2 002 Ledakan besar

saat pergi Arya membawa sebuah dokumen bersamanya, dengan senyuman yang aneh terlihat di wajah tampannya.

*****

isakan tangis yang terdengar lebih mirip jeritan begitu pedih di tengah malam yang lembap, dan kebisingan suara serinai mobil pemadam kebakaran begitu menusuk telinga dan suara hiruk pikuk warga yang mulai berdatangan dan saling berbisik membicarakan keluarga Viona.

"bukan kah ini rumah keluarga dunuarja"

"benar aku tidak menduga rumah yang begitu besar dengan tingkat keamanan yang tinggi bisa tiba tiba meledak begitu saja dalam semalam"

"saya dengar penyebabnya masih belum di ketahui"

"apakah itu adalah putri mereka?"

terlihat seorang gadis tidak sadarkan diri berbaring di tempat tidur di dorong menuju mobil ambulan, gadis itu terlihat sangat mengerikan dengan luka bakar di wajah dan hampir seluruh tubuhnya, beruntung pemadam kebakaran dengan sigap bisa menyelamatkan nyawanya, walaupun menyebabkan kedua orang tua Viona meninggal dunia dalam kebakaran yang sangat tragis itu.

**

saat Viona membuka mata dia merasakan kaku di seluruh tubuhnya, dia memperhatikan sekitar, ruangan dengan cat putih mendominasi ruangan, dan hampir semua badanya di perban. kedian dia melihat seorang perawat masuk keruanganya, dia ingin bertanya, tapi dia tidak bisa berbicara, seolah seluruh tubuh dan organnya sudah mati rasa. suster yang melihat dia sudah siuman, segera mencek kondisinya dan dia tersenyum,

"nona telah berhasil melewati masa kritis" terangnya dengan wajah cerah.

Viona ingin menjawab tapi dia tidak bisa menggerakan mulut dan lidahnya, karena seluruh wajahnya sedang di perban.

"beruntung kemaren dokter William sedang ada di tempat, jadi dia bisa segera menangani siatuasi darurat segera. saya akan panggilkan dia kesini untuk mencek keadaan nona."

sesaat kemudian perawat itu datang dengan seorang dokter yang sangat tampan, pantas suster tadi terlihat sangat gembira membicarakan dokter William. dia memiliki alis yang tebal dan hitam pekat kontras dengan kulit wajahnya yang putih bersih dan pupil matanya yang begitu jernih bewarna coklat terang, hidung yang mancung serta bibir tipis bewarna pink alami dengan sosok nya yang tinggi sekitar 180 cm meter yang memang lebih tinggi dari standar tinggi pemuda di indonesi karena dia berdarah campuran jerman dan indonesia, sehingga menghasilkan perpaduan yang sangat indah.

dia terlihat berjalan ke arah ranjang tempat Viona terbaring lemah.

"untung dia segera bisa cepat di bawah kerumah sakit, kalau telat beberapa menit saja itu akan sangat fatal karena dia sudah menghirup begitu bnyak asap menyebabkan paru paru nya rusak parah kalau tidak segera ditangani."

"benar dokter, tapi itu tetap karena dokter cekatan dan sangat terampil." ucap suster itu tersenyum genit ke arahnya.

"apakah pasien tidak ada keluarga yang bisa menemaninya?"

"hmmm saya dengar dalam kecelakaan semalam menyebabkan kedua orang tua pasien meninggal dunia dokter"

"hm saat seperti ini pasien sangat membutuhkan dukungan secara emosional dari keluarganya, coba kamu hubungi walinya yang lain, atau teman temanya, mungkin mereka bersedia datang dan membantu proses penyembuhan pasien."

mendengar kedua orng tuanya meninggal Viona sangat hancur, tapi dia tidak bisa berbuat apa apa. hanya terlihat dua tetesan air mata dari mata indahnya yang tidak berhenti mengalir.

melihat ini dokter mencoba menenangkannya

"kamu akan baik baik saja, segala sesuatu yang kamu butuhkan akan di sediakan oleh rumah sakit." ucap nya berusaha menenangkan Vio.

setelah mengatakan itu dokter tampan tersebut berlalu pergi. Viona tidak terlalu memperhatikan siapa dokter tersebut karena

dia sangat hancur saat ini.

Viona sangat ingin Arya menemaninya saat ini, tapi dia tidak bisa bicara dan menanyakan tentang kekasih nya itu.

tak berselang lama pihak rumah sakit segera ingin menghentikan pengobatan Viona, karena tidak ada yang mengurusi urusan administrasi dan pembayaran rumah sakitnya.

para perawat yang kasihan melihat kondisi Viona tidak bisa berbuat apa-apa.

"kasihan sekali nona Viona, dia sangat kaya tapi karena kedua orng tuanya meninggal dalam kecelakaan itu semuanya menghilang bak ditelan bumi, termasuk semua harta dan orang di sekitarnya bahkan semenjak dia dirawat di rumah sakit ini tidak ada seorang pun yang menjenguk maupun menghubunginya"

dokter william tampa sengaja mendengar pembicaraan para suster saat melewati mereka, dia berbalik dengan cepat seperti ingin melakukan sesuatu.

Viona yang sudah beberapa hari di rumah sakit, sudah mulai baikan. perban di beberapa bagian tubuhnya pun sudah mulai di buka, karena tidak adanya wali dari pihak Viona, maka pihak rumah sakit hanya bisa melakukan sebatas proses pengobatan tampa melakukan tindakan lanjutan seperti menghilangkan bekas luka pada wajah dan tubuhnya.

Viona yang sudah mulai baikan dan tidak tahan berada di rumah sakit, dia segera berlarian tampa arah dari rumah sakit itu, dia ingin menemui kekasihnya, Viona beranggapan kalau Arya belum tau kabar soal kecelakaan keluarganya dan keadaan nya saat ini. dengan percaya diri dia berlari ke rumah Arya.

"pak buka pagarnya, saya ingin menemui kak Arya" ucap Vio dengan nafas yang terengah-engah.

"maaf kamu siapa, saya tidak bisa membiarkan sembarangan orang menemui tuan Arya" ucap satpam itu.

"pak Asep saya adalah Viona"

Asep yang merupakan satpam di rumah Arya sangat terkejut mendengar Viona

"tidak mungkin, nona Viona sudah meninggal dalam kecelakaan beberapa hari yang lalu."

"bapak saya masih hidup, dimana Arya sekarang saya ingin menemuinya"

Viona dengan semangat segera berlari masuk untuk menemui Arya. seolah dia sudah menemukan secercah cahaya terakhir dalam hidupnya, dia tidak sabar ingin memberitahu Arya kalau dia masih hidup.

"Arya aku masih hidup"

dengan sedikit berteriak masuk kedalam rumah Arya.

saat melihat Arya dengan Jasmin tertawa bersama membicarakan sesuatu, langkah Viona terhenti. otaknya nya mulai memproses kejadian di depannya, kenapa Arya bersama Jasmin terlihat sangat bahagia, bukankah mereka tau kalau dia sudah meninggal baru beberapa hari yang lalu, ada apa dengan keadaan ini?

Arya menoleh kebelakang dan melihat seorang gadis yang sangat menjijikan

"siapa yang berani membiarkan orang yang sangat menjijikan ini masuk" arya berteriak, segera asep datang lagi dan mau tidak mau menarik tangan Viona keluar rumah.

"Arya ini aku Viona"

"memangnya kenapa kalau kamu adalah Viona, lihat lah diri mu, kamu terlihat sangat menjijikan" ucapnya dengan kerutan engan di wajahnya.

"Viona lihatlah dirimu sekarang, siapa yang ingin bersamamu, kamu kira tidak ada orang yang mengetahui selama ini kamu di rumah sakit?, seharus nya kamu berfikir, kamu sudah tidak pantas lagi dengan kak Arya, bahkan kamu tidak bisa membayar biaya rumah sakit." ucap Jasmin sudah tidak sabar ingin mencaci maki viot selama ini.

mendengar ini seakan dunia Viona hancur, bahkan yang tidak bisa di percaya adalah perkataan ini keluar dari mulut sahabatnya dekatnya, yang bahkan selama ini semuanya di berikan oleh keluarga Viona, dan di anggap anak sendiri.

avataravatar
Next chapter