webnovel

Militer kedunia lain

Saat ini berada di dalam pesawat dengan pintu yang di buka, ini bukan pesawat biasa, melainkan pesawat tempur yang mengangkut prajurit TNI angkatan darat, ya.. tapi saat ini aku berada di udara. ada alasan mengapa saya naik pesawat

"Dalam hitungan sepuluh detik lompat satu per satu sesuai urutan paham!!" kapten angkatan udara yang memberikan lokasi kepada prajuritnya

"Siap, kapten." jawab dengan serempak para prajurit tentara angkatan darat

Belum lama aku lulus menjadi TNI angkatan darat, sudah langsung turun di medan perang, haa~ aku tidak berharap banyak yang aku bisa hanya menujukan latihan yang telah ku lalui di pelatihan yang keras dan kejam. Tapi sebelum itu aku harus berdoa untuk keselamatan

..

Sudah sepuluh detik itu artinya satu per satu perajut terjun kebawa.

Ini giliran ku. tinggi banget nggak kebayang kalo tiba-tiba parasut rusak dan nggak bisa kebuka. langsung mati tanpa aksi

"Lompat." melompat karena di dorong oleh kapten, anggap saja itu seperti absen

...

Wah ini beda dengan latihan sebelumnya, sangat tinggi dan indah tapi juga menakutkan, langit yang bebas dan awan yang cantik bersama sinar matahari yang menerangi ini-ini seperti surga.

"Walaupun aku tidak pernah melihat surga, tapi anggap saja seperti ini, sebagai kepercayaan!"

Hanya perlu hitungan detik aku akan menabrak awan, Jadi penasaran seperti apa rasanya menyentuh awan secara langsung

"1....2...3..4.5.0?" awan sebelumnya Putih kapas sekarang menjadi hitam gelap, ini adalah awan mendung tapi kenapa tiba tiba berubah awan mendung.

Apa akan turun hujan tapi kenapa tidak ada air, kukira kalo ada mendung pasti ada petir tapi ini. TIDAK. ini sunyi seperti tidak ada suara. "Tapi memang tidak ada suara?" menengok-nengok sekitarnya, sebelumnya kan ada dua puluh anggota prajurit TNI angkatan darat yang akan mendarat terjun. "Kemana semua orang? kenapa cuma aku sendirian di sini. apa karena perubahan cuaca yang mendadak, jadi sulit melihat karena terhalang awan hitam?"

Hampir mendekati awan putih cerah. akhirnya pun sampai pada awan berikutnya, tapi tetap, tidak ada siapapun di sekitar. apa mungkin terpencar karena angin? atau karena jarak terjun berbeda?.

"Aneh. apa jangan-jangan aku sendiri yang terpencar dari yang lain!" hampir melewati awan akhir

Buss..

Sebelumnya sunyi sekarang baru terdengar suara angin kencang. Tapi

"Apa benar ini tempatnya?" membuka parasut, lalu mendarat dengan hati-hati sesuai arahan angin.

....

Katanya mendarat di pinggiran pantai, tapi kenapa jadi di tengah-tengah hutan? Ini benar nggak si tempatnya, tempatnya terlalu serut tapi! juga sejuk, rasanya sangat damai dan membuat perasaan betah tinggal disini

"Siapa juga yang mau tinggal di tengah-tengah hutan, meksipun indah di siang hari, ini akan seram di malam hari." lanjut menelusuri hutan untuk memastikan apakah benar di sini lokasi pendaratan.

Tiga puluh menit kemudian

Sial.. isinya cuma pohon dan rumput. sangat membosankan kemana tim angkatan ku, apa mereka nyasar di tempat lain juga? ke barat, selatan, Utara, timur, atau ke rumah.

Berjalan dengan seratus keluhan, hingga akhirnya menemukan suara lain selain pepohonan yang bergoyang karena tipuan angin alam.

Gerrr...

"Suara! ini suara lain selain hutan sialan ini!? suara ini pasti tim angkatan ku yang tersesat di sini juga!" mendekati sumber suara. begitu dekat dengan suara itu ternyata bukan suara manusia. "Serigala! tapi kenapa memancarkan sinar merah?"

!!?

"Tidak... tolong, tolong aku, siapa saja, tolong aku." gadis cantik dengan punggung yang bersayap kecil dan rambut berwarna silver metalik, berteriak meminta tolong

Mahluk apa itu? malaikat atau bidadari! dari pada itu, sepertinya dia membutuhkan pertolongan

Mengarahkan senjata pada hewan serigala itu, lalu membidik kepalanya supaya mati langsung tanpa perlawanan.

Dar..

Satu peluru sniper mengenainya di bagian kepala, hewan itupun langsung tumbang tanpa perlawanan.

Bagg..

"Huff...headshot." menghampiri gadis itu setelah mengenai target

Dia gemetar ketakutan, tapi sekarang sudah lumayan tenang setelah melihat hewan itu mati di depannya

"Ma-mati! siapa yang membunuhnya?" menengok sekitar mencari tahu siapa yang membunuhnya. "Siapa?" mundur sedikit begitu melihatnya

Apa dia ketakutan. humm... apa ku tinggal saja, lagi pula aku aku harus mencari teman-teman seangkatanku

Meskipun berkata seperti itu, dia menghampirinya dengan hati-hati supaya tidak membuatnya ketakutan

"Tenang Mbak.. aku Ndak gigit kok!" mendekat pelan

Meksipun begitu dia tetap ketakutan, dan masih menjaga jarak darinya.

"Si-siapa kamu? dari mana kamu berasal, dan, bagaimana manusia biasa bisa datang ketempat ini." jelasnya, dia gemetar ketakutan

"Aku juga tidak tahu dan aku juga tidak tahu tempat apa ini." kataku jujur, lalu sebentar aku membuka tas

Kalo tidak salah semua tas TNI ada obat-obatan dan perban untuk jaga-jaga- beneran ada! lengkap lagi.

"Ap-apa yang kamu lakukan, manusia?" katanya dengan reaksi yang berlebihan

"Diem, aku cuma mau perban luka ini, kalo dibiarkan ini bisa semakin parah, apalagi ini luka di sebabkan oleh hewan tadi." memperban lukanya dengan pelan meksipun mendapatkan tolakan sebelumnya. tapi jika luka ini dibiarkan saja bisa semakin parah nantinya

Meksipun sempat memberontak menolak tapi ujung nya juga diam ketika tahu kakinya terluka

"Aggkk... "diam pasrah tapi tetap saja dia masih ketakutan kurang percaya.

...

Ahh~ canggung, aku menatapnya penuh dan dia benar-benar cantik! tidak, tunggu-tunggu, jangan bilang sayap di punggungnya itu asli?

"Apa itu asli?" aku bertanya karena penasaran dengan bentuk sayapnya

Dia hanya diam ketakutan lalu membuang muka menunduk ragu.

"Kamu tidak tahu?"

"Apanya?"

"Mengenai sayap yang di punggungku ini?"

"Aku bertanya karena tidak tahu!"

"Ohh~"

Kembali diam, rasa canggung pun kembali lagi dan tidak ada topik yang jelas untuk dikatakan.

"Hei.. manusia, boleh aku tahu siapa namamu." tanya dia memulai setelah perasaan ragunya mengurang

"Arzan Fidelyo."

"Baiklah! Arzan Fidelyo-"

"Panggil saja Arzan, menyebut dengan nama lengkap terlalu ribet dan panjang." mengecek senjata memeriksa, barang kali ada yang hilang baut nya

"Ah.. hum, Arzan! apa tujuanmu datang ketempat ini?"

Menatap wajahnya karena pertanyaannya sangat aneh. "Aku tidak tahu, tapi yang jelas aku tersesat di hutan sialan ini, sial sebenarnya aku ini berada di mana."

Apa yang harus kulakukan dengan nya, ku tinggal saja kali yah.

Berdiri setelah menyiapkan senjata di punggung dan di kaki untuk jaga-jaga, mungkin saja dalam perjalanan bertemu hewan seperti tadi.

"Ka-kamu mau kemana, apa kamu mau langsung pergi begitu saja?" saat mau di tinggalkan dia takut padahal sebelumnya dia ketakutan begitu melihat wajah Arzan

Ap-apa yang kulakukan sialan, sebagai tentara aku harus melindungi rakyat huff~, hampir saja aku meninggalkannya di tengah-tengah hutan ini, karena teringat di pelatihan, ini jadi kebiasaanku yang meninggalkan teman saat minta pertolongan

"Mau ikut tidak, kalo tidak ku tinggal ni." setelah aku melangkah aku berbalik memandang nya.

Ini memberi tahuku tanpa bertanya, dia bukanlah manusia melainkan mahluk hidup yang melebihi manusia! untuk saat ini biarkan saja, dari reaksinya tadi sepertinya ini bukan sesuatu yang harus di beri tahu begitu saja. maksudnya aku harus berhubungan baik dengannya supaya dia mempercayaiku sepenuhnya! yah.. aku tidak berharap tinggi tapi setidaknya mencoba dulu.

Sebagai teman manusia dan melebih manusia

!!