34 34. Kepasrahan Diana

Netta terbangun dengan tubuh yang lelah, dia turun dari ranjang dan masuk ke dalam kamar mandi. Dia membuka air di bath up dan duduk di pinggirnya sambil meneteskan airmata mengingat perbuatan Ken semalam. Kenapa hidupnya selalu dikelilingi pria yang brengsek! batin Netta. Gue harus kuat demi anak gue! Gue tidak boleh cengeng! batin netta. Lalu dia masuk ke dalam bath up dan berendam.

" Kamu harus kuat, ya , sayang!" kata Netta. Netta menggosok-gosok bagian tubuhnya yang disentuh Ken dengan keras sehingga menimbulkan perih di kulitnya yang mulus. Tangisan Netta menjadi di kamar mandi, dia sangat membenci hidupnya yang sangat tidak beruntung.

Sementara itu ditempat lain, seorang wanita dengan rambut coklat berombaknya mengerjapkan matanya. Dia merasa tubuhnya seperti remuk redam bagai dihantam gada besar. Ahhh! Kenapa tubuhku terasa sangat pegal? batin wanita itu. Dia menggerakkan tangannya ke atas untuk menggeliat.

" Ahhhh!" teriak wanita itu.

" Diana? What's wrong?" tiba-tiba ada seorang pria yang bangun dan terduduk disebelahnya.

" Ke...Ken?" ucap Diana malu.

" Kenapa kamu berteriak?" tanya Ken. Diana memandang pria blesteran itu dengan mata melotot. Astaga, bangun tidur begini dia terlihat sangat tampan! batin Diana.

" It's hurt, Ken!" kata Diana tanpa malu.

" Which one?" tanya Ken tanpa malu juga.

" Stupid Man! Apa harus aku katakan?" tanya Diana kesal.

" Of Course! Katakan! Yang mana yang sakit? Is it here?" tanya Ken menggoda, dia masih bisa merasakan liang sempit milik Diana yang menjepit juniornya. Ken dengan sengaja meremas dada Diana.

" Ken...nnnn!" desahan terlepas dari bibir wanita cantik itu.

" Kau membuatnya berdiri, baby!" bisik Ken mesum.

" Aku mau mandi! Aku terlambat!" kata Diana yang keluar dari selimutnya, tapi Ken dengan cepat menarik tubuh wanita itu hingga terjatuh di dadanya.

" Please me!" bisik Ken melumat bibir Diana dan meremas dada Diana dengan panas. Diana ingin pergi, tapi tubuhnya kembali sangat mendambakan sentuhan Ken, walau bagian intimnya terasa masih nyeri. Mereka mengulang kembali perbuatan yang mereka lakukan yang sampai subuh itu.

" I'm tired, Ken! Ahhh" kata Diana disela sentuhan menggila Ken.

" Ke...eennn!" teriak Diana saat kembali mengalami pelepasannya dan lemas.

" Why don't you dance on me?" kata Ken setelah berhenti beberapa saat, dia membalik posisi mereka dan membuat Diana duduk diatas perutnya.

" No! Aku malu, Ken!" kata Diana yang masih lemas, lalu dia kembali akan pergi tapi dengan cepat saat Diana mengangkat tubuhnya, Ken membenamkan juniornya ke dalam liang Diana.

" Akhhh!" teriak Diana kaget saat ada benda keras dan tumpul mendesak miliknya.

" Dance, baby!" ucap Ken. Diana seperti terhipnotis, dia hanya mengangguk dan dengan malu-malu menggoyang pinggangnya.

" Oh, baby! It's good!" ucap Ken merasakan nikmat. Lalu digoyangnya pinggang Diana maju mundur, naik turun dan makin lama makin cepat.

" Ohhh, baby! Yesss!" teriak Ken.

" Yesss! Ahhh!" desah Ken. Saat Ken merasa akan keluar, dia memutar posisinya dan menggoyang maju mundur pantatnya, hingga tubuhnya tegang dan disemprotkannya cairan miliknya di dalam rahim Diana. Diana benar-benar lemas tak bertenaga, dia tumbang dibawah keperkasaan Ken.

" Darimana kamu tahu kelakuanku?" tanya Ken sambil memeluk Diana yang tidur diatas tangannya.

" Aku tahu semua tentang kamu, Ken!" jawab Diana.

" Apa kamu mencintaiku Dr. Diana Kane?" tanya Ken. Diana terdiam, dia takut Ken akan menjauhinya jika dia mengatakan tentang perasaannya, karena dia tahu Ken tidak suka dengan wanita yang mencintai dia.

" Tidak!" kata Diana pelan.

" Good! Kita melakukannya suka sama suka saja! Aku tidak mau dipusingkan dengan hal yang berbau cinta, romantisme atau apalah itu!" kata Ken. Jlebbb! Hati Diana sangat sakit mendengar ucapan Ken, matanya berkaca-kaca, tapi dengan cepat dihapusnya sambil pura-pura memutar tubuhnya membelakangi Ken. Ken memeluk erat tubuh Diana, Diana merasa sangat nyaman dalam pelukan pria yang telah disukainya sejak lama. Dia tidak keberatan meski Ken hanya menganggapnya sebagai simpanan bahkan teman tidur saja. Cinta memang buta ya readersss.

" Aku harus kerja! Pasienku menunggu!" kata Diana.

" Stay with me all day! I still want to have sex with you!" kata Ken vulgar. Diana hanya terdiam, dia memejamkan matanya, meskipun hatinya sakit, tapi dia menuruti keinginan pria itu. Diana benar-benar menjadi budak sex Ken, karena mereka baru selesai saat menjelang tengah malam. Untung saja Diana adalah seorang dokter, dia bisa mengatasi rasa pegal dan nyerinya walau untuk beberapa hari. Ken benar-benar maniak, tubuh Diana diputar kesana kesini tanpa ampun.

" Aku akan ke Indonesia besok!" kata Ken yang telah berpakaian rapi, sementara Diana harus di atas tempat tidur dan mungkin harus seperti itu untuk 2 atau 3 hari.

" Iya!" jawab Diana. Diana tahu Ken tidak suka ditanya-tanya atau ada yang mencampuri urusannya. Sudah bagus Ken mengatakan kemana dia pergi.

" Periksa istriku seperti biasa!" ucap Ken lembut dan santai. Hati Diana seperti tertusuk sembilu mendengar ucapan Ken yang begitu mesra saat menyebut istriku pada Netta. Selamanya kamu hanyalah pemuas nafsunya Diana! batin Diana.

" Kak!" N

" Sis! Bagaimana keadaan lo?" K

" Sehat, Kak!" N

" Apa dia menyakitimu?" K

" Nggak! Dia sangat baik padaku!" N

" Kapan keponakan gue lahir?"

" Sekitar 3 bulan lagi!" N

" Papa sudah bisa jalan lagi, Sis!" K

" Apa? Benarkah? Gue sangat kangen sama mereka!" N

" Kalo Ken ngijinkan, kami akan kesana!" K

" Tentu saja boleh!" N

" Ok, nanti gue kabari!" K

" Iya, Kak! I miss you guys!" N

" Me too!" K

Netta memutuskan panggilannya, dia berdiri di balkon kamarnya. Tok! Tok! Pintu kamarnya di ketuk dari luar.

" Honey! Do you still angry?" tanya Ken lembut.

" Go away, Ken!" sahut Netta masih marah.

" Please! I'm so sorry! I promise i will not do it again!" kata Ken lagi.

" Ok! Now go!" kata Netta. Ken tidak mampu menolak atau melawan ucapan Netta, dia seperti pembantu dan majikan jika berhadapan dengan Netta.

" Aku akan ke Indonesia menyelesaikan sesuatu! Apa kamu titip sesuatu?" tanya Ken.

" Tidak!" jawab Netta.

" Aku disana selama 3 hari!" kata Ken.

" Terserah!" jawab Netta. Ken menghembuskan nafasnya mendengar jawaban Netta. Dia pergi meninggalkan rumahnya dan memberikan perintah pada anak buahnya untuk menjaga Netta.

Sementara itu di sebuah rumah mewah di tepi pantai, seorang pria tampan dengan jambang yang agar panjang dan memenuhi wajahnya sedang duduk di tepi balkon kamarnya. Seperti hari-hari sebelumnya, dia selalu duduk di tepi balkon dan menikmati kopinya selama satu atau dua jam. Lalu dia akan menyiram semua tanaman bonsainya yang berjajar di lantai balkon dan berlanjut dengan berlatih sebentar dengan samsaknya. Setelah matahari meninggi dia akan mengurung dirinya di dalam kamar kerjanya hingga malam hari. Lalu dia akan pergi ke bar mini miliknya dan minum sampai mabuk dan tertidur di sofa.

avataravatar
Next chapter