webnovel

Tunjukkan Pukulan, Tendangan dan Mulai Bertarung

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Setibanya di ibu kota, Mu Qianxun sama sekali tidak mengaktifkan ponselnya selama satu minggu. Kini, dia lantas mengaktifkan ponselnya untuk beberapa jam, namun bukan untuk menunggu telepon dari ibunya, melainkan dari orang itu.

Mu Qianxun lalu melirik jam untuk melihat waktu, rupanya sudah menunjukkan pukul sebelas. Jika orang itu meneleponnya pada jam seperti ini, mungkin saja karena apa yang diucapkan oleh Xin Xiaolian. 

Apa pria itu menelepon untuk menyuruhku agar jangan berkhayal? Jangan berkhayal perkara apa? Jangan berkhayal untuk memanggilnya ayah atau jangan berkhayal untuk meminta tunjangan uang darinya? Sepertinya, aku tidak pernah berkhayal soal itu semua.

Mu Qianxun lalu meletakkan ponselnya di kepala kasur. Dia membiarkan benda itu berdering dan tidak memedulikannya.

Saat itu, Ou Zun muncul dari kamar mandi dengan kepulan uap putih yang menyembur mengikutinya keluar. Uap itu menyebar luas kemana-mana hingga membawa aura kabur yang begitu menggoda. Postur anak ketiga keluarga Ou itu besar dan tinggi, juga terdapat otot perut yang menonjol. Tubuhnya yang cukup seksi itu hanya ditutup dengan sehelai handuk pada bagian bawah. Dia lalu menggosok-gosok rambut pendeknya yang basah dengan gaya yang seolah menggoda.

Ou Zun melirik Mu Qianxun yang tengah bermain game di atas kasur. Dia berkata, "Ponselmu bunyi."

"Ya, aku dengar, kok. Aku tidak ingin mengangkatnya."

"Siapa?"

Tiba-tiba, Ou Zun mengulurkan tangannya, mengambil ponsel itu dan langsung memencet tombol untuk menjawab telepon, "Halo?"

Mu Qianxun seketika melempar tabletnya dan berteriak keras, "Bagaimana bisa kamu menjawab telepon milik orang lain?!"

Ou Zun sama sekali tidak memikirkan kalau hal ini bisa menyebabkan orang marah sampai begini. Dia malah merasa kalau ini adalah hal yang semestinya.

"Kamu adalah wanitaku, jadi kenapa aku tidak boleh menjawab teleponmu? Atau mungkin kamu takut kalau lelaki simpananmu tertangkap basah olehku?" 

Mu Qianxun membelalakkan mata pada Ou Zun sambil bangkit dari kasur, lalu berjalan ke arah balkon. "Kamu memang gila!"

Sesampainya di balkon, Mu Qianxun lalu menempelkan ponselnya di telinganya dan berkata, "Ada urusan apa?"

Mu Qianxun tidak menegur pria yang menelepon tersebut. Tapi dia berpikir bahwa pria itu benar-benar suka pamer karena keempat angka paling belakang di nomornya, semuanya adalah angka lima.

"Pria yang barusan itu siapa?" tanya Xin Liao di seberang telepon dengan suara yang sedikit mendingin.

"Maksudmu?"

"Kamu ternyata tinggal bersama dengan lelaki?!"

Sekarang sudah pukul 11 lebih, lalu laki-laki dan perempuan sedang berduaan. Dan Xin Liao juga mendengar dengan jelas perkataan pria itu barusan. Kalau bukan tinggal bersama, lalu apalagi? Batinnya.

"Bukankah kamu terlalu banyak ikut campur? Kalau memang tidak ada apa-apa, aku akan menutup teleponnya. Dan setelahnya jangan menelponku lagi!"

"Qianxun, tunggu sebentar!" Xin Liao yang ada di seberang sana lantas teringat kalau masih ada hal yang perlu dibicarakan dengannya, lalu berinisiatif untuk melembutkan suaranya.

"Kalau ada urusan bilang saja, jangan terlalu banyak omong kosong!"

"Aku tahu kamu sekarang ada di ibu kota. Ayo keluar besok, aku akan mengajakmu untuk makan."

"Tunggu sebentar!" Mu Qianxun buru-buru menutupi telepon dan membalikkan tubuhnya. 

Lalu, Mu Qianxun berkata pada pria yang ada di dalam kamar, "Apa kamu memberitahu ibumu kalau ingin pergi ke rumah keluarga Xin untuk mengatur soal perjodohan?"

Namun, bukannya menjawab, Ou Zun hanya berbaring di atas ranjang, bertelanjang dada dengan rambut yang basah masih menyisakan beberapa tetes air. Mu Qianxun memelototinya, lalu kembali ke balkon dan berkata, "Oke. Beritahu alamatnya padaku, aku akan langsung pergi."

"Mei Shan Tang," jawab Xin Liao.

Mu Qianxun pun tersenyum mencemooh. Kelihatannya, status sebagai tunangan Ou Zun memang benar-benar berguna. Xin Liao bahkan bersedia untuk mengundangnya pergi makan di Mei Shan Tang tanpa diduga-duga.

Xin Liao memang kaya, tapi terhadap anak perempuannya yang satu ini, dia sangat pelit. Di Mei Shan Tang, ada beberapa macam jenis makanan dengan harga yang melebihi sepuluh ribu yuan dan karena pria itu begitu dermawan saat ini, bagaimana bisa Mu Qianxun menolaknya.

Setelah itu, Mu Qianxun lantas mematikan telepon, kembali ke kamar dan melempar ponselnya dengan seenaknya. Dia lalu mengambil tabletnya dan melanjutkan bermain game yang barusan belum sempat ditamatkan olehnya. Sementara itu, Ou Zun juga sedang bermain game di sebelahnya.

Saat Mu Qianxun sedang menerima telepon tadi, Ou Zun benar-benar melindunginya yang sedang tidak online di dalam game. Dan sekarang karena gadis itu telah kembali, dia pun mulai menunjukkan pukulan, tendangan dan mulai bertarung.

Next chapter