15 15. Kecelakaan

" Kami permisi dulu, Tuan Frank!" kata Feri.

" Ok, sampai ketemu besok! Ingatkan Max!" kata Frank.

" Siap Tuan!" jawab Feri kemudian mengejar Bosnya yang sudah pergi duluan. Brakkk! Max menghantam atap mobilnya saat sampai di parkiran, Feri terhenyak kaget melihat aksi Bosnya.

" Ada masalah, Bos?" tanya Feri curiga.

" Cari tahu semua tentang Sam dan Netta!" kata Max.

" Untuk apa, Bos?" tanya Feri, dia menduga Max akan membalas Sam dan Netta.

" Apa nggak sebaiknya kita fokus pada proyek ini, Bos! Jangan sampai semua hancur gara-gara ...!"

" Lakukan saja perintahku!" teriak Max geram memotong perkataan Feri sambil menggebrak kembali atap mobilnya. Feri tidak berani menatap Bosnya, dia yakin saat ini perasaan Bosnya sedang tidak baik.

" Bagaimana dengan proyek kita, Bos!?" tanya Feri, Max hanya terdiam, pikirannya sedang kacau sekacau perasaannya saat ini.

" Dia tidak bersalah, Bos! Jangan sampai Bos menyesal!" kata Feri masih berusaha mengingatkan Max.

" Lakukan saja! Atau kamu mau aku pecat?" teriak Max. Max sudah tidak perduli lagi tentang tujuan mereka kesini, dia sangat benci pada Sam dan keluarga Kenzi. Tangannya kembali mengepal sempurna hingga menampakkan bekas kuku di telapak tangannya yang berwarna putih pucat. Feri hanya diam, hatinya terasa sakit mendengar perkataan Max. Dia merasa seperti orang miskin yang terhina oleh orang kaya.

Keesokan harinya Netta akan pergi ke Perth diantar oleh Joe, sopir dan bodyguard Sam.

" Call me when you get there!" kata Sam memeluk Netta erat.

" I will!" jawab Netta.

" Don't work to hard!" pesan Sam.

" I won't!" jawab Netta. Sam mengecup bibir Netta lalu menyesapnya dan Netta membalas ciuman itu. Sesuatu dalam diri Sam meminta lebih, Netta segera menyadari itu dan segera melepas ciuman itu dengan perlahan kuatir menyinggung perasaan Sam. Sam menyadari jika dia terlalu memaksa Netta.

" Sorry, honey! Everything in you making me crazy!" kata Sam lembut.

" It's Ok! I am going now!" kata Netta.

" Hati-hati! Jangan melihat pria lain!" pesan Sam posesif.

" Nggak akan!" jawab Netta tersenyum.

" Take care of her, Joe!" kata Sam.

" With my life, Sir!" jawab Joe. Lalu Sam membukakan pintu dan Netta masuk ke dalamnya, mobil perlahan bergerak keluar dari mansion mewah itu.

" Dia sudah berangkat, Bos!" kata Feri pada Max lewat ponsel, dia disuruh Max memata-matai Netta dan Sam.

" Mereka tinggal bersama?" tanya Max.

" Sepertinya gitu, Bos!" jawab Feri. Benar-benar jalang! Setelah memutuskan Arya dia langsung bersama dengan Sam! batin Max yang marah.

" Kamu handle pekerjaan disini!" kata Max.

" Bos mau kemana? Bos? Bos, jangan berbuat gila! Bos...halo...!" Feri kesal karena Max mematikan ponselnya secara sepihak.

Netta menghubungi perusahaan property yang akan ditemuinya dan meminta mereka mempersiapkan semuanya.

" Saya sebentar lagi sampai!" N

" Ok, Net! Semua akan siap saat kamu datang!" L

" Thanks, Liam!" N

Netta mematikan ponselnya.

" Ada apa, Joe?" tanya Netta.

" Saya tidak tahu, Nona!" jawab Joe.

" Kenapa banyak orang berkerumun? Jalanan macet sekali!" tanya Netta lagi. Jalanan memang sedang macet karena ada kecelakaan dijalanan depan mereka.

" Kita akan terlambat, Joe!" kata Netta.

" Tapi kita tidak bisa bergerak, Nona!" jawab Joe.

" Aku akan jalan saja, tempatnya sudah dekat!" kata Netta lagi.

" Jangan, Nona! Saya bisa dibunuh sama Bos jika saya membiarkan Nona sendiri!" kata Joe.

" Aku nanti akan bicara dengan dia!" kata Netta lalu membuka pintu mobil dan keluar.

" Nona! Jangan, nona!" teriak Joe. Tapi Netta tidak mendengarkan panggilan Joe, dia berlari menuju tempat meetingnya karena takut membuat banyak orang menunggu. Saat dia berlari, dia melihat sekilas seorang pria yang terduduk didekat mobil dengan kepala berdarah.

" Max?" ucap Netta berhenti. Dengan cepat dia kembali dan membelah kerumunan orang-orang di hadapannya dan menghampiri pria itu.

" Max? Ya Tuhan, kenapa lo?" tanya Netta panik, dia sangat takut terjadi sesutu pada Max.

" Netta!" kata Max, kepalanya berdarah.

" Kita harus kerumah sakit, Max! Kepala lo berdarah!" kata Netta.

" Jangan!" ucap Max.

" Tapi luka lo...!"

" Bawa gue pulang!" kata Max.

" Tapi..."

" Please!" ucap Max menatap Netta dengan lembut, hati Netta melemah melihat pria pujaannya yang seperti itu.

" Ini mobil lo?" tanya Netta, Max mengangguk.

" Can you help me?" tanya Netta pada seorang pria yang berdiri dikerumunan.

" Yes!" jawab pria itu. Netta membuka mobil Max, lalu pria itu mengangkat tubuh Max bersama Netta dan memasukkan ke dalam mobil.

" Thank You!" ucap Netta.

" You wellcome!" jawab pria itu. Dengan cepat Netta masuk ke dalam mobil dan melarikan mobil itu ke alamat yang diberikan Max.

" Apa gue harus memberitahu Feri?" tanya Netta.

" Dia sudah balik ke Indonesia!" jawab Max meringis menahan sakit.

" Apa? Lo ditinggal disini sendiri?" tanya Netta kaget.

" Dia harus mengurus perusahaan!" kata Max lemah.

" Please, jangan tertidur atau pingsan!" kata Netta panik saat melihat Max memejamkan matanya sambil menyentuh wajah Max lembut.

" Apa lo takut?" tanya Max. Heh! Gadis bodoh! Lo akan menyesal! batin Max.

" Please, jangan bicara dulu!" kata Netta, matanya berkaca-kaca melihat keadaan Max. Tidak membutuhkan waktu lama, mereka telah sampai di rumah Max. Netta langsung membuka pintu gerbang lalu masuk dan menutupnya. Kemudian Netta menghentikan mobil di depan pintu rumah lalu membuka pintu mobil Max dan memapah pria itu ke dalam rumah.

" Kamar gue di situ!" Max menunjuk kamar di dekat ruang tengah. Netta membawa Max ke kamar tersebut dan membaringkannya diatas ranjang.

" Kenapa lo nggak mau ke RS?" tanya Netta sambil membawa sebaskom air hangat untuk membersihlan luka Max.

" Gue nggak bisa!" jawab Max lemah.

" Dimana kotak obat?" tanya Netta. Max hanya diam saja.

" Max! Lo harus tetap sadar! Dimana kotak obat lo?" tanya Netta sekali lagi, sambil menepuk-nepuk pipi Max dengan lembut.

" Di dekat...walk in closet!" jawab Max pelan. Netta masuk ke dalam kamar mandi Max yang luas, lalu membuka walk in closet dan mencari kotak obat. Setelah dia menemukan, langkahnya terhenti saat dilihatnya sebuah lukisan didinding pojok. Itu? Apa maksud semua ini? Apa yang lo lakuin ke gue, Max? batin Netta bigung.

" Untuk apa lo menyimpan lukisan gue, Max?" kata Netta ambigu.

" Apa lo sengaja membuat gue melihatnya hanya untuk melemahkan hati gue lagi?" kata Netta ambigu lagi.

Max memperhatikan Netta yang mondar-mandir dengan hati sakit dan benci. Lo akan melihat dan masuk dalam sebuah sandiwara, Netta! Kenzi! Gue akan bikin adik lo hancur! batin Max. Netta keluar dari dalam kamar mandi dengan langkah gontai dan perasaan yang bercampur aduk.

" Apa lo menemukannya?" tanya Max pelan. Netta menganggukkan kepalanya lalu menatap Max dengan tajam.

" Lo belum jawab pertanyaan gue!" kata Netta sambil membersihkan luka Max.

" Yang mana?" tanya Max.

" Kenapa lo sampai terluka dan nggak mau ke RS?" tanya Netta pelan.

" Gue tadi dihadang adik teman gue! Auch! Pelan-pelan, Net!" kata Max meringis.

" Sorry!" kata Netta datar.

_____________________________________________________________

Guys! Para readers setiaku...

Kirim comment yang banyak dong, agar aku tau kalo kalian suka sama jalan ceritanya...xixixi

Makasih sama yang udah sempetin mampir kesini

Yang udah kasih PS, comment dan reviews...

Thanks ya guys, dadaddadadada...

avataravatar
Next chapter