21 21. Meninggalkanku

" Halo! Selidiki dia! Apa yang dia lakukan selama disini!" M

" Siap, Bos!" J

" Jangan sampai ada yang tertinggal walau sekecil apapun!" M

" Siap!" J

Max mematikan panggilannya dan mengusap kasar wajahnya.

" Arghhhhh!" teriaknya frustasi.

" Brengsek lo, Netta! Dasar wanita jalang! Pantas saja Arya dan Sam sangat memuja bahkan mencintai lo! Ternyata lo sangat liar di ranjang dan pintar bersandiwara! Tapi gue Max, gue bukan mereka! Lo nggak akan bisa menjerat gue!" ucap Max ambigu.

Keesokan harinya Netta terbangun dan meraba tempat tidur disampingnya. Kosong! Kemana dia? Netta bangun dari tidurnya dan berusaha untuk berjalan dengan susah payah. Dia tertatih menuju ke kamar mandi, tubuhnya terasa remuk dan miliknya terasa perih dan sakit. Netta masuk ke dalam kamar mandi dan berendam dengan air hangat. Direlaksasikannya tubuhnya hingga beberapa waktu, kemudian dia membilas tubuhnya dan mengeringkannya. Setelah memakai pakaian, dia berjalan keluar kamar secara perlahan sambil menahan nyeri mencari sosok pria yang dicintainya.

" Max!" panggil Netta. Tapi tidak ada sahutan. Netta turun ke bawah, dan dia melihat ada seorang wanita paro baya yang sedang membersihkan rumah.

" Max!" panggil Netta.

" Sorry, Miss! Mr. Smith not here! This is from him!" ucap wanita itu lalu menyerahkan surat pada Netta. Dada Netta berdegub kencang, perlahan dibukanya surat tersebut.

* Gue pulang! Papa gue sedang kurang sehat!

Jangan menghubungi gue! Gue yang akan menghubungi lo!

Atau gue nggak akan mau lagi ketemu lo...Max*

Netta meneteskan airmatanya, kenapa harus seperti ini. Apa kamu membohongiku, Max? Apa semalam kamu hanya ingin mendapatkan tubuhku? batin Netta memangis. Apa salahku, Max? Berbagai pertanyaan berada di benaknya, tapi Netta tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti apa yang Max katakan.

Sementara itu beberapa jam kemudian di Indonesia Vina telah menunggu kedatangan Max di bandara.

" Max! Sayang!" teriak Vina, lalu berlari memeluk suaminya. Vina mencium Max dengan penuh gairah dan Max membalasnya dengan senang. Dia kaget melihat tingkah Vina yang agresif.

" Kita ke Hotel! Aku akan memuaskanmu!" bisik Vina lalu menyeret tangan Max menuju ke mobil. Selama perjalanan Max tidak fokus pada Vina, padahal Vina mencumbunya dengan ganas. Dia malah memikirkan kejadian semalam dengan Netta. Ahhh! Kenapa jalang itu mengganggu pikiranku? Sial! batin Max. Saat Vina akan membuka celananya, Max menghentikannya.

" Kita ke rumah papa dulu, sayang!" kata Max, tampak kekecewaan pada wajah Vina.

" Apakah kamu begitu merindukanku?" goda Max.

" Iya, sayang! Aku sangat merindukan tubuh dan sentuhanmu!" bisik Vina.

" Setelah dari papa, ya!" kata Max.

" Kau boleh memakanku sebanyak kau mau, sayang!" bisik Vina, tapi entah mengapa kabar gembira itu tidak membuat Max bahagia atau senang.

" Kau senang?" tanya Vina berpijar.

" Iya, sayang!" jawab Max tersenyum. Apa reaksinya saat membaca surat itu? pikir Max. Ah! Lupakan dia! Dia telah mendapatkan balasan yang setimpal akibat perbuatan kakaknya! batin Max, tapi kenapa hatinya terasa kosong dan sakit?

Sejak kejadian di malam Netta tidak datang menghadiri presentasi itu, Netta akhirnya harus membayar penalti karena dia telah melanggar kesepakatan. Hidup Netta tidak lagi bahagia sejak kepergian Max pulang ke Indonesia, Netta menjalankan kehidupannya dengan bekerja keras siang dan malam.

Flashback On

" Halo, Liam! Maaf...!" N

" Kamu darimana saja, Net? Kita hancur!" L

" Apa maksudmu?" N

" Kau tidak datang semalam dan begitu juga Dante!" L

" Jadi...!" N

" Mereka meminta pinalti, Net!" L

" Papa!" N

" Kamu nggak pernah begini sebelumnya!" L

" Maaf, Liam! Semua salahku! Aku akan bicara pada Mr. Draco!" N

Netta menutup panggilannya, kakinya lemas seketika. Maafin Netta, Pa! Kenapa gue bisa sebodoh ini? batin Netta menangis. Netta menghubungi papanya, tapi Kenzi yang menerimanya.

" Halo, Pa!" N

" Apa yang kau lakukan, Sis?" K

" Papa mana, Kak?" N

" Papa tidak bisa menjawab telponmu!" K

" Apa yang terjadi, Kak? Apa papa baik-baik saja?" N

" Papa sakit, Net! Sementara kamu disana saja! Biar kakak yang menjaga papa!" K

Kenzo mengakhiri panggilan Netta, Maafin Netta, Pa! batin Netta menyesal, airmatanya jatuh bercucuran tak terbendung. Sebuah pesan masuk ke ponselnya.

@ Mereka memberikan waktu sebulan untuk membayar pinalti itu

Pesan dari Kenzi.

@ Aku akan membayar semuanya, Kak!

Balas Netta dengan hati hancur. Dimana dia bisa mendapatkan uang sebesar itu? Max! Ya, Max! Dia pasti bisa menolongku! batin Netta lega. Tapi dia bilang aku tidak boleh menghubunginya! Bagaimana ini? batin Netta. Aku harus berusaha dulu. Netta benar-benar menyesal, Pa! Tolong maafin Netta! batin Netta lagi. Suara tangis Netta semakin keras tapi tertahan, dia sangat menyesal telah membuat keluarganya kecewa.

Flashback Off

" Netta!" panggil Sam yang telah menunggunya di depan kantor. Netta saat ini memang sedang dalam keadaan terpuruk.

Netta mengambil keputusan untuk bekerja di 2 perusahaan guna membayar pinalti yang dibebankan pada dirinya dan stafnya. Netta tidak tega meminta pertanggung jawaban pada stafnya, jadi dia yang menanggung semua pinaltinya. Meskipun mereka juga membantu menyisihkan sedikit uang mereka untuk membantu Netta. Max! Apa kamu tidak merindukanku, sayang! Karena aku begitu merindukan dirimu! batin Netta dengan mata basah. Sudah 3 hari Max tidak menghubungi Netta. Bahkan pesan saja tidak ada. Netta mulai khawatir terjadi sesuatu pada Max atau memang Max hanya bermain-main dengannya.

" Sam?" sahut Netta yang kaget karena melihat Sam dihadapannya.

" Darimana kamu tahu aku kerja disini?" tanya Netta.

" Kenapa kau pergi?" tanya Sam memegang tangan Netta.

" Aku tidak pantas untukmu, Sam!" jawab Netta melepas pegangan tangan Sam. Sam terkejut dengan sikap Netta.

" Tapi kenapa? Kita telah berencana akan menikah!" kata Sam.

" Lupakan aku, Sam! Carilah wanita lain yang lebih pantas untuk kau nikahi!" kata Netta.

" Tidak honey! Aku hanya menginginkanmu!" jawab Sam nanar.

Sementara itu di Indonesia, Max sedang sibuk mempersiapkan ulang tahun perusahaan dan perkawinannya yang bersamaan waktunya. Max berusaha untuk membuat dirinya sesibuk mungkin agar bayangan Netta tidak menghantui pikirannya.

" Sayang! Apa kamu tidak menginginkanku? Sejak 3 hari yang lalu kita belum ML!" tanya Vina menggoda Max yang sedang duduk diruang kerjanya.

" Aku sengaja, sayang! Aku ingin kita menikmati malam pertama kita yang kedua setelah ulang tahun perkawinan kita nanti!" jawab Max.

" Ou! Apa kamu telah mempersiapkan kejutan untukku?" tanya Vina berbinar.

" Iya, sayang! Kamu tidak akan kecewa!" jawab Max.

" Aku janji kali ini aku tidak akan mengecewakanmu, sayang! Aku mencintaimu!" ucap Vina lalu duduk dipangkuan Max dan membelai rambut Max. Lalu Vina menangkup wajah suaminya itu dan mencium bibir Max dengan agresif. Max membalas ciuman Vina hingga mereka merasa sedikit sesak. Vina tahu tidak bisa menunggu hingga hari ulang tahun perkawinannya, dia begitu merindukan tubuh Max, jadi dia mencoba untuk merayu suaminya. Vina meraba dada Max dan tangannya turun untuk menggoda milik Max. Tapi Max mencegahnya, entah kenapa dia merasa tidak nyaman dengan sikap Vina yang berbeda itu.

" Ada apa, sayang? Aku sangat menginginkannya, Max!" pinta Vina dengan wajah memelas.

avataravatar
Next chapter