webnovel

Kebersamaan Yang Langka

Iris menangis terharu melihat dan mendengar putranya membaca Al Qur'an dengan merdu dan baik, begitu juga dengan papa dan adiknya, mereka tidak menyangka jika Brian bisa melakukan itu semua.

" Trima kasih, Ya Allah!" kata Iris ambigu.

" Kakakku memang hebat!" kata Briana memeluk Brian.

" Jangan memelukku! Apa kamu ingin membuat dia cemburu? Kamu lupa jika aku sudah beristri?" ucap Brian datar, membuat Briana cemberut karena kesal.

" Dia adikmu, Yan! Masak iya aku cemburu?!" kata Fatma tersenyum.

" Yeeeee! Dasar kakak ke PDan banget!" sahut Briana senang.

" Diam!" bentak Brian, seketika Briana terdiam mendengar ucapan kakaknya.

" Sudahlah! Ayo kita makan malam!" kata Iris. Kemudian mereka semua pergi meninggalkan kamar yang dipakai untuk tempat shalat itu, tinggal Brian dan Fatma saja yang masih disitu. Kebiasaan Brian dan Fatma selalu melakukan shalat sunnah sebelum tidur. Mereka lalu makan malam setelah Brian dan Fatma datang, suasana makan malam hari itu sangat menyenangkan, karena jarang-jarang mereka bisa makan malam bersama. Lalu mereka pindah ke ruang TV untuk berbincang-bincang.

" Kak Zahirah menginapkan?" tanya Briana.

" Iya, Bre!" jawab Brian.

" Kakak kok mau nikah sama Kak Brian?" tanya Briana lagi.

" Karena kakakmu ganteng!" jawab Brian datar.

" Kakak apa'an sih? Emang Kak Zahirah nggak bisa ngomong apa?" ucap Briana sebel.

" Kalian ini jika ketemu pasti berantem!" kata Iris sambil menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat kelakuan kedua anaknya.

" Kakak tu, ma! Orang Bre nanya'nya ke Kak Zahirah, ehh..malah dia yang jawab!" protes Briana sebel.

" Sudah! Sudah! Ini sudah malam! Jika kalian capek, istirahat saja!" kata Iris.

" Iya, ma! Aku mau istirahat dulu!" kata Brian masih dengan wajah datarnya.

" Kok cepet? Aku masih mau ngobrol sama istrimu, kak!" kata Briana.

" Besok kan masih bisa, Bre!" kata Iris.

" Tapi, ma..."

" Aku naik dulu, ma!" kata Brian lalu melirik Fatma.

" Iya!" jawab Iris.

" Permisi, selamat malam semua!" kata Fatma lembut.

" Malam juga!" jawab mereka.

" Cepet bikin Junior, ya!" kata Iris, seketika wajah Fatma memerah seperti kepiting rebus mendengar ucapan mama mertuanya sedangkan Brian hanya diam tanpa mengatakan apa-apa. Apa dia masih marah? batin Fatma melihat kelakuan suaminya yang tidak seperti biasanya sejak pulang dari rumahnya. Perlahan mereka menaiki tangga ke lantai dua lalu belok ke kanan, ada beberapa kamar di situ dan Brian membuka kamar yang ada paling ujung. Sebuah kamar bernuansa hitam putih dengan ukuran sedikit lebih kecil dari kamar mereka di apartement. Brian langsung masuk ke dalam kamar mandi, sementara Fatma melihat sebuah lemari besar dengan 6 pintu. Diletakkannya tas tangan yang dibawanya, lalu dibukanya pintu-pintu lemari tersebut. Alangkah terkejutnya Fatma saat melihat isi dari lemari itu, 3 pintu sebelah kanan adalah pakaian suaminya dan 3 pintu sebelah kiri adalah pakaiannya. Sejak kapan Brian menyiapkan semua ini? Fatma enggan memikirkan semua itu, saat ini dia hanya ingin fokus pada suaminya. Diambilnya sebuah CD, kaos dan celana panjang untuk dipakai suaminya yang saat ini sedang mandi. Fatma berjalan kearah sofa dan mengambil ponselnya, dinyalakannya ponsel tersebut dan dilihatnya sebuah pesan dari DIA.

@ Aku akan memberikan hukuman padamu

Fatma membaca pesan tersebut, dia mengingat kapan dia melakukan kesalahan? Apa saat membuat dia pergi dengan Abi? batin Fatma. Beberapa pesan masuk ke dalam ponselnya. Dari Ustadz Harun? batin Fatma

@ Assalamu'alaikum Wr. Wb

@ Maaf mengganggu waktu libur Ustadzah..tapi saya berharap agar Ustadzah memikirkan lagi pengunduran diri di sekolah kami

@ Siswi-siswi sangat membutuhkan ketrampilan Ustadzah..saya akan melakukan apa saja untuk kesediaan Ustadzah membatalkan pengunduran diri itu

Fatma tidak menyadari jika Brian telah selesai mandi dan saat ini tengah menatapnya yang sedang asyik membaca pesan. Brian menjadi marah melihat istrinya yang mengabaikannya dan lebih memperhatikan ponselnya. Siapa yang mengirim pesan padanya hingga mengabaikanku? batin Brian. Dia berjalan kearah pakaian yang ada di atas kaki ranjang dan dengan sengaja melepas handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya agar bisa dilihat oleh Brian. Dia ingin tahu apa reaksi Fatma jika melihat dirinya dalam keadaan seperti itu. Brian berdiri di depan lemari dan sengaja memutar kunci lemari dengan keras, rencananya membuahkan hasil, Fatma melihat ke arah suaminya dan betapa terkejutnya Fatma dengan apa yang dilihat mata indahnya, Fatma menelan salivanya melihat pahatan sempurna dari Allah SWT yang nyaris tanpa cela. Subhanallahu! Mataku ternodai oleh perbuatan suamiku! batin Fatma. Dadanya bergemuruh dengan kencang, tanpa dapat terkendali perasaan yang dirasakannya saat Brian menyentuhnya saat ini menyelimuti tubuhnya. Kenapa dengan tubuhku? Perasaan apa ini? Kenapa seluruh tubuhku seakan ingin disentuh oleh dia? batin Fatma bingung. Dengan cepat dia meletakkan ponselnya dan berjalan ke arah kamar mandi, aroma vanilla tercium dari tubuh Brian saat Fatma melewatinya. Segera Fatma mengisi bathup dan menuangkan beberapa aroma, setelah itu dilepasnya pakaiannya dan dia masuk ke dalam bathup untuk meredakan gairahnya. Brian yang melihat tingkah istrinya tersenyum smirk, aku akan memberimu sedikit pelajaran, sayang! batin Brian. Fatma keluar dari bathup dan melakukan ritual setelah mandinya, ternyata semua yang dia butuhkan ada juga di dalam kamar mandi ini. Fatma lupa mengambil pakaian karena tergesa-gesa masuk ke dalam kamar mandi. Ya Allah! Gara-gara pikiran mesum, jadi lupa, deh! batin Fatma. Fatma akhirnya memakai piyama mandi dan perlahan membuka pintu kamar mandi. Apa dia sudah tidur? batin Fatma. Fatma mengeluarkan kepalanya untuk mengintip keberadaan suaminya. Dilihatnya Brian sedang berbaring di ranjang dengan selimut menutup tubuhnya. Apa dia tidur? tanya batin Fatma. Perlahan Fatma keluar agar tidak menimbulkan suara dan mengganggu tidur suaminya. Saat kakinya akan melangkah ke arah lemari, sebuah tangan menarik tubuhnya hingga terjatuh di atas ranjang.

" Aaaa!" teriak Fatma, tapi tidak akan ada yang mendengar suaranya karena kamar Brian telah dipasangi peredam suara. Fatma terjatuh di atas tubuh Brian, Fatma menatap mata suaminya dengan kaget. Dengan cepat Brian memutar posisi mereka sehingga Fatma berada dibawahnya.

" Apa yang kau lakukan?" tanya Fatma dengan tubuh bergetar, karena saat ini dia melihat Brian duduk diatas tubuhnya walau tidak sepenuhnya duduk dengan memegang kedua tangannya dan merentangkannya ke samping kepala Fatma. Sementara kakinya menghimpit kedua kaki Fatma dan suaminya itu dalam keadaan hanya memakai boxer saja.

" Aku ingin ganti baju!" kata Fatma masih berusaha merayu Brian agar melepaskannya.

" Aku sudah bilang aku akan menghukummu!" kata Brian menatap lembut istrinya tapi bagi Fatma tatapan itu setajam mata pisau.

" A...aku mengaku salah! Ja...jadi lepaskan aku, Yan!" rengek Fatma.

" Apa kamu akan menolak suamimu, sayang?" tuduh Brian. Fatma tidak dapat menjawab pertanyaan yang telah ada jawabannya dan Brian tahu itu. Brian memandang tubuh istrinya, piyama Fatma ternyata telah terbuka hingga memperlihatkan dada dan bagian bawahnya.

" Apa kamu mau menantang dan menggodaku, sayang?" ucap Brian menggoda. Wajah Fatma merona mendengar ucapan Brian.