webnovel

Ayah Kandung Leon ( 1 )

Tia mengerjap dan terhenyak. Dunia hanya sebesar daun kelor. Selama ini sangat penasaran dengan sosok pria yang menghamili Rere. Tia hanya diberi tahu siapa nama pria itu dan apa pekerjaannya. Menyelidiki Dila selama tinggal di KL malah membongkar rahasia lain.

Dino Putra Chaniago, pria tampan yang selama ini tinggal bersama Dila dan mengaku sebagai suami Dila ternyata hanya sepupu wanita itu. Pria itu mulai jatuh cinta pada Dila meski belum bisa melupakan sosok almarhumah istrinya.

"Ya Tuhan ternyata dunia ini sempit. Dino adalah suami dari artis Ananya Shyla yang meninggal karena kecelakaan. Berarti Gesa asisten pribadi dari Ananya dan kenal dengan Dino. Rere menolong Gesa ketika kecelakaan itu terjadi. Rere salah satu saksi kematian Ananya dan dia juga melakukan hubungan satu malam dengan Dino suami Ananya. Jadi Dino CEO PT. DPC Corporation. Jadi pria yang diselamatkan Rere malam itu dari upaya penjebakan adalah Dino. Ayah kandung Leon adalah Dino sepupu dari Dila istrinya Pak Bara." Mulut Tia menganga menemukan fakta besar ini.

Tanpa disadari Bara dan Dino telah bertukar peran selama ini. Dino menjadi ayah dari ketiga anak Bara. Sementara itu Bara menjadi ayah dari Leon, anak Dino.

"Apa Pak Dino tahu jika memiliki anak dari Rere?" Tia bicara sendiri. Ia pun menyusun rencana untuk mengungkapkan kebenaran. Benar-benar tak bisa dicerna dengan logika.

Tia bergegas mandi karena akan menghadiri pesta sangeet lagi. Tuan Irfan Khan mengadakan pesta ini selama empat hari empat malam.

Para tamu undangan mulai memasuki hall. Ini adalah hari keempat pesta sangeet Putri Tuan Irfan Khan. Para tamu bersuka ria menyambut pesta sangeet hari terakhir. Mereka begitu bahagia dan senang bisa hadir di pesta pernikahan yang paling megah di tahun ini. Tuan Irfan tak segan-segan menggelontorkan uang yang banyak untuk merayakan pesta pernikahan putri bungsunya. Penyanyi Hollywood pun dikabarkan hadir dalam pesta sangeet hari terakhir. Penyanyi itu khusus dikontrak oleh Tuan Irfan untuk memeriahkan acara pernikahan sang putri. Tamu berdecak kagum melihat interior ruangan pesta yang super mewah. Semua dekorasi memakai barang nomor satu bahkan sangat langka. Lantai pesta terbuat dari granit mahal dengan kaca sebagai dinding. Mata para tamu dimanjakan dengan pemandangan laut yang bisa dilihat dari dinding kaca. Sangat indah dan romantis. Menari bersama pasangn dengan laut sebagai view.

Seperti biasa para tamu datang menggunakan pakaian khas India. Perempuan menggunakan sari India, sementara pria memakai kurta. Dila dan Dino datang bergandengan tangan menuju ruang pesta. Mereka hanya diam. Tak ada pembicaraan di antara keduanya. Dino masih kecewa dengan sikap Dila. Beraninya Dila membawa Bara ke dalam kamar bahkan Hanin memergoki mereka berdua. Hati Dino bak tersayat sembilu atas luka yang Dila torehkan padanya. Bukan hanya dia yang kecewa, tapi juga Hanin. Anak itu sangat mencintai dan menyayangi Dila. Kasih sayang itu sudah terlanjur melekat pada Hanin hingga ia tak ingin kehilangan Dila. Hanin mencintai Dila dengan sepenuh jiwanya.

Kali ini Dino tidak bisa menahan emosinya. Darahnya menggelegak ketika melihat Bara. Pria itu tersenyum pada para tamu dan berbincang dengan hangat.

Dino memandang sekeliling ruang pesta. Interiornya sangat mewah dan elegan. Deretan bunga-bunga mahal berjejer rapi di sepanjang ruang pesta. Dino merasa pesta ini seperti di pesta pernikahan ala film India. Ada kebahagiaan di tengah pesta. Semua tamu menari dan tertawa bersama. Dino merasa sepi ditengah keramaian. Ia begitu kecewa karena Dila tak bisa menjaga hatinya.

Lagu India mulai menggema. MC mulai membuka acara. Lampu ruang pesta tiba-tiba mati berganti dengan lampu temaram.

"Untuk memeriahkan acara. Pasangan menari akan kita acak. Silakan ambil nomor undian. Bagi yang mendapatkan nomor yang sama, maka kalian akan menjadi pasangan," ucap MC berkeliling ruang pesta dengan seorang asisten.

Para tamu mengambil nomor undian satu persatu. Mereka bersorak gembira ketika nomor undiannya sama dengan pasangan mereka. Artinya mereka tidak akan bertukar pasangan.

"Berapa nomormu?" Dino buka suara, menoleh pada Dila.

"49," jawab Dila pelan.

"Aku 36," jawab Dino berbisik di telinga Dila.

"Kita enggak ikut pesta gimana No? Aku enggak bisa menari dengan orang asing," cicit Dila memainkan rambutnya yang panjang melebihi bahu. Dila seperti orang India. Ibarat artis seperti Disha Patani jika menggunakan pakaian tradisional India.

"Janganlah Dil. Enggak enak sama Tuan Irfan. Aku melakukan kerja sama bisnis dengan beliau. Ia hanya ajang silaturahmi dan seru-seruan."

"Bagi Puan dan Tuan yang sudah mendapatkan nomor. Silakan berbaris menurut nomornya. Nomor satu bagi laki-laki silakan berdiri disini." MC memandu peserta. Pria pemegang nomor undian satu berdiri di sebelah kiri MC. "Bagi yang perempuan silakan berdiri berhadapan dengan si pria," lanjut MC lagi menunjukkan tempat berdiri wanita.

Para tamu mulai mengambil posisi sesuai nomor urut. Tia dan Daniel yang juga hadir dalam pesta itu cemberut. Daniel berpasangan dengan Kinanti. Tia berpasangan dengan Dino. Peserta terakhir Bara berpasangan dengan Dila. Ternyata mereka sama-sama mendapatkan nomor 49. Darah Dino memompa dengan cepat. Rasa cemburu kembali menghantuinya. Dino akan menyusul Bara tak rela jika pria itu berpasangan dengan Dila. Tia cepat memahami sesuatu, sebelum terjadi keributan ia menghalangi Dino.

"Ini hanya games Tuan. Jangan emosi begitu," ucap Tia membungkam Dino.

"Tahu apa kamu?" Dino melirik kesal pada Tia.

"Tahu semuanya."

"Ada pria lain menari bersama istriku apakah aku akan diam?"

"Istri? Apa anda tidak salah bicara Pak? Dila bukan istri anda. Bukankah istri anda sudah meninggal? Dila hanya sepupu anda?" Tia melontarkan mulut pedasnya.

Langkah Dino terhenti. Menoleh pada Tia dengan tatapan sinis. Merasa perempuan di depannya terlalu banyak tahu. Dino bungkam tak memberi tanggapan atas perkataan Tia.

"Bukan hanya Dila yang bertukar pasangan, tapi semua tamu yang ada disini. Jangan biarkan hati anda dikuasai emosi. Jernihkan pikiran anda."

"Aku emosi?" Dino meradang Tia tahu isi hatinya. "Tahu apa kamu soal hatiku?"

"Aku bisa melihat masa depan," jawab Tia tersenyum. Tia benar-benar lawak. Ekspresi wajahnya sangat kocak. Ia bak komika yang sedang memberikan Dino hiburan.

"Omong kosong," balas Dino ketus.

MC mulai memberikan intruksi pada pasangan yang menari. Para pria mulai memegang tangan dan pinggang pasangan mereka. Dino pun tak ketinggalan memegang tangan dan pinggang Tia. Meski canggung, pria itu tetap melakukannya.

"Aku tidak pernah bicara omong kosong," ucap Tia ketika sedang menari dengan Dino. Mereka menari dalam tempo lambat.

"Yang kamu bicarakan tadi omong kosong."

Next chapter