19 AKIBAT BONA BONI

Seluruh mata anggota keluarga saat ini menuju ke arah Lenny. Gadis itu terlihat amat cantik dan mempesona sehingga mampu membius mereka. Reyhan sampai menelan ludah melihatnya. Pengen banget rasanya dia nyanyi lagu 'perfect' milik Ed Sheeran saat ini juga. Luar biasa, gadis kampung sekalipun kalau udah kena sentuhan make over begini, jadi berkelas juga! Lagi lagi, kekuatan uang memang selalu mampu mengubah segalanya.

"Ini.. Addara kan?" Pekik Mamanya. Wanita paruh baya itu sampai menepuk-nepuk pipinya sendiri untuk membuktikan bahwa apa yang terlihat adalah nyata, bukan ilusi.

"Astaga... kakak sampai ngundang kak Addara sebagai bintang tamu?" Sarah pengen nangis saking bahagianya. "Ini cuma acara ulang tahun Bona sama Boni kak, bukan acara nikahan aku! Bintang tamunya terlalu keren nih ckckck!"

"Aduh Sarah, bukan gitu.." Reyhan langsung memotong. Cowok itu segera menarik sebuah kursi dan mempersilahkan Lenny duduk. Namun, Lenny memilih menyalami satu persatu anggota keluarga Deandra terlebih dulu, baru duduk. Benar-benar, meskipun hanya seorang gadis kampung tapi etikanya tetap dijunjung tinggi, juwarak!

"Sopan banget kan Pap.." Mamanya bisik-bisik ke telinga papa. Papa mengangguk yakin.

"Ehm, jadi begini semua... Malam hari ini Reyhan mau ngumumin bahwa.. Reyhan akan menikah sama wanita ini!"

Hukk!

Mama dan Sarah terbatuk-batuk dengan kompak. Keduanya kaget bukan main. Baru Lenny dateng aja mereka udah gak percaya, dan sekarang malah apa yang mereka dengar? Reyhan akan menikah sama dia? Sama idola mereka?

"Ap.. apa? Nikah?" tanya Sarah dengan ekspresi yang amat sangat shock.

"Duh Reyhan, mama tau kamu ini ngebet nikah.. Tapi tolong jangan halu juga!" Mama terdengar berbisik-bisik ditelinga Reyhan. Walaupun hanya sebuah bisikan, tapi itu bisa di dengar jelas oleh Lenny. Dalam hati cewek itu terkikik geli. Reyhan halu? Kasian amat.

"Mama, Papa, Sarah.. ini sama sekali gak halusinasi! Reyhan emang bener mau nikah sama Lenny Addara!" Reyhan mengulangi penjelasannya dengan nada yang ditekan, biar semuanya yakin. "Iya kan, sayang?" sekarang dia meminta persetujuan dengan menyenggol lengan Lenny, membuat cewek itu jadi tergagap.

"Eh.. ehm.. iya.. iya, bener itu tante." Jelas Lenny, dia nyengir kaku.

"Yaampun.. Ya Tuhan.. Astaga.. Tante seneng banget dengernya sayang!" Mama langsung memeluk Lenny dengan sangat bahagia. Di hatinya beliau merasa amat sangat lega. Walaupun bukan ibu kandung yang mengandung dan melahirkan, tapi hubungan Mama Lita dengan Reyhan amatlah dekat. Dia tentu ingin yang terbaik untuk Reyhan dan untuk penerus generasi Deandra kedepannya. Dia yakin betul, ini adalah keputusan yang tepat. Secara, Mama Lita udah melakukan riset perkepoan yang dalam soal idolanya itu, dan menurutnya Lenny adalah gadis baik-baik.

"Jadi wanita kurang beruntung yang akan nikah sama kakak itu kak Addara?" celetuk Sarah masih gak percaya.

"Wanita yang beruntung!" Papa yang sedari tadi diam buru-buru meralat.

"Eh iya, maap pa, keceplosan!" anak itu terkikik. "Tapi aku seneng banget, akhirnya keluarga kita bisa bikin group band!"

"Maksudnya?" Lenny mengerutkan dahi. Mereka kan mau nikah, kok jadi group band?

"Iya kak, jadi kan papa jago main gitar, kak Reyhan bagus banget kalo ngedrum, nah kak Addara bisa main piano! Terus nanti aku jadi vocalist nya, wuaah!" Mata Sarah berbinar-binar bahagia, sudah membayangkan yang terlalu jauh. Hayalannya kini sudah menuju pada dapur rekaman. "Coming soon, The Deandra Band!"

"Terus mama jadi apa dong?"

"Mama bagian colok-colokin kabel itu lah, merangkap bagian sound system juga!"

"Enak aja!" Mama langsung menggerutu, "Suaramu aja paspasan begitu, mau makasain! Lagian ya Sarah, Reyhan sama Addara itu mau menikah.. mau bikin anak, bukan bikin konser!"

"Mama, Sarah, udah! Stop ya! Bisa gak sih kalian berdua ini gak mendominasi suasana terus?" Papa mulai risih. Beliau memang orangnya serius, agak aneh juga bisa bertahan dan cinta setengah idup sama mama Lita yang suka ngelawak. "Jadi Reyhan dan Addara, apa kalian sudah sungguh-sungguh dan yakin mau membina rumah tangga? Sehidup semati selalu bersama dalam keadaan suka maupun duka, siap?"

Reyhan dan Lenny mengangguk bersamaan. Walaupun sebenernya dalam hati masing masing sih, antara yakin dan gak yakin. Maklumlah, namanya juga terpaksa kawin. Keadaan yang sebenernya memaksa mereka untuk menikah tanpa cinta. Sama sekali bukan kehendak mereka berdua sendiri.

"Terus apa keluarga Addara udah setuju dan mau menerima Reyhan apa adanya?"

"Sudah Om, Reyhan udah ketemu sama keluarga besar saya di Jambi dan mereka semua setuju." Jelas Lenny dengan kalem dan tertata. Keluarganya jelas menerima Reyhan bukan apa adanya, tapi ada apanya.

Penjelasan gadis itu membuat Mama jadi berpikir keras, emang kapan anaknya ke Jambi ya? Jangan-Jangan..

"Wah, kamu nipu mama ya? Katanya ke Bali.. Eh taunya Ke Jambi? Dasar anak nakal!"

"Hehe, peace Ma!" Reyhan mengacungkan dua jarinya, ketahuan juga deh.

"Oke balik lagi ke permasalahan.." Papa kembali memasang tampang seriusnya, "Jadi kapan rencana pernikahannya?"

"Lebih cepat lebih baik pa!" Sarah sekarang memberikan pandangan. Iyalah, dia udah gak sabar punya kakak ipar selebgram terkenal. Bisa langsung naik pamor dia di kampus. Pokoknya gak bisa ditunda lagi, kalau bisa mereka berdua dinikahkan malam ini juga, bareng sama ultah Bona dan Boni.

"Ehm.. mungkin bulan depan Pa. Semuanya kan juga butuh persiapan. Belum lagi urusan ke KUA, resepsi, dan lain-lain." Jawab Reyhan. Membayangkan semua itu saja dia sudah mulai pusing. Kalau bisa rasanya pengen diskip aja, langsung malam pertama. Eh?

"Aduh sayang, kalau soal gituan sih gampil!" Mama menjentikkan jari, seolah itu bukan masalah. "Serahin semua sama mama ya! pokoknya kalian berdua tinggal terima beres!"

"Ya gak bisa gitu dong ma, ini kan pernikahan mereka.. siapa tau Addara punya wedding dream sendiri!"

"Ya itu sih bisa diatur pap.. yang penting kita siapin acara tunangan dulu ya. Gimana kalo pertunangannya minggu depan?"

Lenny tercekat.

Gila, tunangan dalam kurun waktu 7 x 24 jam lagi maksudnya? Mana terkejar secepat itu, mepet banget. Sehelai bahan buat baju kebaya pun dia belum punya.

"Boleh.." sahut Reyhan, "Tapi mama inget ya, ini cuma acara keluarga. Kita gak akan undang orang luar atau go public acara apapun sampai pernikahan"

"Loh kenapa kak?" Sarah kecewa. Impiannya pengen pamer kakak ipar baru bisa kandas. "Kak Addara kan selebgram, tentu kita harus selalu cekrek cekrek upload dong!"

"Kali ini papa setuju, kita harus jaga privasi. Ini kan pernikahan dadakan, apalagi Addara juga public figur, nanti malah bisa terjadi fitnah."

Muka sarah jadi kesel sekarang. Ah, semua orang ini tidak ada yang gahul. Masa tunangan jaman now diem diem bae, ngopi ngapa ngopi!

"Untuk acara pertunangan nanti, kita pake WO paling bagus di Jakarta. Duh, pokoknya malam ini mama akan hubungi mereka dan besok pagi kita langsung pilih venue nya ya!"

Aduh kepala Lenny jadi ikut nyut-nyutan sekarang. Ini keluarga gercep atau gimana sih? Tapi yaudahlah, namanya juga team ngikut aja. Dia harus terbiasa menerima keputusan, bukan membuat keputusan seperti biasanya. Harus sadar posisi, dia adalah kaum yang tidak dominan di rumah ini.

Sedang diskusi masalah pertunangan begitu, mendadak mbok Inem turun dari lantai dua membawa dua ekor anjing. Ini adalah anjing penjaga di pos satpan yang waktu itu gonggongin Lenny. Terus ngapain mereka berdua cakep amat pake didandanin segala? Udah kayak mau kontes anjing.

"Wah.. Bona Boni, happy birthday!" Sarah langsung menyambut keduanya dengan memeluk satu persatu. Waduh, Lenny jadi ngeri sendiri ngelihatnya. Secara nih, dia emang gak suka sama hewan berbulu. Soalnya alergi sama bulu hewan.

Terus apa tadi anak itu bilang? Happy birthday? Jadi yang ulang taun itu sebenernya hanya dua ekor anjing? Dan dia udah tampil cetar begini hanya untuk menghadiri dinner birthday party anjing? Astaga, sial banget! Apa orang kaya memang suka bikin acara aneh-aneh ya? batin Lenny.

"Aduh pak Iwan.. tolong bawain kue ulang tahunnya ya! Pak Hen, itu tolong makanan khusus Bona Boni ambilin sekalian di lantai dua! Tutik, kamu siapin dinner nya sekarang jangan sampai calon menantu saya nunggu kelamaan!" Perintah Mama Lita kepada para asisten rumah tangganya. Assistennya banyak banget, kalau dikumpulin mungkin bisa buat bikin dua tim sepak bola plus pemain cadangan ditambah wasit. Itu baru assisten bagian dalam rumah, belum termasuk pengurusan kebun, kolam, dan bagian garasi.

Dengan sigap, seluruh assisten rumah tangga itu bergerak cepat. Tiba-tiba aja semua yang dipinta sudah ada dihadapan mata. Wah, asik banget emang jadi horang kaya!

Menu yang disajikan di meja makan sangatlah beraneka ragam. Ada steak, nugget, kebab, aneka olahan daging sapi, dan banyak banget yang Lenny gak tau namanya. Maklum, biasa makan di warteg mana ngerti ama makanan sultan. Itu juga sering ngutang kalau akhir bulan.

"Tiup lilin dulu dong ma!" Pinta Sarah. Langsung saja mereka dengan kompak menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Bona dan Boni. Uniknya, kedua hewan ini seperti sudah menyatu dengan keluarga Deandra, mereka sangat menurut dan seolah tau sedang berulang tahun. Bona dan Boni begitu kalem dan anggun duduknya. Padahal mereka kan anjing jantan. Lupa mungkin karena udah didandani.

"Tiup lilinnya.. tiup lilinnya.." Mama Lita segera meniup lilin, "Yeeey, maaf ya Bona Boni lilinnya mama yang tiup. Ayo, kita salamin Bona dan Boni bergantian ya!" Ajaknya dengan riuh. Seluruh anggota keluarga langsung keluar dari kursi makan dan bergantian menyalami Bona dan Boni. Begitupun dengan assisten rumah tangga yang sedang bertugas di lantai dasar ini, mereka juga menyalami bahkan cipika cipiki dengan kedua anjing yang sudah lima tahun terakhir ini bersama mereka turut menjaga keamanan blue house.

Sekarang tinggal Lenny yang terdiam. Gadis itu masih duduk dengan ekspresi takut di kursinya.

"Ayo kak Addara, ucapin dulu dong sama Bona dan Boni!" Kata Sarah. Gadis itu sampai menarik paksa calon kakak iparnya untuk berdiri.

"Betul itu sayang, biar bagaimanapun Bona dan Boni ini anggota keluarga kita juga! Ayo ayo!" Mama Lita ikut-ikutan menimpali dan menuntun gadis itu mendekati Anjing kesayangannya.

Lenny memberatkan langkah. Aduh, gimana mungkin dia salaman sama Anjing? Apalagi baru aja melangkah begini, Bona dan Boni sudah melotot, menunjukkan ekspresi ketidaksukaan mereka pada Lenny.

"Ayo dong kak!" Lagi, Sarah memaksanya.

Takut takut Lenny sekarang mulai bersimpuh dari jarak satu setengah meter di depan duo anjing kembar itu. Tangannya mulai gemetar untuk bersalaman. Dan dia mulai merasakan gatal disekujur hidung. Duh, alerginya kumat.

"Hasyim.. Hasyim.." Lenny mulai bersin bersin gak jelas.

Dan GUK!

Langsung saja si Bona menggonggong kepadanya. Bikin Lenny yang fokus bersin spontan lari kocar kacir menjauh sejauh-jauhnya karena takut. Tapi sial, karena lari tanpa perkiraan, gadis itu jadi menabrak salah satu asisten rumah tangga yang sedang membawa seekor ayam panggang. Ayam panggangnya jatuh mengguling ke atas meja makan, mengenai teko jus jeruk. Jus jeruk pun tumpah dan membanjiri beberapa makanan di meja. Plus, tekonya jatuh ke lantai, hancur berkeping-keping.

Rusak sudah acara ini, jadi porak poranda!

Bona dan Boni yang gak terima, terus saja menggonggong kearah Lenny yang kini terpucat-pucat, shock bukan main akibat ulahnya sendiri!

Dan sekarang, semua mata anggota keluarga dan assisten rumah tangga tertuju ke satu titik : dirinya!

"Eh.. anu.. aku.. aku.."

***

"Rey, gue minta maaf banget soal kejadian tadi!" Lenny menyatukan kedua telapak tangannya di depan wajah. Gak enak banget, acara dinner pertama ini jadi berantakan karena dirinya. Disebelahnya, Reyhan yang sedang fokus menyetir tersenyum tipis. Entah sudah berapa ratus kali gadis itu meminta maaf sejak masih di rumahnya tadi.

"No problem, udahlah.. Gue bosen banget denger elo minta maaf terus.."

"Tapi acaranya jadi berantakan karena gue.. Jujur aja gue ngerasa bersalah banget!"

"Astaga, santailah. Justru yang harusnya minta maaf itu keluarga gue, karena kita gak tau elo takut anjing.. Apalagi tadi lo alergi kan?" Cowok itu mengusap pelan kepala Lenny dengan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanan digunakan untuk tetap menyetir.

"Sori, gue pastiin kejadian kayak gini gak akan terulang lagi!"

Lenny menghela nafas panjang. Dalam hati dia cukup lega. Reyhan sama sekali gak marah ataupun tersinggung, justru cowok itu yang minta maaf. Kalau diperhatikan, sekarang emang Reyhan agak berubah, jadi lebih lembut dan gak ragu mengucapkan kata maaf. Beda banget sama boss Reyhan di kantor yang selama ini di kenal. Mungkin karena mereka sekarang udah resmi berteman.

"By the way, lo lumayan cantik malam ini!" katanya dengan tatapan tetap fokus menyetir.

Lenny tercekat.

"Ape lu kate?" gadis itu segera menyingkirkan tangan Reyhan dari kepalanya, "Lumayan? Lo gak liat gue udah dandan abis-abisan gini haa? Dan lo cuma bilang lumayann?!"

Reyhan tertawa pelan, entah kenapa cewek itu selalu ganas kalau lagi kesel. "Lah terus lo maunya gue bilang cantik banget gitu? Heh Maemunah, lo itu jangan kepedean! Kadar kecantikan lo itu cuma tingkat standar bangetlah, dibawah rata-rata malahan!"

Sialan banget nih orang! Gerutu Lenny dalam hati. Gak ada basa basinya sedikitpun.

Reyhan menyeringai lebar. Bohong banget kalau dia bilang kadar kecantikan Lenny itu standar, tapi dia emang masih shy shy cat alias malu malu kucing aja mengakuinya. Biarlah, seiring berjalannya waktu pasti mereka akan terbiasa. Mungkin akan memuji satu sama lain? Who knows?

***

avataravatar
Next chapter