus kalo gue gak setuju sama syarat yang lo ajuin ini, gimana?" tanyanya lagi, kali ini dengan nada yang dibuat lebih tenang.

Lenny tahu persis sebenernya cowok itu mati-matian menahan emosi menghadapinya. Dia juga sudah memikirkan matang-matang rencana pengajuan syarat kedua ini sejak kejadian dikamar kak Sendy malam itu, apalagi pas adegan Reyhan mau nyium dia, Lenny ngerasa ngeri banget.

Mau gak mau sebagai cewek yang merasa jadi korban kawin paksa, Lenny berfikir dia harus bisa membentengi diri sendiri. Jangan sampai nanti dirinya malah terlena dan menyerahkan semua begitu aja ke Reyhan. Ingat, dia bukan cewek murahan. Nanggung banget dia udah minta jet pribadi kalau harga dirinya langsung jatuh dan mau diapa-apain sama Reyhan. Prinsip tetaplah prinsip. Dan dia akan berusaha menjaga prinsipnya untuk cuma ngelakuin 'gituan' sama future husband yang dicinta. Ribet banget emang pemikiran cewek satu ini.

"Kalo lo gak mau.. Yaudah, kita gak jadi nikah!"

"Ap.. APA?!" Reyhan mendelik, tidak percaya dengan apa yang didengar.

"Iya, gak jadi nikah." Ulang Lenny dengan sangat jelas. "Lo budek ya? Kesimpulannya, lo gak mampu memenuhi syarat dari gue. Jadi, mendingan mundur dari sekarang kan?"

BAJIGUR!

Berani sekali cewek ini bikin peraturan sendiri. Setelah semua pengorbanan yang dilakukan dan segampang itu dia batalin rencana nikahan? Arrgh, Reyhan ngerasa cewek ini sekarang berusaha menyamakan posisi dengannya. Kemaren Lenny yang dibikin tertindas, tapi sekarang lihatlah apa yang dilakukan? Reyhan akan tertindas seumur hidup. Benar-benar licik dia.

Reyhan buang muka, menatap ke jendela pesawat di sebelah kirinya. Pandangannya jauh menembus awan-awan dibawahnya. Kalau saja bukan karena surat wasiat yang mengharuskannya segera menikah, kalau saja dia tidak takut akan ada Imron Imron lain yang akan terlantar diluaran sana jika dia tidak mengambil alih perusahaan kakek, sudah dia enyahkan cewek disebelahnya ini.

Tapi mau gimana dong? Semuanya udah terlanjur. Drama sudah dimulai, jangan sampai dia mundur ditengah jalan begini.

Tenang Reyhan, tenang.

Kamu harus mengiyakan dulu keinginan cewek ini, sabar dulu. Urusan ranjang itu bisa dipikirkan nanti. Lagipula, memperkosa istri sendiri bukan suatu ide buruk kan?

Reyhan menyeringai lebar. Sekarang dia menghadapkan wajahnya lagi ke cewek itu.

"Oke gue setuju, kasih gue kertas lain buat tanda tangan!"

Gantian Lenny yang tercekat sekarang. Wah wah, Cowok itu memang pantang menyerah rupanya. Salut!

Buru-buru dia meraih kertas cadangan yang memang telah disiapkan sebelumnya. Lenny tau betul Reyhan pasti akan mengenyahkan kertasnya begitu selesai membaca. Makanya dia sudah antisipasi.

Dan srett!

Hanya butuh waktu dua detik bagi Reyhan untuk menandatangani surat perjanjian paling edan itu. Dua detik itu juga dari ketinggian ribuan kaki diatas permukaan laut, seketika harga dirinya sebagai cowok yang digilai banyak cewek harus runtuh dengan cara seperti ini!

Baiklah, tidak apa. Dia hanya perlu mengalah untuk menang.

"Oke bagus, ini nanti mau gue fotocopy terus dilaminating. Begitu lo melanggar perjanjian, gue pastikan isi surat ini akan tersebar ke seluruh media. Saham Deandra group bakalan merosot karena calon pemimpinnya dituduh nikah settingan!" ancam cewek itu dengan senyum manisnya. Reyhan juga membalas dengan senyuman, tapi dia tidak akan setolol itu. Mari kita lihat saja siapakah pemenang di ending nanti!

***

Begitu sampai di Jakarta, mereka segera mendorong koper masing-masing keluar bandara. Bawaan Reyhan hanya tersisa satu koper kecil saja, soalnya isinya yang lain kemarin kan lebih banyak oleh-oleh jadi sekarang ringan.

Buru-buru cowok itu menelpon sang ajudan multifungi untuk menjemputnya.

"Halo Bambang, saya udah sampai di Jakarta. Kamu jemput saya ya sekarang!" perintahnya. Suara Bambang diseberang sana terdengar bingung.

"Maaf boss, boss pulang ke Jakarta sendirian?"

"Berdua sama Lenny. Udahlah nanya entar aja, saya capek!"

"Tapi bos.. Saya kan masih di Jambi.."

Reyhan menepuk dahi. Astaga, iya juga, kenapa dia bisa kelupaan sama Bambang? Sekarang jadi ketinggalan di Jambi. Kasihan sekali nasib anak itu.

"Sorry, gue lupa.. Yaudah lo balik sekarang ke rumah biar gue naik taxi online aja!"

Klik. Telpon dimatikan.

"Kemana si Bambang?" tanya Lenny penasaran. Soalnya biasanya dimana ada Reyhan kan disitu ada Bambang. Udah kayak amplop sama perangko.

"Lagi.. eng.. itu.. dia lagi nolongin kucing gue lahiran!" jawab Reyhan asal.

"Lahirannya dimana emang? Kok lo nyuruh dia pulang?" tanya Lenny lagi. Mau tau banget urusan perkucingan horang kaya.

"Ya di klinik lah. Kucing gue minta operasi sesar karena capek ngejan. Udah, ayo balik!"

Cowok itu buru-buru melangkah pergi, sebelum tingkat kekepoan Lenny semakin tinggi. Jangan sampai Lenny tau kalau Bambang juga terlibat dalam 'misi yang mulia' ini.

***

Next chapter