webnovel

36. Who am I?

Ken benar-benar marah pada Diana, dia tidak sekalipun menemui dokter cantik itu sejak terakhir mereka melakukan VC pagi dini hari itu.

" Nanti Tuan Ken akan pulang, Nyonya!" kata Bastian.

" Hmm!" jawab Netta malas.

" Apa Nyonya akan menjemputnya?" tanya Bastian.

" No!" jawab Netta.

" Apa Tuan Ken tidak meminta di jemput?" tanya Bastian lagi.

" No!" jawab Netta lagi.

Bastian hanya menghembuskan nafasnya melihat kecuekan istri Bosnya. Netta memeriksakan kehamilannya pada Diana pagi itu.

" Bagaimana kabar pasien favoritku?" tanya Diana pada Netta. Dian telah menganggap Netta sebagai adiknya sendiri, usia mereka hanya terpaut 2 tahun saja. Entah kenapa meskipun Netta adalah istri Ken, tapi Diana seperti tidak bisa marah pada Netta karena telah menikahi pria yang sangat dicintainya.

" Fine! Hanya saja beberapa hari ini aku merasa selalu lelah!" jawab Netta tersenyum.

" Jangan terlalu kelelahan! Atau stress!" kata Diana.

" Bilang sama sahabatmu!" kata Netta.

" Apa maksdumu? Apa dia melakukan sesuatu padamu?" tanya Diana khawatir.

" Dia hampir memperkosaku!" kata Netta sedih. Diana mengepalkan tangannya dengan erat, hatinya begitu hancur mendengar perkataan Netta. Dia tidak menyangka jika Ken benar-benar pria brengsek! batin Diana.

" Kenapa kamu tidak pergi saja dari rumah itu?" tanya Diana.

" Seperti aku bisa!" kata Netta sedih.

" Stay with me!" kata Diana.

" Can i?" tanya Netta.

" He loves you very much doesn't he?" tanya Diana.

" Maybe!" jawab Netta.

" He will not dare to force you to go home!" kata Diana lagi.

" I don't know! We'll see!" kata Netta. Lalu Diana memeriksa perut Netta dan melakukan USG pada perutnya.

" He looks so healthy and very strong!" ucap Diana dengan alat USG di tangannya.

" Do you just said he?" tanya Netta.

" Yes! Congratulations, you going to have a baby boy!" jawab Diana.

" Baby Malvin!" kata Netta pelan.

" Malvin?" ucap Diana membeo.

" Ya! He really likes the name malvin!" ucap Netta tanpa sadar.

" Who? Malvin's father?" tanya Diana. Seakan tersadar, Netta segera menggelengkan kepalanya.

" He's my son! Just mine!" kata Netta tegas. Kemudian Netta kembali pulang setelah menebus vitamin dari apotik. Seperti yang dibilang oleh Bastian, Ken pulang hari itu. Tapi Netta masih saja mengunci kamarnya karena takut akan coba diperkosa lagi sama Ken. Ken menghela nafas panjang saat diputarnya engsel pintu kamar Netta dan ternyata pintu itu dikunci.

" Wanita-wanita yang menyebalkan!" ucap Ken ambigu. Ken berjalan ke arah kamarnya dan membersihkan tubuhnya di kamar mandi, bayangan tubuh indah Diana dan liangnya yang sempit menggugah gairah Ken. Shhiitttt! What's wrong with me? Arghhhh! batin Ken marah. Tiba-tiba juniornya mengeras dan dia harus bersolo ria karena amarahnya pada Diana.

" Siapkan hidanganku seperti biasa!" K

" Siapa Bos!" J

" Kali ini aku mau langsung 3!" K

" Iya, Bos!" J

Ken menutup telponnya, pikiran dan hatinya sedang kacau, dia berdiri dan memakai pakaian santainya, lalu pergi lagi keluar dari rumah tersebut.

" Yes, Nick?" D

" Looks like he went to the usual place, Madam!" N

" Thank You, Nick!" D

" You'r welcome, Madam!" N

" Stay with him!" D

" Yes, Madam!" N

Diana yang mendapat telpon dari orang bayarannya tentang Ken, meneteskan airmata. Setiap dia tahu jika ken pergi ke tempat pelacuran itu, hati Diana bagai teriris-iris membayangkan Ken toples dan bersenang-senang bersama banyak wanita. Who am i? Why should he care for me? Hahaha! batin Diana dalam tangis.

What the fuck? What's wrong with me? batin Ken yang tidak sedikitpun terangsang melihat tubuh ketiga gadis perawan itu. Lalu dia mencoba berbagai cara agar kejantanannya bisa mengeras, tapi semua sia-sia.

" Jack! Buy me a viagra!" K

" Sir?" J

" Hurry!" K

" Yes, Sir!" J

Ken menutup panggilannya, dia pergi ke kamar mandi dan mencoba cara lain. Dia membayangkan tubuh Diana dan goyangannya saat diatasnya, tiba-tiba penisnya mengeras, dengan cepat dia pergi keluar dan memaksakan masuk ke salah satu gadis,

" Akhhhh!" teriak gadis itu saat dia merasakan sebuah benda tumpul yang besar masuk ke dalam liangnya. Ken merasa puas karena liang sempit itu, tapi setelah masuk, juniornya perlahan melemah walau dia mencoba menggoyang pantatnya. Shitttttttt! batin Ken. Dia tidak pernah merasa sedemikian malu akibat juniornya. Dengan kesal, Ken memakai pakaiannya dan keluar dari tempat itu dengan wajah menggelap. Apa aku harus memanggil Rose untuk membuktikan aku masih jantan? batin Ken. Rose adalah jalang kelas atas yang menjadi rebutan pria-pria kalangan atas juga. Entah apa yang membuat mereka tergila-gila pada Rose, tapi begitu banyak yang mengantri untuk bisa bermain semalam dengannya.

" Jack!" panggil Ken.

" Ya, Sir?" jawab Jack.

" Call Rose!" kata Ken.

" Yes, Sir!" jawab Jack.

" Aku mau sekarang juga!" kata Ken,

" Siap, Sir!" jawab Jack.

Rose bekerja sendiri, dia tidak memiliki mucikari karena dia bukan seperti jalang lainnya. Rose tidak memerlukan uang, tapi uang yang datang padanya. Saat itu Rose sedang melayani seorang pejabat negara yang sudah tua.

" Hello! Who is this?" R

" Rose! I am Mr. Ken's assistant! Mr. Ken wants you now!" J

" You joking!" R

" I send you the place!" J

" My God! You not joking!" R

Jack mematikan ponselnya dan mengirim sebuah alamat pada Rose. Sedangkan Rose dengan cepat menghentikan kegiatan pejabat itu yang sedang menikmati tubuh Rose.

" What the fuck?" kata pria tua itu.

" Sorry, sir! It's emergency!" kata Rose lalu memakai pakaiannya.

" Don't you dare leave me or i..."

" Or what? You want me to send our video to your family?" ancam Rose. Pria tua itu terkejut mendengar penuturan Rose.

" I'm not that stupid, sir!" kata Rose lalu keluar dari kamar hotel itu bersama bodyguardnya. Rose tidak percaya jika yang memanggilnya adalah Kenneth Banner, dia banyak mendengar tentang pria tampan dan terkenal itu. Tapi kenapa dia memanggilku? Bukannya dia hanya mau dengan para perawan? batin Rose. Ah, persetan dengan itu semua, yang penting aku bisa menghabiskan waktu dengan dia walau hanya semenit saja! batin Rose sangat senang. Dengan cepat Rose telah sampai di tempat yang telah dikirimkan padanya. Dia masuk ke dalam kamar yang telah di sepakati, tapi kamar tersebut tidak begitu terang, karena yang dinyalakan hanya lampu dinding saja.

" Bersihkan tubuhmu! Aku tidak mau ada sisa pria lain menyentuhku!" kata Ken dingin, dia duduk di sofa dengan wajah yang tidak tampak jelas.

" Iya, Tuan!" jawab Rose lembut. Jantungnya berdetak sangat kencang hingga ingin meloncat mendengar suara berat Ken. Ken bisa melihat Rose melepaskan pakaiannya begitu saja dan masuk ke dalam kamar mandi dalam keadaan toples. Ken menelan salivanya, tidak salah jika banyak pria menginginkan dia, dia memiliki tubuh yang sangat sempurna. Rose sengaja berjalan dengan seksi. Setelah beberapa menit menunggu, Rose keluar dengan bau mawar yang menguar dari tubuhnya. Sebuah lampu menyorot tubuh Rose, Ken melihat tubuh toples itu. Wajahnya sangat cantik dan mulus, dadanya juga padat dengan puncak yang lumayan besar. Rose yang tahu jika Ken memperhatikan dirinya, berputar sambil mencoba merayu lewat gerakan tubuhnya. Berkali-kali Ken menelan salivanya.

" Seduce me!" kata Ken mematikan lampu sorotnya.

Next chapter