webnovel

Raja Neraka, Baim

Di kursi VIP rumah keluarga Dian, terlihat sesosok tubuh kurus tampak membelakangi Dian. Sosok itu mengenakan setelan dengan potongan lengan. Bahkan pakaiannya pun tampak mewah.

Orang-orang di sekitar tanpa sadar akan menundukkan kepala, tidak berani mendekati pria itu. Auranya terlalu mengerikan!

Udara di sekitar pria itu seolah-olah terpengaruh oleh hawa dingin yang memancar dari tubuhnya, dan mulai membeku. Situasi itu membuat semua orang bergidik, dan ada keinginan untuk melarikan diri.

"Reporter, kalian berisik."

Tiga kata sederhana keluar dengan nada dingin dari mulut pria itu.

Suara sedingin es tanpa jejak suhu itu menggema seperti gletser, dan langsung membekukan hati orang. Rasa dingin yang menembus tulang menyebabkan suhu di sekitarnya turun beberapa derajat.

"Maaf."

Tuan Baim, aku akan mengusir para reporter itu sekarang!" Baim, yang diberi julukan 'Raja Neraka, adalah sosok legendaris di dunia IT. Ada banyak rumor tentang Baim, tetapi tidak ada berita yang mengenakkan. Tidak ada satupun media yang berani melaporkan Baim secara personal, karena orang-orang yang menyinggung Baim mengalami akhir yang mengerikan.

Baim dianggap kejam!

Jika Baim bersin, ekonomi domestik bergetar tiga kali, sedangkan jika dia batuk tiga kali, giliran ekonomi dunia bergetar. Baim bukanlah bujangan berlian domestik, karena ia adalah bujangan berlian kelas dunia.

Namun, dia adalah orang yang bisa membuat siapapun panik hanya dengan menyebut namanya, dan tidak banyak orang yang benar-benar menghadapi Baim.

Hanya sedikit orang yang pernah melihat penampilan Baim. Beberapa orang bilang kalau Baim terlihat sangat jelek dan tidak mau menatap orang lain; beberapa orang mengatakan bahwa Baim memiliki bekas luka di wajahnya dan sangat galak; yang lain mengatakan bahwa Baim sangat tampan dan feminin.

Meski banyak rumor yang beredar, tidak ada yang bisa memastikan bahwa rumor tersebut benar adanya.

Terlepas dari penampilan Baim, dia pasti seseorang yang tidak ingin diprovokasi oleh siapapun. Gelar Raja Neraka tidak muncul begitu saja. Raja Neraka memanen sisa-sisa kehidupan manusia, tetapi Baim memanen hal-hal paling berharga dari manusia!

Tidak ada yang mengira kalau Baim yang misterius akan muncul di pesta pertunangan Rara hari ini.

Dengan perintah Baim, efeknya langsung terasa. Para reporter diusir oleh sekelompok pengawal dengan kecepatan tercepat.

Benar, usir saja mereka!

Tiba-tiba, tempat itu menjadi sunyi.

"Sudah kubilang, 'kan. Baim, mengapa kau suka sekali campur tangan dalam urusan ini?"

Teguh, pimpinan muda dari Grup T, salah satu teman Baim. Dengan elite hukum teratas, bisnis keluarga juga pasti melibatkan industri farmasi, memadukan hukum dan kedokteran.

Hari ini, rekan bisnis Teguh mengundangnya untuk datang. Teguh merasa bosan, jadi dia menarik Baim. Tanpa diduga, Baim yang jarang menghadiri acara sekecil itu setuju untuk ikut dengannya.

Sekarang, Baim, yang tidak pernah suka usil, sebenarnya datang untuk untuk membantu putri dari keluarga Rara yang tinggal di luar.

Hehe, ini sangat menarik. Namun, apa yang Teguh tidak tahu adalah bahwa dua orang yang dia bereskan di pintu masuk kafe sebelumnya adalah kencan buta Dian.

"Kau mengajakku kemari hanya untuk menonton lelucon tidak berguna?"

Mata hitam pekat Baim seperti kolam tanpa dasar, dengan aura yang tak tertandingi dan kuat yang membuat orang tidak bisa bernafas.

Teguh memainkan rambut merahnya yang berapi-api dengan santai, dan anting-anting safir di telinga kirinya sangat menarik perhatian.

"Menurutku lelucon ini cukup menarik. Pada hari pertunangan, si Kakak menggelar adegan merebut pengantin laki-laki. Pasti bakal sangat meriah! Sayang pengantin laki-laki tidak bermaksud untuk mengikutinya. Ngomong-ngomong, dia pantas mendapatkannya dan semua ini membosankan. Baim, bagaimana menurutmu? "

Ada keheningan untuk waktu yang lama, sampai Teguh berpikir bahwa Baim tidak mendengarkan apa yang dia katakan.

Nah, Baim adalah orang seperti itu-orang yang sangat kejam pada dirinya sendiri. Bagaimana dia bisa memberikan simpati pada seorang putri miskin dari keluarga 'itu'.

"Benar-benar pantas mendapatkannya." Suara itu masih dingin.

Oh?

Ternyata dia mendengarnya.

Teguh mengangkat bahu, tanpa duduk di atas sofa, tapi ada semacam aura menawan tapi malas yang menguar darinya.

"Hehe, aku tahu kau bukan pengasih dan master segalanya. Hei! Aku cemas padamu. Kalau kau terus-terusan menjadi pemarah seperti ini, mungkin kau akan bujangan seumur hidup. Wanita mana yang bisa bertahan dari amarahmu begini."

Teguh selalu memikirkan hal itu. Tidak ada wanita yang berani mendekati Baim. Pasti semua itu karena aura Baim yang dingin dan keras seperti dewa kematian. Bahkan jika ada wanita yang mengagumi sifat sombong yang dimiliki Baim, tidak ada wanita yang berani mendekatinya.

Karena mereka takut bakal langsung dibekukan sampai mati.

Mata Baim menoleh sedikit. Dia menurunkan kelopak matanya, dan di matanya yang dalam, ada sorot yang hanya dipahami oleh dirinya sendiri.

Teguh berpikir lelucon yang dilontarkan dari sisi Rara itu menarik, jadi dia duduk di tepi sofa, menonton pertunjukan itu dengan antusias.

"Oscar, apa yang dia katakan ... apa itu benar? Ketika kita masih bersama, apa kau sudah bersamanya?"

Dian adalah orang yang berhati keras, bahkan Oscar tidak meninggalkan sepatah kata pun. Setelah menghilang selama tiga tahun, dia berkata ingin membiarkan pria itu pergi, tetapi sebenarnya dia menunggu Oscar dalam hatinya.

Tetapi dia tidak dapat membayangkan bahwa reuni mereka akan dihadapkan dalam situasi seperti ini.

Masalahnya, dia tidak bisa menerimanya.

Dian menggigit bibirnya, menahan air mata dengan putus asa. Dia tidak ingin menangis di depan Rara.

Meskipun dia paham kalau kasus ini tidak akan serta-merta terjadi, dan sebenarnya dia tak perlu bertanya lagi. Bahkan jika dia bertanya, dia akan menjadi satu-satunya pihak yang terluka di akhir.

Namun, Dian adalah orang yang keras kepala. Bahkan seandainya suatu hubungan sudah berakhir, dia harus mendengar jawaban ini dengan telinganya sendiri!

Dian menatap mata Oscar dengan mantap, dan rasa sakit serta toleransi di matanya membentuk sorot kesedihan yang indah. Rasanya seperti bunga yang patah. Meskipun sedang menghadapi badai, dia tetap mengangkat kepalanya, menunggu jawaban yang menghancurkan hatinya.

"Dian ... Aku..."

Melihat Dian seperti itu, mata Oscar dipenuhi dengan rasa sakit yang dalam. Dia belum pernah melihat Dian yang begitu sabar, dan telah mentolerir sakit hatinya.

"Apa yang terjadi? Kenapa berisik sekali!"

Joko baru saja melihat wartawan di sekitar sana. Dia mengira itu hanya wawancara, tapi tidak menyangka kalau ada pengawal yang mengusir wartawan itu. Joko menyadari kalau ada sesuatu yang salah dan bergegas.

Setelah bergegas, dia melihat Dian.

Tiba-tiba, Joko mengerutkan kening, dan dia berkata bagaimana bisa begitu ramai kondisinya. Ternyata Dian yang melakukannya lagi.

Ketika Rara melihat Joko datang, dia berpura-pura menghapus air matanya dengan panik, seolah dia tidak ingin Joko melihatnya.

Joko segera melihat penampilan menyedihkan Rara.

"Dian, kau menindas Rara lagi! Jika bukan karena Rara memintaku untuk membiarkanmu kembali hari ini, aku tidak akan bisa membiarkanmu memasuki gerbang rumah ini! Akibatnya, saat kau datang, kau membuat Rara menangis. Apa itu sikap kakak perempuan yang baik?"

Joko tidak bertanya apa-apa, dan mulai memarahi Dian.

Haha, padahal pria ini adalah Ayahnya, Dian.

Tapi Ayahnya malah berpihak pada anak perempuan yang tidak berhubungan darah dengannya, dan menginjak-injak putri kandungnya sendiri sesuka hati.

Next chapter