1 TERJEBAK AMBISI DAN EGO

Caca adalah namaku, aku terlahir dalam keluarga sederhana namun di segani. Aku anak kedua dari tiga bersaudara, Rizal kakakku, Neni adekku.

Aku terjebak dalam ambisi dan ego pada saat aku sudah lulus sekolah kejuruan, ya ... itu benar.. pada saat itulah nyawa masa depanku di pertaruhkan.

Aku adalah seorang idola sekolah kejuruan, begitu kata teman - teman hingga guru. Dan aku juga harapan untuk sekolahku, karena pada saat aku sekolah kejuruan disana, aku merasakan begitu nyaman dan menjadi diriku sendiri.

Aku suka pelajaran bahasa Inggris dan Akuntansi. Aku lomba kesana kesini dan memperoleh prestasi juara. Aku juga memperoleh predikat juara umum kelas 1 sampai kelas 3, saat itu cita citaku adalah guru bahasa Inggris / Akuntansi sesuai bakatku.

Setelah kelulusan terjadi, disitulah letak awal kehancuran hidup yang aku inginkan. Awalnya aku ingin kuliah jurusan bahasa Inggris sesuai kemampuanku jika di beri kesempatan kuliah. Sebelum memutuskan untuk kuliah mengambil jurusan tersebut, aku langsung mendengar kabar jika aku langsung di terima kerja di kopendik tanpa tes karena kemampuanku, jika aku dapat restu kerja di sana aku juga ingin kuliah di kotaku setempat, namun... semua itu hilang sekejap karena kakakku Rizal dan ibuku tak mengizinkan.

Yang aku sesalkan adalah ketika mereka melarang ku kuliah mengambil jurusan itu mereka berkata : " Mau jadi apa kamu ? " yaaa itulah jawabannya. Karena aku merasa masih semuanya serba dari orang tua dan aku juga tak ingin di cap anak durhaka, maka aku turuti keinginan mereka tuk kuliah jurusan Agama. Disitulah semua menjadi kacau, karena aku saat itupun serasa ingin bunuh diri karena merasa nggak sanggup, kenapa tidak ? kuliah bukan sesuai bakatku, semua yang ku pelajari di sana sama sekali ku belum pernah menemuinya, karena pemahaman agamaku masih dasar. Hari ke hari, Minggu ke Minggu, ku lalui dengan perasaan membingungkan, disisi lain penyemangat ku tiba tiba hilang menjauhiku tanpa alasan, iya... dialah pacar pertamaku dari SMK hingga kuliah semester 1, dia seorang polisi, Habib namanya.

Cintaku sudah hilang, kuliah pun juga ku setengah hati, dan kurang perhatian juga dari keluargaku, tak ada yang menanyakan kepadaku bagaimana kuliahku, bagaimana materi nya ? bisa apa nggak ? semua itu nggak ada, ku bagaikan burung yang terlepas dari sangkar dan tak di rawat lagi. Akhirnya aku dikenalkan sama seorang laki laki oleh teman sebangku ku Yati. Ardi namanya.. dia kuliah jurusan akhir, dia manis, hitam dan dari keturunan baik - baik. Dari perkenalan itulah menjadi awalnya kehancuran ku yang kedua. Betapa tidak, dia bersikap manis di depanku selama 2 tahun, dia sok baik padaku, ternyata di belakangku dia melebihi monster, iya.. dia seringkali pergi keluar bersama wanita lain, dan akhirnya selama 2 tahun itulah setelah wisuda dia menikah diam diam dengan wanita lain, padahal dia berjanji padaku : " Din.. aku janji nanti gaji pertamaku tak pake buat melamar kamu. " betapa senangnya hatiku, tp semua itu hanyalah janji palsu yang di berikan oleh seorang playboy sekelas dia.

Akhirnya ibuku pun naik pitam , lantaran aku di khianati dua orang, ibuku langsung menjodohkan aku dengan orang lain yang belum ku kenal seluk beluknya. Karena aku tak ingin mengecewakan orang tua, maka aku turuti perjodohan ini, aku yakin jika Allah akan memberiku sosok yang luar biasa sayangnya kepada ku, karena ridlo orang tuaku lah yang ku dapat.

Setelah perjodohan itu lancar, akhirnya aku menikah dengannya. Robby namanya, pernikahan pertama, kedua, ketiga, keempat tahun semuanya berjalan baik dan ekonomi ku melejit, namun di tahun ke lima hingga kini ekonomiku makin merosot dan segala cobaanku selalu datang tak kenal waktu. Saat seperti inilah yang ku sesali,, yang dahulu aku ingin bersepatu, ngajar bahasa Inggris di sekolah, mungkin ekonomiku nggak seperti ini ? gumamku dengan penuh luka. Apa maksud Tuhan padaku ? tanyaku lirih .

avataravatar