3 003 Dua tahun kemudian

mendengar ini seakan dunia Viona hancur, bahkan yang tidak bisa di percaya adalah perkataan ini keluar dari mulut sahabatnya dekatnya, yang bahkan selama ini semuanya di berikan oleh keluarga Viona, dan di anggap anak sendiri.

*****

"sekarang kak Arya adalah milik ku, pergilah selama aku masih berbaik hati tidak menyeret mu dari sini"

"kak Arya apa sebenarnya yang terjadi? " kenapa Jasmin mengatakan omong kosong" ucap Vio masih belum bisa menerima kenyataan.

"sadar lah Viona selama ini kami hanya berbaik hati padamu karena masih memandang ayah mu yang memiliki perusahaan yang aku ingin kan. dan sekarang perusahaanya sudah menjadi milikku, jadi aku sekarang sudah tidak tahan lagi dengan mu. apalagi melihat tubuh mu sekarang bahkan anjing pun tak kan ingin memakan mu karena jijik.

Viona di seret keluar oleh pak Asep keluar,

dia hanya menangis putus asa, dia tidak ingin hidup lagi, sudah tidak ada lagi tempat bagi Viona di dunia ini.

*beberapa tahun kemudian.

terlihat seorang gadis berlenggang lenggok bak berjalan di atas catwalk di sebuah bandara internasional di kota jakarta. dia terlihat menggunakan kaca mata hitam besar dengan jaket berbulu warna hitam berpotongan tinggi memamerkan pinggang langsingnya dan perpaduan dengan cela jeans ketat membingkai kaki jenjangnya yang begitu indah, berjalan berlenggang lenggok di tengah keramaian dan kemegahan bandara internasional Soekarno Hatta.

"selamat datang kembali di jakarta nona Vio,

" iya Edward, terimakasih sudah menjemput ku" ucapnya dengan senyuman yang sangat manis.

"sudah menjadi kewajiban ku nona Vio"

"baiklah terimakasih Edward "

mereka memasuki mobil hitam mewah limited edision yang hanya ada 3 di indonesia menuju sebuah apartemen mewah di pusat kota Jakarta.

"nona apakah kita akan langsung ke apartemen, atau nona ingin singgah dulu di suatu tempat" tanya Edward.

"aku ingin menemui papa dan mama terlebih dahulu" ucapnya, dan wajahnya yang tadi ceria kini berubah sendu seketika.

"siap nona Vio" Edward sambil tersenyum

dan dia juga membalasnya dengan tersenyum.

memang dia seperti sudah menjadi orang yang berbeda, tidak lagi membiarkan dirinya berlarut larut dalam kesedihan, sekarang matanya penuh dengan ambisi.

saat sampai Vio mendatangi makan kedua orang tuanya.

"papa, mama, maaf kan Vio, baru bisa datang sekarang menemui papa dan mama". air mata mulai mengalir di pipi ranum viona

"pa, ma. Vio akan membalas kan dendam papa dan mama, dan akan merebut kembali perusahaan yang sudah papa bangun sendiri dengan susah payah."

Viona menghapus air matanya nya dan pergi dari sana .

"ayo edward kita pergi, aku perlu persiapan"

"apakah nona tidak ingin istirahat dulu, dan melajutkan rencan nona besok saja?"

"tidak ada waktu lagi Edward, aku akan mulai malam ini juga"

mobil hitam mewah meluncur ke sebuah apartemen di tengah kota jakarta. Viona langsung naik ke lantai 7 menggunakan lift.

sampainya di sana terlihat ruangan yang begitu mewah dengan desain minimalis yang menonjolkan sisi feminim terlihat dari warna dinding bewarna cerah dan tirai bewarna pink muda dengan renda bewarna putih dan ruang makan dengan meja dan kursi yang megah dan perabotan dapur yang canggih.

Viona berjalan menuju kamar nya.

terliht warna biru mendominasi dengan langit langit kamar bewarna biru tua dan tergantung lampu besar indah di tengah tengahnya.

Viona merebahkan dirinya di ranjang king size dan memejamkan matanya sejenak, mengingat masa lalu nya yang begitu tragis. kini Viona tidak menangis lagi seperti sebelumnya, sekarang dia memiliki seseorang di sisinya yang bersedia menemaninya yang memberi kekuatan padanya dia tidak sendiri lagi. memikirkan ini terlihat sekilas senyum yang begitu menawan di wajah Viona yang sudah lama tidak menampakan pesonanya.

***

di sebuah ruangan kantor dengan satu set sofa tamu dan sebuah meja besar di ujung ruangan, terlihat seorang pemuda di belakang meja tersebut, dia sedang sibuk memeriksa beberapa berkas dan mempersiapkan presentasi untuk pertemuanya dengan klien bisnis penting dari singapur yang mempunyai beberapa perusahaan besar di indonesia yang bergerak di bidang pembangunan dan properti, Arya memang sudah lama menunggu kesempatan bekerja sama dengan perusahaan Louis Corperation maka dari itu dia tidak akan melewatkan kesempatan besar ini.

***

setelah di ruang meeting asisten dan beberapa staf dan pengacara perusahaan Arya sudah menunggu, meeting akan di mulai dalam lima menit ke depan. tapi klien dari Louis Corperation masih belum datang. semua orang gelisah menunggu, apa lagi Arya dia cemas kalau seandainya orang dari Louis Corperation tidak jadi datang.

"Leo kenapa orang dari Louis Corperation masih belum datang" tanya Arya gelisah.

"tenang bos. tadi saat saya telfon, katanya mereka sudah dalam perjalan menuju ke sini." jelas Leo.

saat itu masuk seorang gadis cantik, semua menatap ke arahnya dengan mata kekaguman.

semua staf menganga melihat kedatangan Viona, hanya Leo asisten Arya satu satu nya orang yang berinisiatif berbicara duluan.

"bos bukankah wanita ini adalah Viona"

ekspresi Arya tidak dapat di jelaskan, dia hanya terdiam menyaksikan Viona masuk keruangan dan duduk di kursi yang telah di sedia kan.

Viona berdiri dan memperkenalkan diri, tuan Arya perkenalkan saya Viona Danuarja pemimpin seluruh perusahaan cabang Louis Corperation yang ada di indonesia saat ini.

Arya terperanjat mendengar Viona memperkenalkan diri, otaknya berhenti berfungsi dia dengan kaku berdiri dan menjabat tangan Viona, Viona tersenyum bangga menyambut uluran tangan Arya, dan di ikuti oleh staf lain nya.

Arya hanya mematung di tempat duduknya dia tidak lagi memperdulikan presentasi asistennya, mata nya terkunci menatap Viona tampa berkedip, saat semua orang fokus memperhatikan leo presentasi.

hingga selesai dan Viona serta seluruh pegawai yang ada di sana keluar dari ruangan itu satu persatu.

saat kembali Arya duduk di kursi belakang, dia belum menemukan kesadarannya,

Leo yang duduk di kursi depan di samping sopir yang mengemudi mobil merasa heran.

"bos apakah kamu baik baik saja" tanyanya.

"Leo, apakah aku sedang bermimpi? apakah wanita tadi benar benar Viona?" tanyanya masih tidak percaya.

"benar bos, dia sekarang terlihat begitu mengagumkan dan sangat cantik."

Leo menerawang membayangkan wajah Viona saat rapat tadi. Leo tidak memperdulikan ekpresi Arya sama sekali, dia terus berceloteh tentang Viona. memang Loe adalah sahabat Arya yang sudah menjadi asisten nya dari awal dia masuk perusahaan.

"Leo bagaimana Viona bisa menjadi pimpinan seluruh perusahaan Louis Corperation yang ada di indonesia?" Arya dengan gusar mengusap wajahnya

"tenang bos bukan kah ini bagus" ucap Leo dengan santai.

"apa maksud mu" tanya Arya penasaran.

"bos bukankah Viona dulu sangat mencintaimu" sambil menoleh ke belakang ke arah Arya duduk.

"terus kenapa kalau dia mencintaiku, itu kan dulu, sekarang dia terasa berbeda dan pasti dia sudah membenci ku" ucap Arya sedikit khawatir atas apa yang di katakan oleh Leo.

"bos itu tidak mungkin, hanya dengan sedikit rayuan dan usaha saja, aku yakin Viona bakalan cinta mati lagi sama bos. dan itu akan memberikan banyak keuntungan untuk kita, bos bisa dengan bebas menguasai Louis Corperation, bukankan ini seperti memenangkan lotre."

mendengar perkataan leo, mata arya yang tadi gusar kini berbinar memikirkan suatu rencna.

sampainya di kantor, terlihat Jasmin yang sudah menunggu arya, melihat Jasmin arya langsung terbayang sosok viona saat rapat tadi begitu cantik dan mempesona. arya membandingkan dengan Jasmin yang saat ini berada di depannya. arya sydah tidak tertarik lagi melihat Jasmin saat ini fikiranya di penuhi oleh sosok viona yang begitu mengagumkan.

"kenapa kamu ke sini"

"arya kenapa kamu begitu dingin pada ku.

apa yang terjadi ?

apakah pertemuanmu dengan lois coperation tidak berjalan lancar?"

memang selama ini, Jasmin sering menghadapi arya yang temperamen dan kasar kalau urusanya di kantor tidak berjalan lancar.

"itu bukan urusan mu, sekarang pulang lah, aku sedang pusing"

Jasmin mendengar ini pamit pulang, saat berjalan keluar dari kantor dia berpapasan dengan leo.

"leo tunggu sebentar, ada yang ingin aku bicarakan dengan mu"

"baik lah"

mereka berjalan ke sebuah coffee shop di seberang jalan

"leo apa yang terjadi pada arya, kelihatanya dia tidak tenang"

"oh itu, tadi saat pertemuan dengan perwakilan perusahaan lois coperation ternyata viona ada lah pimpinannya sekarang"

mendengar ini Jasmin sangat marah

"bagaimana bisa wanita murahan itu menjadi pimpinan perusahaan lois coperation yang ada di Indonesia, itu tidak mungkin."

"apakah kamu sudah menyelikinya?"

"semua dokumen menunjukan kalau dia memang pimpinan lu coperation saat ini."

(aku harus melakukan sesuatu) batin Jasmin

avataravatar
Next chapter