webnovel

01 Alston dan Christian membangunkan Edrea

Cklek..

Pintu kamar Edrea terbuka, menampilkan sosok lelaki berbadan kekar, tinggi 187 cm dan berparas rupawan, dia adalah Christian kembaran Alston yang bisa dibilang Christian anak kedua.

membukanya perlahan lalu berjalan menuju tempat tidur adiknya, dia melihat Edrea masih tertidur dengan nyenyak.

Christian enggan membangunkan Edrea, ya memang dia orangnya tidak tegaan. sebab itu Christian melupakan perintah Daddynya untuk membangunkan sang adik, melainkan dia ikut membaringkan tubuhnya di samping Edrea.

Tidak pernah bosan memandang wajah adiknya saat tidur, mengingatkan dia pada Mommynya yang meninggal.

Merasa nyaman Christian mulai memejamkan mata untuk tidur kembali, dia sebenarnya juga ngantuk tapi apa boleh buat dia harus berangkat pagi ke kampus.

Sedangkan yang tadi terus tertidur pulas tidak menghiraukan kedatangan kakaknya, Edrea tidak terganggu sama sekali.

Sret...

Tirai kamar Edrea terbuka, Christian baru saja memejamkan matanya harus terbangun lagi.

Ternyata itu Alston, kembarannya yang membuka tirai hingga semua cahaya matahari masuk kedalam kamar Edrea.

Alston menatap Christian malas, dia tahu kalau Christian tidak mungkin bisa membangunkan Edrea.

Berjalan mendekati Christian, tanpa basa-basi Alston menggeplak kepala Christian tanpa kesian.

"Bangun." Titahnya.

"Gila lo, baru mau tidur gue."

Alaton berdecak, ingin memarahi lagi tapi dia mulai melihat Edrea membuka mata

Tidur Edrea terusik, perlahan-lahan membuka matanya pelan sambil menyesuaikan pandangan agar terlihat jelas.

"Bentar lagi gue punya kantong mata kalo begini terus." Protes Christian.

Apa Edrea masih bermimpi? Dia baru saja mendengar kicauan kedua kakak kembarnya.

"Abang ngapain disini?" Edrea melirik kearah mereka berdua

"hari ini kamu sudah kembali sekolah. " kata Alston sambil berjalan mendekati Edrea, tidak usah ditanya betapa gugupnya Edrea saat Alston mendekat.

"Mandi."

dan saat itu juga Edrea segera bangun dan pergi menuju kamar mandi

Alston adalah orang yang paling ampuh untuk membuat Edrea patuh, selain tampangnya yang sangar, tegasnya Alston pada Edrea membuat Edrea tidak bisa bermain keluar rumah sampai larut malam.

Ah, Alston mendidiknya agar menjadi anak rumahan.

"Gak bisa liat orang tenang aja. " Cibir Christian.

Berbeda dengan Alston, Christian selalu menuruti apa yang Edrea ingin dan tidak mampu membentaknya, memikirkan dia memarahi Edrea saja membuatnya sakit hati.

Alston beralih menatap Christian "hidup Edrea gak sesantai itu sekarang, lo kenapa jadiin contoh ngulur waktu buat dia."

"Gak ngulur waktu, Bentaran doang tadi."

"Ya." Alston pergi meninggalkan Christian.

Christian merenggut dan menyusul Aston untuk makan pagi.

•••

Sekarang Edrea sudah tampil rapi dengan seragam sekolahnya, semoga hari ini lancar, karena adik sepupunya Jason hari masuk pertama sekolah SMA.

Kebetulan sekolah yang Jason pilih adalah sekolah yang sama dengan Edrea, dia membujuk Papanya Jacob agar satu sekolah dengan Edrea dan Javier.

Jacob setuju, tipikal orang tua yang bolehin apa aja asal gak ngerugiin anak.

Dan sekarang, Jason berada dirumah Edrea. Entah apa tapi dia bilang ingin berangkat bersama.

Di Meja makan semuanya pada diam menikmati makanan dengan tentram

"Dimana Max?" Geraldo melirik Alston anaknya.

"Disini Pa." Jawab seseorang yang baru saja menarik kursi dan duduk disamping Edrea

Max adalah anak ketiga, wajahnya tak kalah tampan dengan kedua kakaknya. Sama seperti kakak kembarnya, yaitu mempunyai wajah semirip Gerland, bedanya saat Max tertawa, senyumnya lebih manis.

"Hilangkan kebiasaan begadang." Tatap Geraldo pada anaknya

Max tersenyum canggung "baik."

Edrea menatap Max dengan pandangan kesal, enak sekali kakaknya dibiarkan bangun hampir kesiangan dan cuma diberi nasehat, sedangkan dia langsung ada Alston didalam kamarnya

Max beralih menatap Jason "ngapain lu kesini?"

Jason melirik Max dengan pandangan acuh "kepo."

"Dih."

Edrea menatap keduanya, dia jadi teringat hari ini akan bertemu Darren sehabis pulang sekolah.

Darren adalah kekasihnya, ini mungkin seperti kekasih simpanan. Simpanan dalam bentuk keluarganya tidak boleh ada yang tahu.

Edrea menyembunyikan ini dari semua anggota kelurganya, tentu saja agar hubungannya tidak kandas.

Jika salah satu keluarganya tahu, dia akan dikekang di dalam rumah!

Jahat, tetapi Gerland pasti terus berucap demi kebaikannya.

"Ekhm." Alston berdeham memandang Edrea dengan alis yang terangkat.

Edrea melirik Alston, dia mencoba mengalihkan pandangan, tapi sialnya malah menatap kearah Daddynya yang juga sedang memandangnya.

Sepertinya Edrea terciduk.

Kalo sudah begini, dia harus minta ijin.

"pa, aku mau jalan sama temen."

"Kamu mau bolos?" Tanya Gerland memandang wajah Edrea penuh selidik.

Edrea serasa ingin mengutuk mulutnya yang salah bicara.

"Bukan, maksudku sehabis pulang sekolah." Koreksinya

Gerland menatap lama anak bungsunya, Edrea menatap dengan penuh harap, terhitung dia selama libur sekolah ini hanya mendekam dirumah.

"Oke." Gerland menyetujui.

Edrea tersenyum senang, seperti ada keajaiban dihari ini dan mungkin ini adalah hari keberuntungannya.

"Makasih Pa."

"Tapi sama Javier." Lanjut Gerland.

Hampir saja Edrea ternganga mendengarnya, apa-apaan ini. Kenapa sepupu cepunya itu harus ikut juga?

Max terkekik geli, dia baru saja melihat wajah kesenangan Edrea tetapi beberapa detik wajahnya sudah menjadi kusut.

"pa—"

"Bersama Javier atau tidak sama sekali." Final Gerland.

Mengumpat dalam hati, mau tidak mau Edrea harus menyetujui.

"Ya ya. " Jawabnya dengan ogah.

Suasana kembali hening dan melanjutkan makan pagi yang tertunda, Edrea sangat kesal dengan keputusan Ayahnya. Mau melawan tapi tidak bisa, tidak ada yang membelanya.

Christian? Dia sama saja seperti yang lain, tidak ada harapan tentang ini.

•••

Mereka, Edrea dan Jason telah tiba di sekolah Glopen. Glopen adalah sekolah swasta yang mempunyai fasilitas internasional, disini lengkap dan tentunya sekolah ini yang memimpin sekolah terbaik sepanjang masa.

Jason menatap Edrea yang masih memasang wajah kesal "mau sampai kapan begitu." Tanya Jason

Edrea melirik Jason sinis " Yang dibolehin kemana-mana diem aja."

Edrea pergi meninggalkan Jason.

"Kak! Tunggu." Jason berlari mengejar Edrea

"Edrea! Jason!" Teriak seseorang diseberang

Keduanya sontak menoleh, itu adalah Javier, sepupu mereka berdua. Javier adalah anak kedua dari om Roger (kakak kedua Gerland)

Smentara Jason ini anak kedua dari Jacob yaitu kakak pertama Gerland

"Kenapa? " Tanya Edrea

"Bareng sini, lo pagi-pagi udah gak semangat." Tegur Javier pada Edrea

"Abaikan muka gue."

Javier cuma mangut-mangut paham, dan langsung menarik tangan keduanya memasuki area sekolah.

Sesampainya didalam Javier menyerahkan Jason pada temannya Karel agar menempatkan Jason dibarisan murid baru.

Kini tinggal Javier dan Edrea.

"Gue tadi di chat bang Max, lo bener mau jalan sama temen?" Tanyanya.

"Iya dan gue harap, lo gak usah ikut." Usul Edrea

Javier menghembuskan nafas "gue tetap bakal temenin lo."

"Lo kan sibuk, gak usah ikutin gue!" Tekan Edrea

"Lo kenapa sih, gak mau banget diikutin, emang lo bisa jaga diri?"

"Bisa! Awas lo ikutin gue." Ancam Edrea dan langsung meninggalkan Javier dengan emosi yang membara

Javier menatap kepergian Edrea, biarpun Edrea ancam, dirinya akan tetap mengikuti Edrea.

Next chapter