Beberapa saat setelah Rifky meringkuk Amel, tiba-tiba saja Mas Alif datang, pria itu tak banyak bicara, bahkan ketika Amel meminta pertolongan sekalipun.
Mas Alif seperti orang yang tengah bimbang. Antara menolong Amel atau justru sebaliknya, karena memang raut wajahnya seperti mengatakan hal tersebut.
"Mas, tolong, Mas ... tolong!" pinta Amel dengan wajah memelas, derai air mata kembali membanjiri pipinya.
Akan tetapi, Mas Alif justru diam saja. Pria itu tak berkutik sedikitpun, dia malah menggaruk tengkuknya dengan bibir yang seperti ragu-ragu untuk dia buka.
"Mas, kok, diam saja? Apa kamu tak berniat menolongku?! Mas, katanya kamu cinta padaku. Tetapi, kenapa kamu malah begini!"
Amel terus saja meraung, meminta pertolongan pada Mas Alif. Tetapi, pria yang masih berstatus sebagai suamiku itu masih saja tak bergeming.
Hingga tiba-tiba pagar rumahku terbuka, menampilkan dua orang ibu-ibu dengan raut wajah penasaran.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com