2 TPST - Awal

Seorang cewek tengah melangkahkan kaki lenjangnya dengan begitu santai, pergerakan pinggul cewek itu sedikit terlihat, bahkan cukup beraturan, apalagi dari orang yang tengah memperhatikannya dari arah belakang.

Saat semula dia tengah santai melangkahkan kakinya, dia merasa ada langkah kaki yang seirama dengannya.

Awalnya dia mengira kalau hal itu hanya sebuah kebetulan saja, tapi semakin lama dia tidak mendengar kalau langkah kaki itu meninggalkannya.

Di saat dia tengah berjalan di samping kelas, dia melirik ke arah jendela dengan sengaja, agar dia bisa melihat siapa orang yang berjalan di belakangnya.

Melihat dengan jelas siapa orang yang tengah mengikutinya membuat emosinya naik, tapi dia berusaha untuk mengabaikannya beberapa saat dan berharap kalau hal ini hanya sebuah kebetulan semata.

Gak mungkin kalau hanya kebetulan, tapi dia masih mengukiti gue sampai sekarang!

Dia merasa tidak percaya, karena beberapa lama dia melangkahkan kaki, bahkan ada koridor lain yang mungkin menjadi pilihan cowok di belakangnya, tapi langkah kaki cowok itu malah semakin seirama dan berada dalam jarak yang dekat dengannya.

"Ngapain sih lo ngikutin gue terus? Bosan gue liatnya!" ketus cewek itu.

"Memangnya lo melihat gue? Bukankah yang mengikuti itu berada di belakang?"

Mendengar apa yang sudah cowok itu ucapkan, membuat seorang cewek dengan nama lengkap Pierly Aksena Dirgantara itu terdiam, dia memikirkan apa yang sudah dia dengar.

Pandangannya naik, dia memperhatikan laki-laki bertubuh tinggi dengan hidung yang terukir mancung, bentuk wajah yang terlihat begitu tegas dengan tatapan mata yang terlihat sedang begitu fokus memperhatikan dirinya.

Memang cowok itu tengah memperhatikan cewek berparas cantik, pemilik bola mata yang indah dengan bulu mata yang lentik dan pipi yang terlihat sedikit chubby dengan bibir yang terlihat merona.

"Mau lo apaan sih?!" tanya Aksena yang merasa begitu kesal dengan tingkah cowok itu, karena ini bukan kali pertamanya dia bersama dengan cowok menyebalkan yang sekarang berada di hadapannya.

Tatapan yang dia tunjukkan begitu jauh dari tatapan bersahabat. "Di SMA ini ada banyak cewek, kenapa lo malah memilih untuk terus mengikuti gue?" tanya Aksena yang benar-benar kesal dengan hal ini.

"Karena lo cewek gue," jawab cowok itu dengan menggunakan nada bicara yang begitu enteng.

Kedua bola mata Aksena membulat. "Sejak kapan gue jadi cewek lo?" tanya Aksena yang tidak pernah merasa kalau dia sudah menjadi cewek dari cowok menyebalkan yang akhir-akhir ini terus mengikuti dirinya.

"Sejak awal kita bertemu," jawab cowok itu, disertai dengan sebuah senyuman yang terlihat begitu menggoda.

Saat pandangan Aksena dia fokuskan memperhatikan detail wajah cowok yang sekarang terlihat sedikit berkeringan, tidak bisa dibohongi, ada sebuah desiran yang dia rasakan.

"Gue gak pernah mengiyakan hal tersebut! Itu hanya lo saja yang menghalu mau jadi cowok gue," ucap Aksena yang memang dia tidak pernah mengiyakan atau ikut mengakui kalau cowok di hadapannya adalah cowoknya.

"Kenapa gue harus menghalu kalau pada kenyataannya lo bisa gue miliki?" tanya cewek itu dengan menggunakan nada bicara yang benar-benar enteng seolah tidak terhalang apa pun.

Tatapan mata Aksena semakin terlihat begitu menajam. "Gue gak suka sama lo!" ketus Aksena yang kemudian melangkahkan kaki meninggalkan cowok itu.

"Aaah," teriak Aksena refleks saat dia yang hendak melangkahkan kaki, tapi malah ditarik oleh cowok itu.

Dbuph

Cowok itu menarik tangannya cukup kuat ditambah dengan dia yang melangkahkan kakinya bercampur dengan emosi, sehingga tidak heran tubuhnya setengah terpelanting yang berujung dengan dia yang menabrak dada bidang milik cowok itu.

Tangan cowok itu menarik tubuh Aksena yang membuat tubuh Aksena menempel dengan tembok. Sebelah tangan cowok itu dia rentangkan menghalangi Aksena agar dia tidak pergi begitu saja.

Pandangan cowok itu turun, dia memperhatikan wajah Aksena dengan penuh keseriusan, bahkan dia menatap Aksena tepat pada manik matanya yang membuat perasaan Aksena menjadi tidak karuan.

Nih cowok mau ngapain sih?

Perasaan Aksena mulai tidak karuan, karena berada dalam jarak yang sedekat ini membuat perasaannya semakin tidak menentu, apalagi saat melihat dengan jelas bagaimana cowok itu menatapnya.

*****

"Mau lo apa sih?!" tanya Aksena yang memberanikan diri untuk bertanya, karena terjebak dalam situasi seperti ini dalam jangka waktu yang lebih lama akan semakin membuat suasana hatinya menjadi semakin kacau.

Tidak bisa dibohongi kalau melihat wajah cowok itu dalam jarak yang sedekat ini semakin membuat Aksena bisa melihat pesona ketampanan dan juga aura menggoda yang ada di cowok itu.

"Yakin tidak suka sama gue?" tanya cowok itu dengan tatapan yang semakin intens.

Glek

Saliva Aksena tertelan dengan cukup terpaksa saat mendengar pertanyaan yang terdengar begitu menusuk dirinya, karena nada bicara cowok itu setengah serak.

Disertai dengan sebuah keraguan, Aksena menganggukkan kepalanya. "Iya, gue gak suka sama lo!" jawab Aksena dengan menggunakan nada bicara yang ketus.

"Kalau lo gak suka sama gue ... gue tantang lo un—

"Mau nantang apaan lo?" tanya Aksena yang langsung memotong kalimat cowok itu, karena dia malah semakin terbawa emosi saat mendengar sebuah tantangan yang akan cowok itu berikan.

avataravatar
Next chapter