webnovel

Kebahagiaan

" Kali ini gue akan memaafkan lo!" kata Netta pada Ken.

Sebulan kemudian eh salah karena Orang tua Max tidak ingin berlama-lama, sehingga mereka mempercepat pernikahan mereka menjadi 2 minggu kemudian.

" Sist!" panggil Kenzi pada adiknya yang sedang dirias.

" Kak Kenzi!" ucap Netta tersenyum. Lalu Netta berdiri dan memeluk kakaknya itu.

" Kakak baru datang?" tanya Netta.

" Iya!" jawab Kenzi.

" Apa Linda ikut?" tanya Ken.

" Tidak! Dia sedang ada pekerjaan di kantornya!" kata Kenzi sedih.

" Nicholas ikut?" tanya Netta.

" Iya! Dia sedang bermain dengan Malv dan Kenda!" jawab Kenzi.

" Aku senang kakak datang!" kata Netta tersenyum.

" Kamu akan jadi pengantin paling cantik di dunia!" kata Kenzi tersenyum getir.

" Apa kakak ada masalah sama Linda?" tanya Netta.

" Apakah begitu terlihat?" tanya Kenzi.

" Aku ingin kaka bahagia bersamaku!" kata Netta tegas.

" Iya! Maafkan kakak yang tidak bisa menjadi kakak yang baik untukmu!" kata Kenzi.

" Kakak salah! Kakak adalah kakak yang hebat bagiku sampai kapanpun!" puji Netta. Mereka berpelukan lagi dan hampir menangis.

" Ayo, Mbak! Acaranya tinggal beberapa menit lagi!" kata pegawai MUA.

" Iya! Maaf! Cepetlah! Max pasti akan mencintaimu! Aku sangat yakin!" kata Kenzi.

Acara pernikahan itu di adakan secara private di sebuah taman di Hotel ternama dengan mengundang media massa untuk meliputnya dan hanya beberapa tamu penting saja. Netta berjalan dengan digandeng papanya mendekati altar pernikahan, sementara Max telah menunggunya diujung altar dengan gagahnya. Mata Netta tidak lepas dari sosok max yang hari ini membuat matanya hanya fokus pada dirinya. Ya, Tuhan! Dia sangat tampan dan mempesona! Aku berkali-kali jatuh cinta padanya! batin Netta. Ternyata apa yang dipikirkan Max juga tidak jauh berbeda dari Netta. Kamu terlihat cantik dans bertambah seksi, sayang! Gaun pengantinmu sangat cantik dan cocok untukmu! batin Max yang melihat gaun Netta tertutup hingga leher dan berlengan panjang. Papa Netta menyerahkan Netta pada Max dan setelah pembacaan sumpah perkawinan dan pemberkatan, Max membuka tudung pengantin dan tampaklah wajah cantik istrinya.

" Kamu sangat cantik, sayang@!" ucap Max lalu mencium bibir Netta dengan lembut.

" Ehmmm! Bisakah dilanjutkan nanti di kamar?" ucap Ken. Max seakan tersadar jika mereka masih dalam acara pernikahan segera melepaskan ciumannya dan membuat Netta tersipu hingga memeluknya. Max memegang punggung istrinya dan alangkah terkejutnya Max saat melihat punggung polos istrinya terekspos begitu saja. Dengan posessif Max memeluk Netta dengan erat hingga hampir menutup punggung itu.

" Apa yang kamu lakukan, sayang?" tanya Netta.

" Siapa yang memesankanmu gaun ini? Apakah kamu sengaja ingin membuatku marah?" tanya Max geram.

" Apa maksudmu? Kenapa dengan gaun ini?" tanya Netta heran melihat suaminya.

" Ingat, Netta! Kamu sudah bersuami! Jaga caramu berpakaian dan..."

" Dengar Max! Kita baru saja menikah dan kamu sudah keterlaluan padaku!" potong Netta lalu berjalan pergi meninggalkan Max sendiri.

" Lho! Kemana pengantin wanitanya?" tanya mama Max.

" Dia kebelakang, Ma!" jawab Max kesal.

" Bgaimana?" tanya mama Max.

" Apanya?" tanya Max.

" Gaunnya?" tanya mama Max lagi.

" Apa? Jangan bilang...Astaga, mama! Apa mama mau bikin sehari ada perkawinan dan perceraian?" kata Max segera menyusul istrinya ke kamar. Mampus aku! Dia pasti sangat marah, apalagi dia sedang dalam keadaan hamil. Ya Tuhan! Aku memang sangat possesif dan pencemburu! batin Max kesal pada dirinya. Tok! Tok!

" Sayang!" panggil Max mengetuk pintu kamar mereka. Max memutar engsel pintu dan ternyata pintu tidak dikunci. Max terkejut saat dilihatnya keadaan kamar yang berantakan dan suara seseorang menangis di kamar mandi. Max berlari menuju ke kamar mandi dan melihat istrinya duduk di dalam bath up sambil menangis.

" Sayang! Kamu kenapa? Kamu..."

" Stop! Stay there! Don't you dare come closer!" teriak Netta marah.

" Darling!" panggil Max dengan wajah sedih dan penuh penyesalan. Max berdiri seperti patung di dekat pintu karena takut dengan amarah Netta yang moodnya naik turun karena kehamilannya.

" Kamu tega sekali, kita baru saja nikah tapi kamu sudah marah-marah padaku tanpa menjelaskan apa salahku!" tutur Netta sambil menangis. Hik...hik...hik...huhuhu!

" Maafkan aku sayang! Aku baru tahu jika mama yang menyuruhmu memakai gaun itu!" kata Max dengan wajah memelas.

" Aku hanya memakai yang diberikan oleh mama, tapi kenapa kamu memarahiku? Huuuuuu!" tangis Netta bertambah keras.

" Iya! Aku minta ma'af! Aku janji nggak akan melakukannya lagi! Aku nggak akan marah-marah lagi!" kata Max.

" Kalo kamu marah-marah lagi aku akan pergi..."

" Jangan bicara seperti itu, sayang! Aku akan membunuh diriku jika kamu pergi!" ucap Max yang langsung berlari mendekati Netta dan memeluk istrinya itu. Netta terkejut mendengar ucapan Max dan menatap suaminya itu dengan tajam.

" Jangan pernah bicara tentang meninggalkan aku! Kamu tahu apa yang terjadi padaku saat kamu pergi!" kata Max takut.

" Aku tidak akan pernah meninggalkanmu dan keluarga kecil kita!" kata Netta mengecup kening suaminya.

" Maafkan aku yang terlalu posessif terhadapmu! Aku hanya tidak mau jika tubuh istriku dinikmati oleh banyak mata pria!" kata Max manja.

" Seharusnya kamu bilang saja, sayang! Aku pasti mengganti pakaianku!" jawab Netta senang jika suaminya menyayanginya.

" Iya! Aku akan bilang jika aku tidak menyukainya!" kata Max memeluk kembali istrinya. Netta membalas pelukan itu dengan erat.

" Sayang!" panggil Max.

" Hmmm?" sahut Netta.

" Apa aku harus puasa? Ini malam pernikahan kita dan aku..."

" Lakukanlah! Tapi berhti-hatilah!" bisik Netta malu tanpa melepaskan pelukan itu.

" Trima kasih, sayang! Aku akan sangat lembut!" jawab Max lalu mencium ceruk leher istrinya.

" Sebaiknya kita segera kembali, sebelum mereka menyusul kita kesini dan menemukan kamar pengantin kita berantakan!" kata Max lembut.

" Maaf!" jawab Netta.

" Aki yang maaf! Lain kali jika marah jangan meruka barang-barang, sayang! Cukup kamu pukul aku saja atau kamu apakan aku!" kata Max.

" Kasihan pegawai hotel ini jika membersihkan seluruh barang seperti itu!" tutur Max yang membuat wajah Netta cemberut dan kesal.

" Habis aku kan kesal!" jawab Netta.

" Iya, aku tahu! Mulai saat ini kita buka lagi lembaran baru dalam kehidupan kita!" kata Max.

" Iya! Aku hanya hidup bersamamu, darling!" kata Max lagi.

" Aku juga!" jawab Netta.

" I love you forever, Arnetta Johanson!@" kata Max.

" I love you too, Maximilliano Smith!" jawab Netta.

Dan merekapun kembali ke Jakarta setelah acara resepsi di malam hari, karena Max harus memimpin perusahaannya yang telah dikembalikan oleh Ken di Jakarta. Sedangkan Ken kembali ke Italia karena pekerjaa Ken dan Diana yang berada disana Sesekali mereka saling mengunjungi untuk mempererat tali persaudaraan.

Netta melahirkan seorang putri yang cantik dan hamil lagi kemudian melahirkan kembali seorang putri, terakhir dia melahirkan seorang putra dan Erik mengatakan pada Max jika Netta tidak bisa lagi melahirkan anak karena telah 3 kali melahirkan secara SC atau operasi. Sedangkan Diana melahirka lagi seorang bayi laki-laki di Indonesia, karena Ken memutuskan untuk tinggal di Jakarta atas permintaan Kenda.

---------------------------------------- T A M A T ---------------------------------------

Next chapter