1 1. Apakah Cinta?

Pagi itu di kediaman Johanson, seorang gadis sedang merasa melow, bukan karena dia sedang mendapatkan PMSnya, tapi lebih karena dia sangat menginginkan kakaknya menikah dengan Vina, sahabat baik kakaknya itu. Netta Johanson nama gadis itu merasa jika kakaknya yang bernama Kenzi Johanson itu sudah cukup umur dan siap untuk menikah. Oleh karena itu saat ini salah satu tujuan hidupnya adalah menyatukan mereka berdua dan dia sangat ingin mendapatkan bonus yaitu seorang keponakan. Hal ini dikarena kemarin dia pergi ke rumah kakak sepupunya yang telah menikah dikaruniai seorang bayi berusia 6 bulan yang bernama Hazel. Hazel sangat tampan dan begitu lucu, membuat Netta sangat gemas padanya. Setelah sarapan, Netta mencari sosok orang yang ingin diajaknya bicara. Tapi dia tidak menemukan orang tersebut didalam kamarnya.

" Kak!" panggil Netta pada Kenzi yang ternyata sedang bersandar dipinggiran kolam renang. Didekatinya sang kakak dan duduk disebelah Kenzi sambil memasukkan sebagian kakinya ke dalam kolam renang.

" Hmm?" reaksi Kenzi tanpa melihat adik semata wayang yang sangat disayanginya itu. Dia asyik memejamkan mata sambil merentangkan tangan dan menselonjorkan kakinya hingga mengapung di dalam kolam tersebut.

" Gue mau nanya?" ucap Netta.

" Apa?" tanya Kenzi bergeming.

" Apa kakak nggak punya niatan buat nikah?" tanya Netta.

" Emang kenapa?" tanya Kenzi cuek.

" Kakak udah tua! Kasihan mama sama papa yang udah pengen nimang cucu!" kata Netta lagi.

" Mama sama papa ato elo?" kata Kenzi.

" Apa kakak nggak ada perasaan apapun pada Kak Vina?" tanya Netta lagi. Kenzi membuka matanya dan melihat adiknya sekilas.

" Apa hubungannya Vina sama pertanyaan lo?" tanya Kenzi terkejut dengan perkataan Netta.

" Karna Kak Vina itu pantes buat kakak!" jawab Netta serius.

" Dari sudut mana lo bilang dia pantas?" tanya Kenzi lagi.

" Mana aja!" jawab Netta cuek.

" Memang kenapa harus Vina?" tanya Kenzi.

" Gue sukaaa banget dan sayanggg banget sama Kak Vina! Gue pengen dia jadi kakak ipar gue!" bujuk Netta dengan memasang wajah melas.

" Huh! Ini pasti gara-gara lo abis pergi ke rumah Kak Kanya'kan?" kata Kenzi.

" Kenapa nggak lo aja yang buruan nikah?!" kata Kenzi sebel.

" Kakakkkk!" rengek Netta.

" Perasaan mana bisa dipaksakan, NeNottt!" kata Kenzi memanggil nama olok-olok Netta sambil menoel hidung adiknya.

" Tokennnnn!" balas Netta memanggil nama olokan Kenzi dengan perasaan sebel.

" Sakit idung gue!" kata Netta mengelus hidungnya.

" Hahahaha!" tawa Kenzi.

" Apa kakak suka sama Kak Vina?" tanya Netta penasaran.

" Entahlah!" jawab Kenzi.

" Kok, entah?" kata Netta.

" Kakak nggak tahu gimana perasaan kakak ke dia, Net! Karena selama ini kakak hanya berteman dengannya!" jawab Kenzi.

" Apa Kak Vina gak suka sama kakak?" tanya Netta.

" Entah! Ada beberapa kabar jika dia suka sama kakak!" jawab Kenzi.

" Nah, tu! Gue akan langsung nanya ke dia, ya, kak!" rayu Netta.

" Jangan! Apa'an, sih, lo?" cegah Kenzi. Kenzi kemudian keluar dari kolam renang dan duduk disebelah Netta.

" Kenapa?" tanya Netta heran.

" Gue nggak mau terjadi kesalah pahaman dan akhirnya menodai persahabatan gue sama dia!" tutur Kenzi.

" Tapi, Kak..."

" Lagian, dia udah punya pacar juga!" kata Kenzi.

" Apa? Serius?" tanya Netta terkejut, tubuhnya lemas dan hatinya menjadi kecewa.

" Iya! Bahkan dia sendiri yang bilang kalo mereka akan bertunangan bahkan akan langsung menikah!" kata Kenzi.

" Serius? Kapan?" tanya Netta sedih.

" Sepertinya bulan depan!" jawab Kenzi.

" Apa? Secepat itu?" tanya Netta lagi. Kenzi mengangkat kedua bahunya tanda tidak tahu.

" Kan kakak sahabatnya!" kata Netta.

" Ya mungkin karena gue cowok dan acaranya mendadak juga!" tutur Ken.

" Apa kakak sedih?" tanya Netta.

" Sedih lah! Karena kita pasti udah nggak bisa seperti dulu lagi! Kan dia udah punya suami, pasti nggak sebebas saat masih sendiri!" jawab Kenzi. Netta terdiam sejenak.

" Apa kakak mengenal kekasihnya?" tanya Netta penasaran seperti apa kekasih Vina. Apa dia lebih tampan dari kakaknya atau lebih baik dari kakaknya? Hingga lebih memilih pria itu?

" Belum, sih! Karena kekasihnya itu sangat sibuk! Dia baru balik dari LA katanya! Rencananya, sih, dia akan ngenalin ke kita sebelum tunangan!" jawab Kenzi sedikit sedih.

" Apa kakak bener pacaran sama Linda?" tanya Netta tiba-tiba. Kenzi menatap Netta kaget.

" Darimana lo tau?" tanya Kenzi.

" Linda bilang sendiri sama gue!" jawab Netta.

" Menurut lo dia gimana?" tanya Kenzi.

" Dia sahabat baik gue! Tapi dia bukan Kak Vina!" kata Netta.

" Lo nggak suka kalo gue sama dia?" tanya Kenzi.

" Kalo kakak cinta sama dia, gue akan selalu mendukung kakak!" jawab Netta.

" Tapi dia sahabat lo, lho! Biasanya seorang cewek akan suka jika kakaknya nikah sama sahabatnya" kata Kenzi.

" Itu cewek lain! Tapi gue lebih suka sama Kak Vina! Titik!" jawab Netta.

Di lain hari, terlihat Netta sedang duduk ditaman kampusnya mengerjakan tugas yang semalam belum kelar karena capek seharian main di rumah Kanya. Linda dan Sherly datang mendekati Netta.

" Net!" sapa Linda. Netta mengangkat kepalanya.

" Hai!" jawab Netta sambil melanjutkan kegiatannya.

" Ponsel lo ninggal lagi?" tanya Linda.

" Hehe...iya!" jawab Netta meringis. Netta sering tanpa sengaja meninggalkan ponselnya di kamarnya hingga kadang kena marah sama mamanya.

" Dasar pikun!" kata Sherly. Netta hanya meringis saja.

" Ngantin yuk!" ajak Linda.

" Traktir nih?" tanya Netta.

" Boleh!" jawab Linda.

" Tugas dah kelar?" tanya Sherly yang memperhatikan keadaan Netta.

" Dah!" jawab Netta. Kemudian mereka bertiga berjalan ke arah kantin yang tidak begitu jauh dari situ. Saat mereka asyik makan, datang seorang mahasiswa.

" Netta!" sapa laki2 itu dan langsung duduk dihadapan mereka.

" Axel! Lo nggak ada kelas?" tanya Netta sambil melihat ke arah jam yang melingkar manis di pergelangan tangannya.

" Dosennya gak dateng! Tapi ada tugas dari dia!" jawab Axel.

" Lo mau makan?" tanya Netta.

" Nggak! Gue udah kenyang!" jawab Axel.

" Rencana mau ke Bogor gimana?" tanya Netta.

" Udah fix semua! Tinggal nungu ijin dari kampus!" jawab Axel.

" Net! Kita cabut dulu! Mau ke perpus cari bahan buat tugas!" kata Linda.

" Ok! Entar gue jemput ya!" kata Netta.

" Ok! Yuk, Xel!" pamit Linda dan Sherly.

" Yooi!" jawab Axel santai.

" Kalian mau jalan?" tanya Axel.

" Iya! Kita mau nonton terus mau ke club!" jawab Netta santai, dia nggak pernah menyembunyikan kehidupan pribadinya pada siapapun.

" Apa gue boleh ikutan?" tanya Axel.

" Tentu saja! Free Place, man!" jawab Netta.

" Ok!" kata Axel sedikit kecewa, dia berpikir Netta akan merasa senang jika dia ikutan.

" Xel!" kata Netta.

" Ya?" jawab Axel.

" Apa lo kenal Arya?" tanya Netta.

" Arya?" tanya Axel mengingat-ingat.

" Iya! Anak bisnis! Sama juga kayak lo!" kata Netta.

" Ooo... Arya yang itu? Gak begitu kenal, sih, kenapa?" tanya Netta.

" Bisa nggak gue minta tolong?" tanya Netta.

" Apa?" tanya Axel curiga, perasaannya mengatakan ada sesuatu diantara mereka.

" Tolong bilang sama dia kalo gue pulang sama gank gue!" kata Netta.

" Cowok lo? Kenapa nggak lo telpon aja?" tanya Axel dengan perasaan cemburu.

" Bukan! Gue lagi lupa bawa ponsel, xixixi!" kata Netta meringis.

avataravatar
Next chapter