16 16. Jadi apa niatmu?

Kami sudah masuk ke dalam dan Duduk di sebuah sofa panjang berwarna abu-abu, Keluarga Marvel memang hanya beberapa. Namun aura yang mereka keluarkan di tempat ini membuatku sesak, entah kenapa aku bisa tau bahwa itu aura dari mereka. Hanya saja aku bisa merasakan ketegangan di dalam ruangan ini, seperti tidak ada kehangatan atau rasa cinta sebuah keluarga.

Aku menatap Raja Salvador, lalu Ratu Thrakia. Aku jadi mempertanyakan sesuatu, kenapa Thrakia itu di panggil Ratu? Kenapa bukan Ibu Arsinoe? maksudku, bukankah Marvel ini anak pertama? Seharusnya Ibu kandung Marvel yang menjadi seorang Ratu kan?.

Ahh aku jadi bingung sendiri, padahal ini pertemuan pertama. Atau mungkin sudah berkali-kali, Karena katanya aku sudah terlahir kembali beberapa dekade. Mungkin saja mereka tidak terlalu terkejut lagi melihatku disini, aku sekarang bertanya-tanya tentang bagaimana bentuk diriku dahulu. apakah aku cantik? tentu saja. apakah aku begitu anggun? tentu saja.. apakah aku begitu lemah lembut? Tentu saja.

Ckckckck Ele, sekarang sikap percaya dirimu benar-benar luar biasa tinggi.

"Silahkan di minum Ele." Suara Ibu Arsi membuatku menengok perlahan, dia duduk di samping Edwards. aku hanya mengangguk dan tersenyum manis.

Aku meminum air yang sudah di sediakan, warnanya merah. Harumnya seperti buah delima dan strawberry, ketika aku mencicipi rasanya.. begitu manis dan menyegarkan, aku berharap ini bukan darah saja. Karena warnanya begitu pekat seperti darah, membuatku jadi sedikit merinding. apalagi mereka ini seorang manusia abadi, Manusia atau peri? Aku juga tidak tau, aku tidak tau banyak tentang Marvel.

Aku meletakkan kembali gelas di tanganku, menatap satu persatu orang yang ada disini. semua tatapan mereka mengarah padaku, aku hanya tersenyum kecil ketika mata mereka tetap melekat pada diriku.

Apa maksud dari tatapan itu?

"Aku membawa Eleonore karena ingin mengenalkan pada kalian, mungkin sikap dan kelakuannya cukup berbeda dari Ratuku terdahulu. Tapi dia tetap Ratuku dan tetap menjadi istriku." Marvel berkata dengan sangat tegas, wajahnya begitu datar dan membuatku jadi semakin canggung. tentu saja canggung, di tengah-tengah keluarga Douglas yang kekayaannya begitu luar biasa. Membuatku jadi merasa aneh di sekitar mereka..

"Apakah Nona Ele ini sudah tau siapa kita?." Ratu Thrakia berkata dengan nada pelan, tidak ada nada sinis apalagi mengejek. mereka seperti ingin benar-benar tau apa yang terjadi saja. Itu sih menurut pendapatku.

"Belum, belum sepenuhnya lebih tepatnya. dia bahkan tidak tau apa yang sebenarnya terjadi." Kata Marvel lagi, dia menatap mataku sebentar lalu memberikan senyum menenangkan. Ya.. aku memang belum mengetahui banyak hal darinya.

"Lalu? Kau sudah mencicipinya?." Suara seorang lelaki yang wajahnya begitu picik, membuatku mendelik kesal. mulutnya seperti perempuan, aku langsung tidak suka dengan Pertanyaan itu. dicicipi? memangnya aku ini makanan? lancang sekali Dia.

"Tentu saja sudah." Kata Marvel dengan sangat santai, dan aku langsung terkejut. Apa katanya? Jadi dia sudah mencicipi diriku? kapan? kenapa aku tidak tau? aku tidak pernah merasa melakukan hubungan intim dengannya.

"Oh.. Pasti rasa darahnya sangat manis ya. Melihatmu begitu segar dan sehat, aku jadi penasaran juga." Kata Pria itu lagi, aku tidak tau namanya. atau aku lupa siapa namanya, apakah dia memperkenalkan diri? entahlah, aku benar-benar tidak mau tau. sialan! mulutnya benar-benar minta aku robek!

"Diamlah, jangan membuatku kesal. kau sudah punya darah sendiri, jangan menguji kesabaranku dengan sikap konyol dari bibirmu." Marvel berkata dengan suara dingin, tidak ada yang mengintrupsi perkataan Marvel. mereka seakan-akan terbiasa dengan sikap Marvel seperti ini.

Padahal setau diriku, Marvel tidak sedingin ini saat di dekatku. apakah sekarang Marvel memang punya sifat yang berbeda. mungkin ada masa lalu yang tidak bisa di jelaskan olehnya sekarang.

"Eleonore Victorine, Wanita cantik yang hidup sendirian. Apakah kau bahagia dengan kehidupan dirimu sebelumnya?." Tanya Raja Salvador tiba-tiba, aku yang di tanya seperti itu hanya mengangguk saja sambil tersenyum sopan.

"Cukup bahagia." kataku menimpali sikap sopan yang tadi, karena aku merasa lancang jika tidak mengucapkan sesuatu.

"Jika memang kau cukup bahagia, kenapa kau kau datang kemari dan bertemu kami? apakah kau tidak tau? bahwa dunia ini begitu kejam dan mungkin saja kau akan merasakan kekejaman itu saat sudah sampai disini." Ucapannya begitu aneh, aku yang mendengar hal itu. sempat Melirik ke arah Marvel lebih dulu, apa maksud semua ini? apa yang Tidak aku ketahui? Marvel terlalu tertutup dan aku yang terlalu bodoh untuk percaya..

Sebenarnya aku tidak bahagia, aku hidup dalam keterbatasan ekonomi. itu kenapa naluriku cukup aktif saat di dekati oleh Pria kaya seperti Marvel. walaupun aku tau bahwa ini salah, walaupun aku tau ini tidak masuk akal. Tapi aku tetap bertahan, karena itu yang di inginkan oleh isi hatiku yang paling dalam. Aku ingin di dekat Marvel, aku ingin merasakan kekayaan yang dia miliki. aku ingin tau dan mengerti siapa Marvel Sebenarnya, aku memang naif. Tapi inilah jiwa asli seorang manusia.

Keserakahan..

Dan aku akui, aku punya niat buruk pada Marvel. tapi aku tidak merasa bahwa ini benar-benar buruk.

Jadi? Apa yang bisa aku jawab atas pertanyaan ini?.

Aku takut salah berbicara dan mengkhianati semuanya. Walaupun aku tidak yakin mereka akan merasa seperti itu.

"Jika boleh bertanya, Apakah aku yang dulu punya alasan tentang kenapa mau menjadi istri Marvel?." Tanyaku pelan, membuat Raja Salvador Tersenyum kecil.

"Ya, alasannya sangat sederhana. dirimu yang dulu begitu Terobsesi sebagai seorang Ratu dan sangat naif untuk dicintai oleh anakku ini. Sangat simpel bukan? tapi karena keserakahannya itu, membuat hubungan dirimu yang dulu dengan Marvel. Berakhir di sebuah kematian." Kata Raja Salvador lagi, aku menelan ludah susah payah. saat apa yang kudengar sekarang, cukup di luar ekspektasi.

Jika aku sangat serakah sejak dulu, kenapa Marvel masih mencintai diriku? Maksudku, kenapa dia masih ingin menjadikan aku istrinya lagi? apakah dia tidak merasa sakit hati? Banyak sekali pertanyaan di otak kecilku ini. Tapi bibirku terkunci rapat saat ini, aku merasa ada yang di sembunyikan oleh Marvel.

"Kau tidak bisa menjawab? berarti kau punya maksud lain berada disini ya?." Ucapan Ratu Thrakia membuatku semakin terdiam, aku tidak tau harus menjawab apa.

"Jangan khawatir, setiap orang yang hidup di dunia ini. pasti punya niat dan maksud tertentu, begitu pula kami. kau, dan Semuanya.. Jangan berkecil hati, tenangkan dirimu di kamar. Marvel akan mengantarkan dirimu." Ibu Arsi lebih dulu mengintrupsi kami, aku hanya mengangguk saja.

Marvel menurut sekali dengan apa yang ibunya katakan, dia sudah menarik tanganku agar ikut dengannya ke kamar yang di maksud. aku sempat melirik ke arah wajah Ibu Arsi, dia masih mencoba tersenyum padaku. aku tidak tau apa arti senyum tersebut.

avataravatar
Next chapter