webnovel

Memar

" Aku menyuruh mu untuk mengirimkan undangan ke Tian-tian bukan mengirimkan undangan pada dewa kematian. Kau hampir mengirimkan kita kealam baka"

" Kau serius dengan perkataan mu Luhan?"

" Apa yang salah?"

" Apa yang terjadi? kau ingin mengumumkan indetitas mu pada nya?"

" Bukan seperti itu…, aku hanya ingin mencarikan orang yang kaya yang baik untuk diri nya.. sebelum aku meninggalkan nya.. aku khawatir dia tidak akan menemukan orang yang tepat.., dia akan menjadi pasangan dalam undangan mu…, dan aku akan menjadi undangan patner Xian er.. , hanya di tempat itu para orang kaya akan berkumpul"

" Kali ini pun aku harus membantu mu untuk menutup identitas mu… kau yakin Xian er tidak akan membuat keributan di sana ketika kau membawa Tian-tian?"

" Tidak.., dia tidak akan melakukan nya, pastikan Tian-tian di dalam pengawasan mu…., jangan sampai indetitas kami berdua di ketahui oleh orang lain"

******************************************************************************************

Tian-tian sedang asyik membersihkan dapur.. sampai tiba-tiba Luhan berdiri di belakang nya, sedikit menunduk karena tinggi mereka yang terpaut jauh. Tepat di samping telinga Tian-tian , lelaki itu berbisik.

" Apa yang sedang kau lakukan….?"

" Kyaaaaa…" Jerit Tian-tian kaget, tangan nya sempat terbang mengenai wajah Luhan dan menggores wajah nya cukup dalam.

" Akh….." Giliran Luhan yang berteriak kesakitan

" Ya… kau mengangetkan ku.." Tian-tian memutar badan nya dan menatap Luhan sedang menutupi wajah nya dengan sebelah tangan nya dan merintis kesakitan.

" Apa? Ada yang terluka? Biar ku lihat" Tian-tian menarik tangan Luhan yang sebelah kanan, memegang tangan nya sambil menatap wajah Luhan dengan sangat serius.., dan menyentuh wajah nya…, parah… luka nya sangat parah. Tian-tian mengerutkan alis nya.. menatapi luka memar yang memerah di wajah Luhan yang begitu putih dan mulus…, di tambah goresan di dekat pelipis wajah.. merobek kulit nya.

Tian-tian menatap tangan nya yang melukai lelaki itu, menatap nya beberapa detik…, bagaimana bisa tenaga ku sekuat itu? Aku hanya merasa menyenggol nya sedikit.. hanya sangat pelan… tapi kenapa meninggalkan bekas.. seolah aku menonjok wajah nya dengan kuat. Dia pasti akan sangat marah besar ketika mengetahui apa yang terjadi dengan wajah tampan nya.., Tian-tian menelan ludah nya dengan kesusahan.., wajah yang begitu terawat

" Kenapa? Apa yang terjadi? kenapa muka mu seperti itu.. apa ini sangat parah?" Tanya Luhan yang merasa di bagian area mata kanan nya berdenyut-denyut , sakit dan panas

" Ti.. tidak.., tidak parah… hanya luka kecil. Kau duduk lah.. aku akan mengobati mu" Tian-tian berlari mengambil kotak P3K dan es batu, benar.. setelah di kompres memar nya pasti akan hilang.. dia hanya terlalu putih.. hingga tersenggol sedikit pun sangat merah.

" Duduk lah…, aku akan mengobati mu…" Tian-tian menepuk sofa di samping nya

" Ini sangat berdenyut…" Luhan menunjuk area yang ia rasa menyakitkan " Bagaimana bisa tangan kecil mu itu begitu menyakitkan"

"Seperti nya.. karena terlalu banyak mengangkat beban kehidupan.. tangan ku jadi berotot, maaf.." Tian-tian menatap mata Luhan dengan wajah sedih dan bersalah.

Membuat jantung Luhan berdetak sangat cepat sekali.., untuk sekian lama nya.. mereka kembali bertatapan mata.. dan duduk sedekat ini.. dengan tangan kecil Tian-tian di wajah nya, mengompres wajah nya dengan es batu…, dingin nya es batu tersebut bahkan tidak dapat meredahkan panas yang menjalar dari dada nya menuju wajah nya.

Tian-tian dengan serius menatap wajah Luhan, sambil mengompres pelan bagian yang memar.., membersihkan luka kecil di sudut mata Luhan dan juga menutup nya dengan plaster.., gawat…!!! Tian-tian berhenti sejenak.. menatap wajah Luhan.. wajah nya semakin memerah dari sebelum nya.. apa yang harus ku lakukan? seharus nya tidak begini…

Tian-tian tidak mengerti dan tidak mengetahui.. jika hal itu terjadi bukan karena luka nya.. namun karena Luhan yang tidak bisa mengendalikan diri nya..membiarkan diri nya memanas sendiri. Mata Luhan tak henti-henti nya menatap bibir mungil Tian-tian yang berada dekat dengan nya.., makin tak tertahan kan ketika Tian-tian menggigit kecil bibir nya.., membuat nya harus menahan sekuat tenaga..untuk tidak melahap bibir itu.

Jantung Luhan semakin berdetak cepat, wajah nya semakin memerah… ada yang salah dengan diri nya… aku tidak boleh begini… kenapa aku sangat menginginkan nya? Xian er ah… berapa lama lagi kau harus kembali? Seperti nya tubuh ku sudah salah mengenal wajah.., aku tidak bisa terus begini… ini salah.

" Sudah.. biar aku sendiri saja" Luhan menjauhkan wajah nya sambil memalingkan wajah nya. Menjauh dari Tian-tian.. dia harus menjauh dari nya.. sebelum ia lepas kendali

Luhan berdiri dan mendekati arah cermin untuk melihat wajah nya dan berusaha mengompres diri nya sendiri sambil menatap cermin. Tian-tian yang mendapati gerakan tersebut.. dengan sangat singap berlarian kearah Luhan.

Gawat!!! Jangan sampai ia menatap kearah cermin…, dia tidak boleh mengetahui nya sekarang…., aku yakin besok dia akan baik-baik saja… memar nya akan berkurang.. aku harus segera menghentikan nya. Tian-tian berlari dan langsung meloncat begitu saja di depan Luhan sambil memegang wajah Luhan dengan kedua tangan nya.., kali ini jantung Tian-tian yang berdetak cepat karena khawatir dan membuat kesalahan yang besar untuk Luhan.

" Bi.. biar aku saja.." Tian-tian dengan panic masih memegang wajah Luhan dengan kedua tangan nya

" Aku bisa sendiri…" Luhan berusaha memalingkan wajah nya dan menatap cermin kecil yang tergantung di dinding. Tian-tian kembali memutarkan wajah Luhan kearah nya

" Biar aku saja… kau.. cukup menatap ku saja"

Perkataan Tian-tian kembali menyulut api di dada Luhan.. kali ini benar-benar tidak tertahan kan…, Luhan menatap wajah Tian-tian yang mendongkak kearah nya, tangan Luhan memegangi kedua tangan Tian-tian yang berada di wajah nya

" Kenapa aku harus menatap wajah mu…?" Suara Luhan terdengar parau karena menahan sesuatu

" Itu… itu…" Tian-tian memutar bola mata nya untuk berpikir.., karena aku akan habis jika kau menatap kaca…

" Kau yang menyuruh ku…" Luhan menahan kuat tangan Tian- tian di wajah nya.., Luhan mulai menekukan kaki nya.. untuk memperkecil jarak tinggi di antara mereka berdua.., dan menundukan kepala nya… jarak wajah mereka semakin dekat.. dan Tian-tian masih dengan polos nya mendongkak menatap Luhan yang semakin dekat dengan nya…,Tian-tian berusaha melepaskan kedua tangan nya di wajah Luhan, namun gagal karena Luhan menahan nya dengan sangat kuat.

" Lu.. luhan.." Jantung Tian-tian kali ini berpacu dengan sangat cepat…, ketika menyadari apa yang akan terjadi… karena jarak di antara bibir mereka semakin dekat. Tian-tian menundukan wajah nya..

" Kenapa….? Kau yang ingin aku menatap mu…" Luhan semakin mendekatkan jarak di antara bibir mereka.

" I.. itu.." hanya bersisa beberapa Cm lagi…, bibir mereka.. akan menyatu.., Tian-tian memejamkan mata nya dengan sangat kuat.. ,dan memalingkan wajah nya..

Deg.. deg.. deg.. deg..

Next chapter