6 006 pertemuan kedua william

"benar bos, setelah saya cek kembali, ternyata itu adalah aset atas nama ajeng ibunya viona, ini di luar aset keluarga Danuarja bos. karena lahan ini sudah dimiliki oleh ibuk ajeng sebelum dia menikah dengan om Danu."

ucapan leo membuyarkan lamunan arya

"sialan, aku keliru tidak me cek semuanya secara detail."

*****

arya mengamuk dan melempar semua benda di atas meja kantornya.

"sialan, viona sudah menghancurkan semua rencana ku. aku harus segera menemui nya segera."

"ada apa sayang?"

jasmin masuk keruangan arya, melihat semua barang berserakan di lantai dan terlihat arya yang sedang murka.

"sayang tenang lah dulu, semua masalah pasti ada solusinya."

"benar. ini semua karena perempuan sialan itu."

"siapa maksud kamu?"

"besok saya harus menemui viona"

mendengar ini wajah jasmin terlihat ekpresi yang mengerikan , tapi dia tidak bisa berbuat apapun.

"kali ini apa yang akan di lakukan wanita itu?"

"kami harus tenang dulu, di tangan wanita bodoh itu, lois coperation sebentar lagi akan hancur."

"benar apa kata mu, tapi sebelum lois coepration hancur aku di tangan wanita bodoh itu, akan mengambil alih kembali semua yang di milikinya."

"sayang apa rencana mu kali ini?"

"kami diam saja dan lihat sebentar lagi lois coperation akan berada dalam genggaman ku."

"apa yang ingin di lakukan arya sebenarnya. aku tidak bisa diam saja."

***

saat kembali dari kantor, viona makan siang bersama william.

"William terimakasih, berkat kamu aku bisa mengambil kembali satu persatu apa yang seharusnya memang milikku,"

"tidak viona, itu semua berkat kegigihan dan usahamu sendiri"

"tidak william tampa mu aku tidak kan bisa melakukan apa pun."

"baik lah nyonya william"

jawab William dengan senyuman yang menawan sambil mengingat pertemuannya dengan viona

*flasback pertemuan William 1

saat William tengah mengemudi dengan lelah dari rumah sakit menuju Lois hotel, karena William hanya melakukan kunjungan beberapa hari ke indonesia. jadi dia memutuskan untuk tinggal di hotel miliknya yaitu lois hotel selama masa kunjungan nya ke indonesia.

dalam perjalanan dia melihat sorang wanita berjalan di tepi jalan dengan muka di penuhi perban yang beberapa darinya sudah mulai lepas. ini pemandangan yang sangat tidak biasa apalagi Dimata seorang William, karena dia sudah sangat lelah dia hanya mengabaikannya dan terus melewatinya begitu saja menuju lois hotel.

sesampainya di hotel dia merebahkan tubuhnya yang lelah karena seharian bekerja di rumah sakit swasta yayasan milik ibunya.

saat dia menutup matanya, bayangan wanita yang di lihatnya di jalan waktu pulng tadi mengganggu fikirannya, tapi dia abaikan bersiap untuk mandi.

belum selesai mandi dia teringat bahwa wanita yang di lihatnya tadi adalah salah satu pasien korban kebakaran yang di rawatnya sebelumnya.

"sialan,"

umpat William sambil cepat mengambil handuk di samping nya dan segera mengeringkan badan dan berpakaian, langsung menuju garasi, dan sesaat kemudian terlihat sebuah mobil hitam mewah meluncur membelah malam yang dingin di kota sibuk jakarta.

"kemana dia sebenarnya"

William mulai mencari ke seluruh daerah di sekitar dia melihat viona tadi.

"aghhhhh"

William berhenti sejenak, dan mengacak acak rambutnya dengan gusar.

sesat kemudian dia dengan percaya diri membawa mobilnya meluncur ke suatu tempat.

William turun dari mobilnya dan melihat sekitar, di sana nampak ratusan makam berjejer rapi di tutupi rumput hijau.

dia mulai melihat sekeliling mencari sosok seorang gadis yang membuatnya frustasi malam ini.

"hallo viona"

"viona, viona!

panggil Wiliam kepada seorang gadis yang terbaring di samping sebuah makam,

William langsung mengangkat tubuh ringkihnya kedalam mobil,

sesaat kemudian mobil William pergi meninggalkan tempat pemakaman kedua orang tua viona.

sampainya di apartemen, William membaringkan viona di atas tempat tidur, me lap dan membersihkan tubuh viona dengan profesional. kemudian mengganti baju dengan yang baru, setelah itu william mulai memberikan obat pada luka viona dan me perbannya kembali dengan perban baru tentunya. dia sangat hati hati dalam merawat tubuh lemah viona.

*flasback and

"william kau selalu saja becanda"

perkataan viona membuyarkan lamunan william

"vio kau tau aku tidak becanda"

"maaf kan aku william "

"baiklah tidak usah di pikirkan."

"terimasih kau selalu saja sangat pengertian."

(dalam hati Wiliam)

viona andai saja kau tau, apa pun akan aku lakukan untukmu, aku sudah berjanji kepada ibuku akan menemukan mu dan menjagamu selamanya.

5 tahun yang lalu, ibu Ratna terbaring lemah di atas tempat tidur, ibu yang sudah merawat William dari kecil dan sudah di anggap ibunya sendiri.

"William ibu akan mengatakan sesuatu kepadamu, ukhuk ukhuk,"

"ibu jangan bicara dulu, kalau ibu tidak sanggup"

"tidak nak, ibu harus mengatakan sesuatu kepadamu."

"waktu ibu bertemu dengan mu, saat itu kau masih berumur 3 tahun. ayah mu membawa ibu ke Jerman untuk merawatmu. kau tau kenapa nak?"

"aku tau ibu, bukan kah karena ibu adalah teman baik mamaku, dan saat mama meninggal, ayah meminta ibu untuk merawat ku bahkan sampai saat ini, aku sangat menyayangi ibu."

"tidak nak, bukan hanya itu.

dulu saat ibu menghadiri pesta perkawinan mama dan papa mu, saat ibu ibu juga mengenal teman papa mu dari Jerman, dan kami saling menyukai, dua tahun kemudian ibu hamil, dia bilang akan pulang ke Jerman untuk meminta restu orang tuanya agar bisa menikahi ibu, tapi dia tidak pernah kembali.

aku pergi bercerita kepada ibumu untuk menanyakan kepada ayah mu kabar tentangnya, tapi kata papa mu dia tidak pernah pulang ke Jerman, bahkan keluarganya juga mencarinya.

mendengar ini ibu sangat hancur, dan ibu pergi menyendiri ke kota surabaya untuk menenangkan diri, sekaligus mengurus rumah sakit yayasan yang ibu dirikan sendiri.

saudara ibu juga sudah menikah dan tinggal di kota surabaya bersama suaminya. mendengar ibu hamil di luar nikah, dia datang memohon untuk merawat anak ibu jika kelak ibu sudah melahirkan, karena dia mandul dan saat itu sangat takut di tinggalkan suaminya karena ini.

karena saat itu ibu sangat kecewa dengan kekasih ibu yang tiba tiba menghilang, dan memikirkan nanti anak ibu akan tumbuh tampa seorang ayah, jadi ibu memutuskan untuk nanti akan memberikan anak ibu kepada saudara ibu yang bernama Ajeng.

setelah melahirkan sesuai rencana ibu memberikan putri ibu kepada Ajeng, dimana dia akan di besarkan oleh keluarga yang lengkap, tidak seperti bersama ibu, ibu waktu ibu karena masih muda sangat takut, nanti saat dia besar dan menanyakan ayahnya apa yang akan ibu jawab.

setelah melahirkan ibu kembali ke jakarta, dan saat itu ibu mendapat kabar kalau ibu mu meninggal karena penyakit yang di deritanya, saat itu umurmu sudah tiga tahun. dan ayah mu memutuskan untuk membawamu kembali ke Jerman dan memohon agar ibu bersedia ikut bersamanya dan merawat mu. karena ibu. seperti sudah kehilangan tujuan hidup pun mau ikut bersama ayah mu ke Jerman sekaligus melupakan kehidupan ibu yang sudah hancur.

sekarang mungkin ibu sedang menirima hukuman dari tuhan karena meninggalkan putri ibu sendiri. ibu memohon kepada mu untuk menemukan, jika dia hidup dengan baik ibu sangat bersukur dan anggap lah dia sebagai adikmu sendiri, tapi jika dia hidup dengan tidak di perlakukan dengan baik bawalah dia pergi dan gantikan ibu untuk menjaganya, ibu memohon kepadamu William"

mendengar wanita yang begitu di sayanginya menceritakan kepedihan hatinya yang selama ini dia sembunyikan dan dia pendam sendiri selama bertahun tahun, membuat William yang sekeras batu meneteskan air matanya."

"ibu, apa pun yang ingin ibu aku lakukan, akan aku lakukan untuk ibu. apalagi ibu meninggalkan putri ibu dan bersedia merawat ku dari kecil seperti merawat anak ibu sendiri. bahkan apapun yang aku lakukan tidak akan bisa membayar jasa ibu sudah bersedia membesarkan ku."

"William ibu juga sangat mencintai mu, dan ibu menitipkan putri ibu kepadamu."

"ibu bangun ibu. aku akan menemukan putri dan membawanya menemui ibu, ibu jangan pergi meninggalkan ku."

air mata William tidak dapat lagi dia tahan, satu satunya wanita yang sangat di sayangi nya pergi meninggalkannya untuk selamanya.

avataravatar
Next chapter