23 23. Merindukan Dirimu (21+)

Ya Tuhan, apa ini adalah karma yang Kau berikan karena telah mencintai suami orang? Apakah salah jika aku jatuh cinta? Kenapa beban hidup ini terasa sangat berat dipundakku? Netta mengusap airmatanya dan menyelesaikan sarapannya. Kemudian dia masuk ke kamar, dia berniat menyelesaikan pekerjaannya agar bisa pergi bertemu dengan Sam. Netta masuk ke dalam kamar dan langsung menuju ke kamar mandi. Netta berendam selama beberapa menit agar tubuhnya terasa segar akibat bekerja siang malam tanpa henti. Setelah memakai piyama mandi, dia keluar dari kamar mandi dan masuk ke dalam walk in closet. Diraihnya kemeja putih Max dan dipakainya setelah menciumnya sejenak. I miss you so much! batin Netta. Dia menutup walk in closet itu dan menuju ke ranjang untuk membaringkan sejenak tubuhnya.

" Astaga!" teriak Netta kaget saat melihat ada yang tidur di ranjangnya. Netta tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

" Max?" ucap Netta nanar, pria yang sangat dirindukannya ada disini, di hadapannya, tidur di ranjangnya. Netta perlahan mendekati Max yang tertidur, ditatapnya wajah tampan itu dan dipegangnya pipi Max. Hangat? Apa dia sakit? batin Netta. Lalu dipegangnya kening Max, Astaga, panas! batin Netta. Segera dia mengambil baskom dan waslap di kamar mandi. Netta meletakkan kompres di kening Max, lalu dia memberikan obat penurun demam pada pria yang dicintainya itu. Max tidak sadar walau Netta meminumkannya obat akibat suhu tubuhnya yang cukup tinggi. Netta merawat Max sehari itu, ponselnya bergetar berkali-kali tapi tidak dihiraukannya. Hingga menjelang malam hari, Netta tertidur karena kelelahan. Max mengerjapkan matanya, dia membuka matanya dan memandang ke atas. Gue dimana? batin Max. Dia akan bangun saat sesuatu di dahinya terjatuh di wajahnya. Apa ini? Waslap? Kenapa ada waslap dikening gue? batin Max lagi. Lalu dia berniat untuk bangun, tapi matanya tertuju pada sosok yang sedang duduk sambil tertidur di tepi ranjang. Netta? Apa dia yang merawat gue semalaman? batin Max. Mata Max berubah teduh melihat wanita yang telah membuatnya kalang kabut dan hilang akal selama beberapa hari ini. Max bermaksud membelai rambut Netta, tapi Netta keburu membuka matanya.

" Max! Kamu sudah sembuh?" tanya Netta saat melihat prianya membuka mata dan menatapnya, dia menyentuh dahi dan leher Max.

" Syukurlah demammu sudah turun!" kata Netta tersenyum.

" Iya!" jawab Max.

" Aku sangat takut kamu kenapa-kenapa, sayang!" ucap Netta kuatir. Max hanya diam menatap wanita di hadapannya itu, dia terlihat sedikit kurus! batin Max.

" Apa kamu lapar?" tanya Netta. Apa yang gue lakukan ke lo, Net? Lo begitu baik sama gue, lo sangat mengagumkan buat gue! Gue...! Tidak! Gue nggak boleh jatuh cinta sama dia! Gue harus menghancurkan keluarga Kenzi! batin Max.

" Max?" panggil Netta.

" Gue nggak lapar! Gue cuma mau makan lo karna pakaian yang lo pake sekarang!" ucap Max dengan suara beratnya. Wajah Netta merona dan melihat dadanya yang terbuka akibat piyama yang dipakainya. Netta membayangkan saat perrtama dia melakukannya dengan Max, dimana Max meminta nambah terus. Netta rindu akan harum tubuh Max, rindu akan sentuhannya dan rindu akan cumbuan Max.

" Aku akan mandi! Siapkan sarapanku!" kata Max. Netta bagaikan tersihir, dia berjalan menuju ke dalam kamar mandi. Netta turun untuk mengambil makanan buat Max. Max sudah berdiri di pagar balkon sambil merokok saat Netta masuk membawa makanan.

" Kenapa kamu tidak mencoba berhenti merokok?" tanya Netta yang berdiri di pintu balkon. Max hanya diam tanpa berkomentar apa-apa. Netta melangkahkan kakinya ke balkon kamar dan memeluk Max dari belakang.

" I miss you so much, Max! Why you not give me any news at all?" tanya Netta sambil menitikkan airmata. Max hanya terdiam dan merasakan kenyalnya dada Netta di punggungnya.

" Aku sempat berpikir jika kamu sudah tidak menginginkanku lagi! Aku takut kamu hanya mempermainkanku, Max!" tutur Netta. Max sekali lagi hanya diam dan menghabiskan sisa rokoknya.

" Jangan tinggalkan aku, Max! Aku akan hancur dan mati jika kamu pergi!" ucap Netta. Max memutar tubuhnya dan langsung mencium ganas bibir Netta. Netta terkejut mendapatkan reaksi Max yang seperti itu, tapi dia merindukan semua tentang Max, jadi dibalasnya ciuman Max dengan ganas pula. Mereka berhenti saat keduanya hampir kehabisan oksigen. Max melepaskan Netta dan masuk ke dalam kamar untuk makan. Netta masuk ke dalam walk in closet untuk memakai lingerie kesukaan Max. Lalu dia memakai outer satin berwarna senada dan hanya memandangi Max dengan tersenyum. Setelah selesai makan, Max langsung mendekati Netta yang duduk dibibir ranjang. Miliknya sedari tadi telah memberontak akibat Netta yang tak henti memandanginya. Max membuka piyamanya dan Netta tersipu malu saat melihat milik Max yang masih setengah tegang terpampang dihadapannya..

" Ap...apa yang kamu lakukan?" tanya Netta gugup.

" Kamu harus tanggung jawab karena dari tadi memandangku tanpa henti!" ucap Max yang berdiri di hadapan Netta. Netta memerah dan merasakan dadanya berdetak sangat kencang. Max menelan salivanya saat melihat Netta membuka outernya dan memperlihatkan lingerie yang mempertontonkan lekuk tubuh seksi Netta. Dengan penuh cinta, Netta berdiri dan diciumnya kening pria itu, lalu kedua matanya, hidungnya dan turun ke bibirnya. Netta melumat bibir Max dengan lembut dan penuh cinta. Max membalasnya dengan penuh perasaan pula. Max menekan tengkuk Netta agar bisa menciumnya lebih dalam lagi.

" I love you so much, Maximiliano Smith!" ucap Netta diakhir ciuman panas mereka.

" I love you too, Arnetta Johanson!" jawab Max dengan lembut. Netta bahagia, gelenyar aneh menjalar ditubuhnya. Kemudian dia duduk di pinggir ranjang, tepat milik Max menegang di hadapannya. Dengan penuh kelembutan dan cinta, Netta memulai aksinya terhadap junior Max.

" Ahhh, Darling! This is so good!" desah Max sambil memegang kepala Netta. Netta menjilat dan mengulum ujung benda berotot itu, lalu mengocoknya dengan pelan hingga cepat.

" Arnetta! Shhh!" panggil Max akibat sentuhan Netta yang membuatnya melayang. Arnetta mengulum kedua bola junior itu menyebabkan Max menahan rasa nikmat yang tiada tara. Netta kembali mengulum ujung junior Max sambil mengocoknya dengan cepat.

" Ahhh!" erang Max. Lalu Netta menelan junior itu dan mengocoknya di dalam mulutnya hingga menusuk tenggorokannya. Mata Netta berair akibat ingin muntah, tapi dia ingin Max merasa puas. Max sangat menikmati basahnya dan lembabnya mulut Netta. Max memaju mundurkan kepala Netta.

" Ahhh! I'm going out, darling!" ucap Max.

" Ahhh!" racau Max, dia semakin mempercepat gerakan kepala Netta. Netta merasa ingin muntah, tapi dia tahan demi kenikmatan kekasihnya itu.

" Akhhhh! Damn I love have sex with you, Arnetta!" teriak Max sambil menyemprotkan cairannya ke dalam mulut dan dada Netta. Max merasa lemas dan jatuh tersimpuh di hadapan Netta dengan memeluk pinggang gadis itu dan kepala dipangkuannya. Ucapan Max adalah pujian bagi Netta.

" I love you till dead do us apart!" bisik Netta dengan perasaan bahagia. Max merasa sangat damai di pelukan Netta.

" Puaskan aku!" bisik Max ke telinga Netta tidak berapa lama kemudian..

" Kamu tidak akan menyesal telah mencintai tubuh dan hatiku, Max sayang!" jawab Netta.

" Bersihkan dulu tubuhmu! Kemudian rayu aku!" kata Max dengan senyum smirk.

avataravatar
Next chapter