webnovel

Balas Dendam 3

Ken cemberut mendengar ucapan istrinya, dia langsung melepaskan pelukannya pada pinggang Diana. Sejak Ken menikah dengan Diana 5 tahun yang lalu, Ken jadi bucin berat dan menuruti segala apa yang dikatakan istrinya itu. Karena jika dia marah, maka jatah hariannya akan diambil oleh Diana dan dia harus puas dengan bersolo ria.

" Itu juga anakku, baby!" jawab Ken dengan bibir yang mengerucut, ingin rasanya Diana melumat bibir itu, tapi tentu saja dia tidak kan melakukannya karena dia akan benar-benar menjadi santapan makan malam yang kepagian oleh Ken.

" Apa kamu lupa saat kehamilan Kenda?" kata Diana sambil berjalan ke kamar Kenda.

" Aku ingat, baby! Nggak usah kamu mengingatkan kebodohanku saat itu!" jawab Ken kesal pada Diana. Diana menahan tawanya saat melihat suaminya yang sedang dalam mood kesal itu.

" Apa kamu ingin mengulanginya?" goda Diana. Ken dengan cepat menggelengkan kepalanya dan menundukkan kepalanya. Diana menidurkan putrinya di tempat tidurnya lalu masuk ke dalam kamar mereka dengan Ken yang selalu mengikutinya.

" Apa calon bayi kita tidak mau daddynya berkunjung?" tanya Ken masih mencoba.

" Tapi nggak seperti minum obat juga kalee!" jawab Diana yang masuk ke dalam kamar mandi setelah mengambil pakaian ganti dari walk in closet mereka. Saat ini adalah saat-saat kritis dan sensitif, jika dia sedikit saja terlihat menggoda, maka habislah dia oleh Ken.

Dikamar yang lain, terlihat Netta sedang berdiri di balkon kamarnya dan menerawang jauh ke belakang. Sudah 5 tahun sejak kejadian malam itu, aku selalu berharap kita tidak akan bertemu lagi. Tapi harapanku menjdai sebuah dendam yang harus kulakukan, karena aku tidak mau kamu bahagia diatas penderitaanku. Kamu harus membayar semua sakit yang aku rasakan selama ini.

" Hai!" sapa Ken yyang telah berdiri di samping Netta.

" Apa aku harus mengganti pintu kamarku dengan kode suaraku!" kata Netta kesal dengan Ken yang memiliki kebiasaan keluar masuk kamarnya dengan seenaknya sendiri.

" Sorry! Makanya lain kali dikunci!" jawab Ken menahan tawanya.

" Apa Diana mengatakan sesuatu?" tanya Netta.

" Aku tidak tahu apa yang kamu rasakan, Ta! Tapi aku rasa perbuatanmu sedikit keterlaluan!" kata Ken dengan nada pelan.

" Keterlaluan! Cih! Sejak kapan kamu jadi suka berkata-kata manis?" sindir Netta.

" Kita sudah hidup selama 5 tahun, Ta! Aku cukup memahami sifat dan hatimu!" kata Ken lagi.

" Kamu sama sekali tidak tahu apa-apa tentang hatiku, ken! Sudahlah, aku harus pergi menyiapkan makan malam kita!" kata Netta sambil berjalan meninggalkan Ken sendiri di balkon.

5 tahun yang lalu setelah Ken menikahi Netta dan melahirkan Malvin, Ken menikah dengan Diana karena Diana mengandung anak darinya. Awalnya Diana menolak dinikahi oleh Ken, tapi Ken mengancam akan memberitahu orang tuanya jika Diana menolak menikahinya. Alasan yang sangat klise sebenarnya, tapi Diana sangat takut orang tuanya tahu. Keluarga Diana termasuk keluarga yang kolot, karena itu mereka sangat menjaga kehormatan keluarganya. Dan keluarga Diana termasuk keluarga yang sangat di segani oleh banyak orang dan Ken mengetahui itu dari teman sejawat Diana di Rumah Sakit.

Sedangkan Netta mengajukan cerai kepada Ken karena dia mau Ken menikahi Diana. Ken terpaksa menyetujuinya karena dia harus bertanggung jawab pada Diana dengan catatan Netta harus tetap tinggal bersamanya. Dan Netta menyetujui usulan Ken karena Ken juga menjanjikan dia untuk kuliah lagi. Jadilah Netta melanjutkan kuliahnya dan bekerja diperusahaan Ken setelah lulus. Suatu saat Netta mendengar dari salah satu temannya jika Max mencoba membangun kembali kerajaan bisnisnya dan itu membuat darah Netta mendidih. Dia tidak mau pria brengsek itu kembali diatas, karena itu dia meminta Ken menyelidiki perusahaan Max. Dan disinilah dia sejak 6 bulan lalu berdiri sebagai pimpinan perusahaan Max, karena Ken yang membeli saham sebesar 40% di perusahaan Max yang dimilikinya bersama temannya. Perusahaan itu memang sengaja dibuat Ken jatuh bangun atas permintaan Netta. Hingga saat ini Netta bisa menjadi atasan Max dan bertindak sesuka hatinya.

" Bagaimana, honey?" tanya Diana saat dilihatnya suaminya duduk di balkon kamar mereka setelah makan malam..

" Percuma!" jawab Ken.

" Apa tidak ada jalan lain?" tanya Diana.

" Ini juga tidak lepas dari kesalahanku! Seandainya aku tidak menuruti segala keinginannya, maka dia tidak akan menjadi sosok Tata yang sekarang ini!" kata Ken denagn wajah menyesal.

" Sudahlah, honey! Itu karena kamu mencintai dia!" kata Diana. Ken menatap istrinya dengan wajah sedihnya.

" Kenapa aku dulu sangat bodoh dengan menyakiti hatimu? Padahal kamu sangat mencintaiku dengan bodoh!" kata Ken.

" Itu karena kamu memang bodoh, honey!" kata Diana menangkup wajah suaminya dan mengecup kening Ken dengan lembut.

" Ti amo tanto, Diana Kane Banner!" ucap Ken.

" Ti amo anch'io, Kenneth Banner!" balas Diana.

Keesokan harinya Netta datang ke kantor setelah mengantar Malvin pergi ke sekolahnya.

" Selamat Pagi, Bos!" sapa Wayan.

" Pagi!" jawab Netta.

" Pak Max sudah menunggu Bos diluar!" kata Wayan. Netta mengernyitkan dahinya, sepagi ini dia telah kesini? batin Netta.

" Ok! Suruh dia masuk!" jawab Netta. Wayan keluar dan masuk lagi bersama Max.

" Selamat pagi, Bos! Ini proposal yang Bos minta!" kata Max lalu bermaksud memberikannya pada Netta.

" Bawa kesini, Pak Wayan!" kata Netta tiba-tiba. Max memberikan proposal itu pada Wayan yang terlihat kaget.

" Ini , Bos!" kata Wayan memberikan proposal Max. Netta melihat isi proposal itu, sambil melirik Max. Apa dia tidak pulang? Kenapa pakaian yang dipakainya masih sama dengan yang kemarin dia pakai? Kenapa juga aku memperhatikan dia! batin Netta kesal pada dirinya sendiri. Memang Max bukan lagi Pengusaha besar yang dengan mudahnya menyuruh orang untuk mengambilkan pakaian ganti atau membeli yang baru. Karena dia semalaman tidak pulang ke rumahnya, maka dia masih memakai pakaiannya yang kemarin. Netta membaca proposal dari Max. Max berdiri ditengah ruangan tanpa disuruh duduk oleh Netta. Max yang sejak semalam tidak tidur dan makan, merasa perutnya melilit dan keringat dingin membasahi tubuhnya. Netta tidak menyadari semua itu, dia asyik membaca proposal Max. Max mencoba menahan semua rasa sakit itu dengan sesekali malihat wajah serius Netta. Hanya dengan melihatmu seperti ini, aku bisa melawan seluruh dunia, Netta! Kamu pasti bahagia dengan Kenneth dan anak kalian! batin Max miris. Setelah 15 menit, Netta melempar proposal Max ke depan kakinya. Deg! Max terkejut melihat sikap kasar Netta, apa aku yang membuatmu seperti ini? Apa aku telah merubah wanita anggun menjadi seorang diktator? batin Max sedih.

" Kesempatanmu sudah hilang! Angkat barang-barangmu sekarang juga!" kata Netta kasar.

" Tapi apa yang salah pada proposal ini?" tanya Max. Tidak ada! Proposal kamu sangat sempurna! Tapi aku tidak mau ada di perusahaan ini! batin Netta.

" Aku tidak suka!" jawab Netta. Tiba-tiba Max bersimpuh di hadapan Netta dan menatap pada Netta dengan wajah meratap.

Next chapter