webnovel

Terjebak di dalam Tubuh Anak Duke yang Posesif [IND]

Sinopsis : Aku ingin merasakan kehangatan sebuah keluarga. Aku ingin merasakan kasih sayang dan cinta. Aku ingin diperhatikan. Layaknya seorang anak kecil. Menjadi dewasa berarti menjadi budak kehidupan. Aku yatim piatu yang tak pernah tau apa itu sebuah 'keluarga?' Sampai akhirnya aku menikah dan memiliki anak. Sekarang aku seorang ibu dan juga wanita karir. Aku telah menikah, memiliki anak, dan akhirnya aku memiliki 'keluarga' milikku sendiri. Tapi ternyata semua tak seindah yang ku bayangkan. Aku tetap tak merasakan kehangatan dari keluarga milikku sendiri. Seandainya aku bisa memanipulasi waktu dan merubah takdir, aku hanya ingin kembali menjadi anak kecil polos yang tidak tau apapun sehingga para orang dewasa akan perhatian padaku. Tuhan rupanya mendengar keinginan tersembunyiku dan kini aku harus hidup sebagai Cellia, satu-satunya putri dari Grand Duke Leonhart dan terjebak sebagai anak kecil yang sangat diperhatikan seumur hidupnya oleh ayahnya yang sangat posesif!. "Tidak ada yang boleh menyentuh putriku!. Sebutir debu sekalipun!" "Siapapun yang membuat putriku meneteskan air mata, aku akan membunuhnya sekalipun itu diriku sendiri!" Dan kegelisahan ayahku semakin menggila ketika aku mendapatkan sebuah surat mandat berupa lamaran dari putra mahkota.  "Saat saya menjadi kaisar, saya akan menikahi putri anda, Duke Leonhart. Ini perintah. Cellia akan menjadi permaisuri dan ratu-ku di masa depan!" (Crown Prince Kharel) "Tidak akan ku biarkan!. Sebelum itu terjadi Aku yang akan menjadi kaisar lebih dulu dan tidak seorang pun dapat memiliki putriku!" (Duke Leonhart) "Tapi ayah, maaf. Aku tidak bisa menikah denganmu, tapi aku berjanji akan tetap menjadi putri kecilmu selamanya" (Cellia)

YuuSa · Fantasy
Not enough ratings
7 Chs

5. Totem Pangeran Mahkota

"Duke Carrion, terimakasih atas penyegelannya"

"Oh, kau sudah tiba Leonhart. Tidak perlu berterimakasih. Ini sudah menjadi tugasku sebagai penerus Carrion. Dan tolong urus sisanya. Aku akan menambahkan sihir pelindung untukmu dan Earl Lucca"

Duke Leonhart mengangguk. Ia lalu berbalik dan pergi masuk ke dalam kubah besar berwarna ungu gelap yang tidak bisa dilihat apa isi dalamnya dari luar.

Jika aku tidak dapat melihatnya, bagaimana aku bisa tau apa yang terjadi di dalam sana!.

"Oh!. Bagaimana bisa keponakanku ada disini?!" Ucap Duke Carrion. Sosok pria yang nampaknya berusia sedikit lebih tua dari ayahku kini melihatku dengan wajah cerah. Dia tetap tersenyum, namun lebih lebar ketika ia melihat wajahku. Giginya yang terawat terlihat sangat jelas.

"Kemarilah. Biarkan aku menggendongmu, Cellia kecil!"

Wosh!.

Dengan cepat, Vio menghindari Duke Carrion seolah ia tidak ingin aku disentuh olehnya.

"Maaf, Tuan Carrion. Tolong tetap fokus dan perhatikan tugas anda dan jangan pedulikan kami ..." ucap Vio. Nadanya terdengar sangat tajam.

"Hei. Aku hanya ingin menggendong keponakanku. Kenapa kau menggangguku!-"

"Mohon maaf, Tuan Carrion, tapi pelindung anda terlihat memudar dan itu akan membahayakan keselamatan tuan Leonhart dan Earl Lucca"

Duke Carrion melebarkan matanya dan terlihat terkejut. Ia lalu kembali ke posisinya semula dan kembali fokus dengan tugasnya.

Sementara itu, aku tidak tau apa yang sedang terjadi sebenarnya, tapi sepertinya Duke Carrion adalah tipe orang yang bisa dengan mudahnya lupa akan tugasnya jika dia melihat sesuatu yang menarik atau hal yang ia sukai sehingga ia akan kehilangan fokus pada pekerjaan utamanya.

Dia memang orang yang harus diperingatkan!. Kerja bagus, Vio!.

Meski begitu, aku sedikit terbantu dengan keteledoran Duke Carrion. Saat kubah hitam itu memudar untuk beberapa menit karena Duke Carrion sempat melepaskan sihirnya tadi, aku jadi dapat melihat apa saja yang ada di dalam dan apa yang sedang ayah lakukan disana.

Kebodohan yang berguna. Fikirku. Pertahankan itu, Duke Carrion!.

Di dalam kubah gelap yang sempat terbuka itu, aku melihat sekilas jika ayah sedang menghentak-hentakan sebuah tongkat berwarna merah tua ke lantai dan sebuah sinar merah terang mengelilingi seorang pria yang mungkin itu adalah Earl Lucca. Setelah itu, munculah semburan api besar yang berbentuk seperti seekor burung yang memiliki bulu-bulu panjang di tubuhnya yang bagai tertiup angin kencang. Beberapa detik kemudian ada suara desing rantai besi yang memenuhi ruang aula dan dengan cepat kubah gelap kembali tertutup rapat.

Kurasa aku kehilangan bagian penting dari apa yang ayah lakukan untuk totem yang lepas kendali itu.

Aku mengembungkan kedua pipiku tanpa sadar karena kesal.

"My Young Lady?. Ada apa?" Tanya Vio yang menyadari perubahan ekspresi di wajahku. Walaupun dia seperti robot tapi nampaknya Vio adalah orang yang sensitif terhadap perubahan-perubahan yang kecil. Mungkin itu salah satu alasan ayah merekrutnya untuk menjadi pelayan pribadiku?. Ayahku sendiri adalah orang yang sangat detail terhadap sesuatu.

"D-daddy!" Jawabku. Aku tidak tau harus menjawab apa. Otakku tidak dapat digunakan untuk berfikir cepat.

"Tenang saja, My Young Lady. Tuan Leonhary, ayah anda pasti akan baik-baik saja. Jangan khawatir" ucap Vio.

Aku tertegun. Itu benar-benar Vio?. Rupanya dia bisa juga berwajah seperti itu--tidak seperti robot--Vio membuat senyuman di wajahnya. Ia juga merubah nada bicaranya menjadi lebih 'wanita'. Entah apa yang terjadi, kufikir Vio benar-benar orang yang dapat di andalkan dibalik sisi sikapnya yang agak kaku.

"Robot multifungsi?" Gumamku.

"Eh?. Apakah My Young Lady bertanya sesuatu pada saya?" Tanya Vio. Pendengarannya sepertinya juga sangat tajam, tapi untunglah dia tak menyadari kata-kata yang kuucapkan pelan itu.

"Ini sudah lebih dari satu jam. Apa yang terjadi?!" Ucap Duke Carrion.

Vio dan aku tentu mendengar ucapannya karena posisi kami berada di dekatnya, jadi secara refleks kami menoleh kepadanya dengan rasa penasaran. Terutama aku. Aku sangat penasaran, apa yang akan terjadi memangnya jika sudah lebih dari satu jam?.

"Tuan Carrion, apakah saya bisa melakukan sesuatu?" Tanya Vio tiba-tiba.

Tuan Carrion melirik sebentar ke arah kami lalu kembali memfokuskan pandangannya ke depan.

"Aku tidak tau apakah ini berhasil atau tidak, tapi bisakah kau panggilkan Pangeran mahkota kesini?. Hanya beliau yang memiliki sihir waktu di kerajaan ini ..."

"Baik. Saya mengerti. Tolong bertahan selama beberapa menit lagi. Saya akan segera membawa Yang Mulia Yvone secepatnya"

Vio lantas keluar dari mansion dan mengambil seekor kuda. Dia membuatku naik duluan sebelum akhirnya ia ikut naik.

"Young Lady, saya akan berkuda dengan kecepatan maksimal. Tolong anda berpegangan dengan erat pada saya juga" ucap Vio setelah ia memasangkan sabuk padaku yang terhubung dengan dirinya.

Aku pun hanya menurut dan memeluk Vio erat-erat. Kami pun berangkat. Tapi aku berfikir keras sekarang.

Bagaimana bisa dia membawa anak sepertiku berkuda dengan cepat?!.

Vio, apakah kau benar-benar robot?!. Dimana perasaan takutmu?!. Setidaknya, fikirkan perasaan takutku!. Kuda ini benar-benar berlari sangat cepat!.

Ah. Ku fikir aku akan mati.

Akhirnya kami sampai di sebuah bangunan yang lebih besar dari mansionku namun lebih kecil dari istana yang ada di puncak bukit sana. Untungnya letak kastilnya tak jauh dari kediaman Earl Lucca, jadi kami benar-benar bisa sampai dalam waktu lima belas menit berkuda dengan kecepatan penuh!. Hah. Itu adalah momen pertama kalinya aku naik kuda dengan kecepatan penuh dan sekarang aku seperti mengalami jetlag. Jika saja aku tidak di gendong Vio, aku pasti sudah jatuh tersungkur di tanah sekarang.

"Siapa dan ada keperluan apa?" Tanya salah satu prajurit yang menjaga gerbang kastil pada Vio.

"Saya kesatria Vio. Saya diminta untuk menjemput Yang Mulia Yvone untuk meminta tolong. Ada totem yang lepas kendali di kediaman Earl Lucca. Ini darurat"

"Baiklah. Aku akan menyampaikannya pada Yang Mulia. Tunggu disini" ucap prajurit itu. Dia kemudian masuk ke dalam kastil dan tak lama kemudian dia kembali keluar bersama dengan seorang pria di sampingnya.

"Yang Mulia, salam hormat. Saya-"

"Aku sudah mendengar rincian singkatnya tadi. Ini darurat, jadi ayo segera kesana saja jika tidak kerajaan bisa terbakar habis ..."

"Yes, Your Majesty"

Untuk sesaat aku penasaran. Kenapa pangeran mahkota tinggal di kastil kecil seperti ini?. Bahkan letak kastilnya cukup jauh dari istana.

Saat aku memikirkan itu, tanpa sadar, Vio dan aku sudah berada di atas kuda dan kami siap untuk kembali berkuda dengan kecepatan penuh.

"Eh?"

Wush!.

Belum sempat aku memastikan sesuatu. Vio sudah melajukan kudanya sehingga aku tidak dapat melihat dengan jelas rupa seseorang yang keluar dari pintu kastil--seseorang yang nampaknya tengah memperhatikan kepergian kami. Hanya satu hal yang dapat ku pastikan. Sosok yang memperhatikan kepergian kami adalah seorang anak laki-laki yang mungkin berusia lima tahun?.

"Bukankah putra mahkota seharusnya belum menikah?. Jangan-jangan anak tadi ... dan alasan dia tinggal di kastil ini adalah ... karena memiliki hubungan terlarang?!" Fikirku dengan penuh antusias seperti tengah mengetahui hal tak terduga dari sebuah cerita novel yang membuatku terkejut.

"Berarti yang tadi itu anak pangeran mahkota?" Fikirku dengan penasaran.

Baiklah. Lupakan dulu tentang hubungan terlarang putra mahkota karena ada hal lain yang membuatku lebih khawatir.

Kediaman Earl Lucca terbakar!.

Walaupun yang terbakar baru di bagian aula--tempat dimana ayahku dan Earl Lucca berada!.

Semua penghuni mansion Earl Lucca sudah berada di luar mansion, kecuali Earl Lucca, Duke Carrion, dan ayahku!. Mereka masih di dalam sana!. Ayahku terjebak di dalam kobaran api di dalam sana!.

"Ayah!" Teriakku.

"Hei. Sebaiknya kau tetap disini. Jangan ikut ke dalam. Ini perintah" ucap pangeran mahkota pada Vio setelah ia melihat raut wajah khawatir Vio dan suaraku yang berteriak tadi.

"Baiklah, jika ini adalah perintah. Saya akan mempercayakan semuanya pada anda Yang Mulia. Tolong selamatkan Duke Leonhart" ucap Vio. Suaranya kaku dan nada suaranya sedikit turun. Sepertinya Vio benar-benar khawatir dengan ayahku juga.

Pangeran mahkota pun pergi ke dalam mansion dan hilang ke balik kobaran api yang terus membesar. Untungnya di sekeliling mansion sudah dipasang pelindung, jadi tidak akan ada api yang bisa keluar dari batas pelindung sihir yang telah dipasang.

Beberapa saat setelah pengeran mahkota masuk, sebuah suara mengerikan menggema di seluruh tempat lalu sebuah bayangan dari besar dari balik api merah terlihat begitu jelas muncul.

Phoenix, Griffin, Cerberus, dan Naga?!.

"A-ayah ..." gumamku. Suaraku bergetar. Jujur saja, aku sangat ketakutan sebelum akhirnya Vio mendekapku sehingga aku tak dapat melihat bayangan hewan-hewan mengerikan itu. Hanya suara hewan-hewan itu dan suara para penghuni mansion Earl Lucca yang memenuhi pendengaranku sekarang.

Apa yang terjadi sebenarnya?. Apa itu tadi?. Fikiranku dipenuhi banyak pertanyaan.

"Bukankah itu totem naga milik pangeran mahkota?"

"Benar. Itu memang milik Yang Mulia Yvone!"

"Ya ampun. Beliau sampai datang juga. Pasti ada hal gawat yang terjadi pada tuan kita!"

"Jangan bicara sembarangan. Di dalam sana ada Duke Leonhart dan Duke Carrion juga, jadi jangan khawatir. Lebih baik kita melakukan apa yang bisa kita lakukan!"

"Oh, kau benar. Aku harus mengamankan dokumen-dokumen penting terlebih dahulu di ruang kerja Earl Lucca sebelum api mulai menyebar ke ujung"

"Aku akan membantumu. Ayo pergi sekarang!"

Setelah mendengar percakapan dua orang penghuni mansion Earl Lucca, aku pun mendapatkan sesuatu yang penting.

Totem Naga milik Pangeran Mahkota?!.