27 27. Sam dan Jenny

Sementara Feri melihat Jane yang sedang berjalan bersama dengan Zack.

" Hmm! Sangat mirip dengan Nona Netta! Hanya beda bentuk tubuh dan bibir saja!" kata Feri ambigu.

" Apa mungkin Sam sebenarnya mencintai Jane dan Nona Netta hanya sebagai pelampiasan saja? Menarik!" kata Feri lagi.

Selama makan siang, Jane terlihat gelisah, dia tidak memakan makanan yang di pesan tunangannya.

" Honey! Are you, Ok?" tanya Zack. Jane hanya diam saja.

" Honey?" panggil Zack lagi.

" Hmm?" sahut Jane kaget.

" Are you Ok?" tanya Zack.

" Ya, I'm ok, Zack!" jawab Jane.

" Zack!" panggil Jane.

" Yes, honey?" jawab Zack.

" Can we go home? I feel not good!" kata Jane.

" Ya! Sure! Why don't you go to the doctor?" tanya Zack yang berdiri lalu mendekati Jane.

" No! I just need time to sleep!" kata Jane.

" Zack!" sapa seseorang.

" Shawn! How are you, bro?" jawab Zack pada temannya, mereka saling memeluk dan menepuk-nepuk punggung.

" I'm fine! And you?" tanya Shawn.

" I'm great! This is my fiancee, Jane!" kata Zack. Shawn seperti tidak suka saat melihat Zack memperkenalkan Jane.

" Hi!" sapa Jane mengulurkan tangannya.

" Hi!" balas Shawn.

" Why don't you join me?" tanya Shawn.

" I can't! I..."

" It's Ok, Zack! Go with Shawn! I can go home with Larry!" kata Jane.

" You sure?" tanya Zack tidak tega.

" Ya! I'm sure!" jawab Jane.

" Ok! I'll see you later!" kata Zack mengecup pipi Jane.

" See you tomorrow, Zack! I think i'll try to sleep for a day!" kata Jane.

" Ok! I'll call you!" kata Zack.

" Ok!" jawab Jane.

" I love you!" kata Zack.

" Me too!" jawab Jane. Lalu Jane keluar dari resto dan masuk ke dalam mobil yang berhenti di depannya.

" Jalan, Larry!" kata Jane.

" Tuan Zack tidak ikut, Nona?" tanya Larry.

" Tidak! Ada teman lamanya!" kata Jane.

" Kita kemana, Nona?" tanya Larry.

" Kenapa kamu bertanya?" tanya Jane balik.

" Saya hanya berpikir apa Nona ingin ke Green Square!" kata Larry.

" Kenapa kamu berpikir saya mau kesana?" ttanya Jane kaget.

" Karena Nona telah membuat Tuan Sam marah dan cemburu!" kata Larry.

" Huh! Kenapa dia harus marah dan cemburu? Aku dengar dia telah bertunangan dengan gadis Indonesia juga!" kata Jane kesal, dia sangat cemburu dan kecewa mendengar berita itu, sehingga dia memutuskan untuk kembali ke Sidney.

" Baiklah! Kita pulang!" kata Larry tegas. Jane bingung, hati kecilnya melarang Larry untuk pulang, tapi pikirannya menyuruhnya untuk pulang. Larry berjalan dengan sedikit cepat dan tanpa Jane ketahui, Larry membawa mobilnya ke Green Square.

" Tuan Sam! Kenapa Tuan kembali lagi seperti ini?" tanya Joe.

" Lalu aku harus apa? Semua wanita itu mengesalkan! Hanya mereka yang membuatku disanjung!" kata Sam.

" Tapi, Tuan! Jika papa Tuan mengetahui, Tuan akan dihapus dari kaluarga!" kata Joe lagi.

" Mana mungkin! Aku adalah anak satu-satunya!" kata Sam.

" Tapi..."

" Sudah! Pergilah! Mereka sebentar lagi akan sampai!" kata Sam.

" Kenapa kita kesini, Larry?" tanya Jane kesal.

" Apa Nona tidak mau tahu apa yang dilakukan Tuan Sam?" tanya Larry.

" Aku tidak perduli! Ayo pulang!" kata Jane marah.

" Maaf, Nona! Ternyata Nona benar-benar sudah tidak perduli lagi pada Tuan Sam! Kalo begitu kita pulang saja!" kata Larry. Ponsel Larry berdering, dia sengaja mengeraskan suara ponselnya.

" Ya, Chen?" sapa Larry.

" Mereka bertiga sudah tiba, Larry!" kata Chen.

" Biarkan saja, Chen! Nona Jane tidak perduli lagi katanya!" kata Larry.

" Serius? Bagaimana rasanya bermain bersama 3 orang wanita seksi, Larry? Apa kamu tidak ingin mencobanya?" tanya Chen.

" Apa maksud dia wanita seksi, Larry?" tanya Jane yang mendengar pembicaraan Larry dan Chen.

" Siapa itu, Larry?" tanya Chen

" Mau kemana wanita seksi itu?" tanya Jane.

" Ke apartement Tuan Sam tentunya. Tanpa menunggu lagi, Jane keluar dari mobil yang dinaikinya menuju ke dalam gedung apartement Sam.

" Tunggu!" teriak Jane saat dilihatnya pintu lift akan tertutup. Pintu terbuka lagi, Jane melihat 3 orang wanita dengan dandanan seksi dan berambut pirang sepertinya. Jane masuk ke dalam lift, Apa mereka jalang-jalang sewaan Sam? batin Jane. Mereka berhenti dan keluar di lantai yang sama. Jane memang sengaja membiarkan mereka mendahuluinya. Mereka memencet bel dan Jane bisa melihat Joe yang membuka pintu dan membiarkan mereka masuk. Dasar penjahat kelamin! umpat Jane. Dengan cepat Jane berlari menuju apartement Sam dan memencet bel. Joe membuka pintu dan kaget melihat Jane ada di depannya.

" Dimana mereka?" tanya Jane langsung masuk ke dalam apartement dan menggedor pintu kamar Sam. Jdor! Jdor! Jdor!

" Apa yang kamu lakukan, Joe? Apa kamu mau mati?" teriak Sam membuka pintunya.

" Kamu... Jane?" ucap Sam kaget.

" Kenapa? Kaget?" ucap Jane, lalu dia menerobos masuk ke dalam kamar Sam. Dilihatnya ketiga wanita jalang itu sedang duduk di sofa dan bersiap membuka pakaiannya.

" Get out all of you!" kata Jane.

" Who are you? We go if my darling Mr. Sam ask me!" jawab salah seorang dari mereka.

" Apa aku perlu memanggil security?" tanya Jane pada Sam yang masih terkejut dengan kedatangan Jane.

" Go! Joe will pay you!" kata

" But i miss you, Mr. Sam!" kata satunya lagi sambil mendekati Sam.

" Don't touch him! Or i will kick your ash out of here!" teriak Jane. Sam benar-benar terkejut dan merasa senang melihat keganasan wanitanya. Wanitanya? Hmm, bukannya dia tunangan orang! Arghhhh! Kenapa mereka selalu saja menyakitiku seperti ini. Para wanita jalang itu melotot ke arah Jane, tapi Jane telah bersiap dengan mata yang lebih besar.

" Get out! Joeeeee! Get them out of here!" teriak Jane.

" Yes, My Lady!" jawab Joe langsung menyeret mereka bertiga dari kamar Sam.

" Mr. Sammmm! Auchhhh!" teriak wanita-wanita itu kesakitan, Sam hanya menatap Jane dengan pandangan tidak percaya. Sam menutup pintu kamarnya dan memutar tubuhnya, dia menatap wanita yang sangat dirindukannya itu. Sam berjalan mendekati Jane yang sedang menatapnya dengan penuh amarah.

" Stop! Jangan berani mendekatiku, dasar Penjahat Kelamin!" kata Jane kasar.

" Come on, Jenny! I am not like that!" kata Sam.

" I said, Stop! And don't call me with that name!" kata Jane marah. Sam langsung berhenti ditempatnya.

" Not like that? Your hire them to please you! Fuck with you! Now you said you not like that?" kata Jane dengan intonasi tinggi.

" No, baby! I just talk with them!" kata Sam memelas.

" Bullshit!" sahut Jane tidak percaya.

" Why don't you trust me? Are you jealous?" tanya Sam sedikit ragu, karena dia yakin jika Jane sangat membencinya akibat kebodohannya setahun yang lalu.

" That's a stupid question!" jawab Jane dengan sinis. Sam berjalan ke arah sofa dan mengambil rokoknya lalu menghisapnya.

" Since when you smoke again?" tanya Jane tidak suka.

" Why you here, Jenny?" tanya Sam dengan suara sedih dan wajah sendunya. Jenny menatap Sam dengan hati yang berdetak tidak karuan.

avataravatar
Next chapter