1 Lamaran

Dret....dretttt.... ! ( Getar handphone Tasya )

From My love : Sya.... aku tunggu kamu di lobby kantormu Sekarang, Ada hal penting yang ingin aku sampaikan !

"Hemmm ... !!! Tuan Dirga apa kamu masih mengingatku ? , pacar yang sama sekali tidak kamu hiraukan selama sebulan ini bahkan tak sempat mengucapkan selamat ulang tahun untukku." ( Dalam hati sambil berdiri dan melangkah ke lobby )

setelah beberapa jauh melangkah tiba tiba Seseorang menutup mataku dengan kain hitam.

"stttttttt .... ikuti aku sya !" bisik suara yang begitu familiar di telingaku

"Fey ...!!!" apa yang ingin kau lakukan ?

"sebentar lagi kamu akan tau sahabat ku, aku tak akan berbuat yang macam macam okey !" sambil melangkah ke depan

"3....2.....1.....!!!! " teriakan staff kantorku seolah olah akan ada persembahan besar yang membuat ku tersadar bahwa bukan hanya aku dan Feylisa yang ada disini. Tiba tiba kain hitam yang menutup mataku dilepas oleh Fey.

Dan benar saja lagi lagi aku terpaku melihat Lelaki tampan memegang kue dengan lilin menyala di hadapanku.

Dirga what are you doing ....? tanyaku dan masih terkejut melihat begitu banyak mawar merah dan balon di sekeliling ku beserta orang yang paling aku cintai sedang mengulurkan kue ulang tahun yang begitu kecil untukku.

"Happy birthday sayang....!!!" sambil memelukku erat dan mencium keningku

Dirga Pratama CEO Pratama group

Dia adalah pacar sekaligus Bos tempatku bekerja, bahkan dia menjadi kekasihku jauh sebelum ia menjadi CEO seperti sekarang, dia adalah orang terpenting kedua dalam hidupku setelah nenek. Aku hanya memiliki nenek dan Dirga di hidupku setelah kepergian kedua orang tuaku hanya merekalah yang berada disisiku.

"Selamat ulang tahun Anastasya !!!" teriak Fey sambil memelukku

"Thanks Fey !!!" memeluknya balik dengan mata berkaca-kaca, Fey adalah sahabat dari kecilku orang yang paling dekat dengan ku.

"Heiii... saat nya tiup lilin dan berikan potongan kue pertama untuk orang yang kau cintai ini sya !"potong Dirga. Membuat ku tersenyum malu dan memerah

"ahkkk... aku tak menyangka CEO perusahaan ini begitu pelit terhadap kekasihnya !",, sindiranku untuk ukuran kue yang begitu kecil darinya

sambil menyuapkan potongan kue itu ke mulut Dirga membuatnya tersenyum lebar mendengar perkataan ku. Dengan cepat dia mengambil kue di tangan ku dan menyuap sepotong kue kemulut ku

"aaaakkkk !!!" sekarang giliran mu

"oh... ok .....!!" sambil memakan kue yang Dirga berikan

selang beberapa detik rasanya aku sedang memakan benda yang keras

segera ku keluarkan dari mulutku dan terlihat jelas yang keluar adalah sebuah cincin berlian mewah keluar dari mulutku

Tanpa tau tiba tiba aku sadar Dirga sedang berlutut di hadapan ku dan memegang kedua tangan ku dan cincin tersebut

"Anastasya Deliana menikah lah dengan ku, aku bersumpah akan menjagamu, jadilah ibu dari anak anak ku, temani aku sampai habis umurku !!"

Kalimat Dirga yang spontan membuatku menjatuhkan air mata. Hari ini dia benar benar mengagetkan ku.

"Terima !! .... terima!!.....terima !!!!! "sorak semua staff"

Tanpa pikir panjang tentu saja aku menerimanya, siapa yang tak ingin menerima lamaran laki laki yang paling ia cintai

"Tuan Dirga Jadilah suami untukku dan ayah untuk anak anak ku" !!! teriakku sambil mengulurkan jari manis ku untuk dipasangkan cincin berlian yang berada di tangan Dirga

"Dirga berdiri dan memelukku sambil berkata " Sya Terima kasih Karna sudah memilih ku" !!" Aku tak ingin kehilanganmu.

"Plakkk 3x...!!!!" ( tepuk tangan staff emenuhi lobby kantor )

Hari itu terasa seperti mimpi dan hari yang tak kan pernah aku lupakan. Sebulan setelah acara lamaran itu aku banyak menghabiskan waktuku memilih gaun pengantin, dekorasi pernikahan dan banyak mendiskusikan tentang pernikahan dengan ibu Dirga.

Dirga hanya memiliki seorang ibu setelah kepergian ayahnya 7 tahun yang lalu dan aku sudah menganggapnya seperti ibu ku sendiri tak jarang aku dan ibunya sering shopping bersama dan menghabiskan akhir pekan ku bersama mereka di kediaman Dirga berhubung nenek sedang menjalani perawatan di Ausie.

Bersambung....

avataravatar
Next chapter