webnovel

CEMBURU

" Baik, Bos!" jawab Anton. Anton mengambil dokumen yang berada di kabinet yang terletak di pojok ruangan. Sementara menunggu Anton, Bella membuka ponselnya, banyak sekali missed call dan pesan dari Richard. Pria brengsek! Gue akan bikin hidup lo hancur! Lo belum tahu siapa gue! batin Bella membalas pesan Richard dengan mesra. Tiba-tiba nama Richard ada di layar ponsel Bella. Bella menghirup nafas panjang lalu menggeser ikon berwarna hijau dari ponselnya.

" Halo, baby!" sapa Richard.

" Halo, Rich!" balas Bella.

" Kamu darimana saja? Aku ke rumah kamu kata mereka kamu tidak pulang!" kata Richard dengan nada khawatir.

" Aku ada reuni dengan teman-teman SMAku, aku tidak sempat menelponmu karena lowbat dan aku keasyikan dengan mereka!" jawab Bella malas.

" Tapi mereka semua perempuan kan?" tanya Richard cemburu.

" Iya, Rich! Mereka perempuan!" jawab Bella merasa jijik dengan kecemburuan Richard.

" Aku harus pergi! Ada meeting 5 menit lagi!" kata Bella berbohong.

" Ok! Besok kita jadikan beli cincin, baby! Aku sudah tidak sabar untuk menikah denganmu!" kata Richard senang.

" Iya! Aku juga!" jawab Bella sinis.

" Kamu kenapa, sayang? Apa ada masalah?" tanya Richard yang mendengar nada bicara Bella yang tidak seperti biasanya.

" Tidak! Aku hanya lelah saja!" kata Bella malas.

" Kamu bilang kamu hanya berlibur saja! Kok jadinya sekarang kerja?" tanya Richard.

" Ini proyek besar, Rich! Sayang untuk ditolak!" jawab Bella.

" Ya sudah! Kamu jangan terlalu lelah! Aku mencintaimu!" kata Richard.

" Ok!" balas Bella lalu memutuskan panggilannya. Airmatanya perlahan menetes di kedua pipinya, hatinya masih terasa sakit jika mengingat adegan itu.

" Bos!?" panggil Anton. Bella segera pura-pura menguap lalu mengusap matanya.

" Kalo masih mengantuk, Bos bisa istirahat dulu!" kata Anton.

" Tidak! Aku akan membawa dokumen ini untuk makan siang bersama kakakku!" kata Bella.

" Baik, Bos! Apakah saya perlu ikut?" tanya Anton.

" Tidak perlu! Aku pergi dulu!" kata Bella lalu beranjak keluar ruangan Anton.

Bella telah memiliki janji makan siang dengan Malv untuk membicarakan tentang kerjasamanya bersama Evan. Bella masuk ke sebuah restoran mewah yang biasa dipakai keluarganya untuk makan malam bersama keluarga.

" Kak!" sapa Bella yang melihat Malv sedang serius dengan IPadnya.

" Bel!" balas Malv lalu mereka saling cium pipi.

" Sorry, gue ketiduran!" kata Bella.

" Lo ada masalah?" tanya Malv.

" Nggak! Gue cuma capek semalam abis hang out sama temen-temen SMA!" jawab Bella bohong.

" Kamu bisa cerita sama gue!" kata Malv.

" Bener, Kak! Gue baik-baik aja!" kata Bella.

" Ok! Mana dokumen lo sama Evan?" kata Malv.

" Ini!" kata Bella menyerahkan dokumen yang tadi diberikan Anton padanya. Malv membaca dokumen itu sementara Bella menikmati makanan yang telah di pesan kakaknya.

" Selamat Ulang Tahun, sayang!" ucap seorang pria yang kebetulan duduknya di belakang Bella.

" Terima kasih, sayang! I love you!" jawab seorang wanita.

" Me too!" balas si pria.

" Uhuk! Uhuk!" Bella menahan batuknya dengan tangan saat dia mendengar dan meyakinkan dirinya tentang suara pria dibelakangnya itu. Ruangan di resto itu memang tidak terbuka, tapi memiliki sekat berupa ornamen kayu yang dibuat seperti dinding dengan dihiasi tanaman menjalar. Jadi meski bersebelahan, mereka tidak akan bisa melihat secara jelas wajah orang disebelahnya.

" Hati-hati!" ucap Malv memberikan minum pada Bella. Bella hanya menganggukkan kepalanya. Malv kembali menatap dokumen Bella dan Bella memundurkan sedikit kursinya.

" Trima kasih kadonya, sayang! Aku sangat menyukainya!" kata si wanita.

" Tapi aku ingin minta sesuatu sama kamu!" kata si wanita lagi.

" Apa? Katakan saja! Aku akan berusaha memberikannya!" kata si pria.

" Aku ingin malam ini kita ke hotel dan menghabiskan malam berdua! Aku ingin kita bercinta sampai pagi, Van!" ucap si wanita manja.

" Apa harus di Hotel?" tanya si pria.

" Iya! Sudah saatnya kita memiliki anak!" kata si wanita.

" Baiklah! Aku akan mengabulkan permintaanmu!" kata si pria dengan nada pasrah.

" Trima kasih, sayang!" kata si wanita. Lalu terdengar suara kursi digeser dan beberapa saat kemudian terdengar desah nafas dan sesekali kecupan oleh telinga Bella. Tubuh Bella bergetar, dadanya terasa sakit saat mendengar bunyi sesapan dan decihan dari dua bibir yang beradu.

" Bagus!" kata Malv tiba-tiba dan melihat ke arah adiknya.

" Bel!" panggil Malv, tapi yang dipanggil masih diam sambil memejamkan kedua matanya.

" Arabella!" panggil Malv sedikit keras. Bella terkejut dan menatap kakaknya, dia juga bisa mendengar ciuman yang dilepas begitu saja dibelakangnya.

" Ya, Kak?" jawab Bella.

" Ini sudah bagus! Hanya perlu sedikit perubahan di beberapa point saja dan gue yakin lo tahu!" kata Malv memberikan penjelasan pada Bella.

" Aku akan ke toilet sebentar!" kata Bella. Malv menganggukkan kepalanya lalu Bella berdiri dan berjalan ke arah toilet.

" Kenapa berhenti, sayang?" tanya si wanita terkejut karena bibir mereka terlepas begitu saja.

" Kita lanjut nanti! Kita makan dulu!" jawab di pria gugup.

" Maaf! Kamu pasti sudah lapar!" kata si wanita.

" Iya!" jawab si pria.

" Aku ke toilet dulu!" kata si pria.

" Apakah dia mengeras?" tanya si wanita pada pria itu sambil tersenyum nakal. Si pria hanya tersenyum kecut lalu berjalan ke arah toilet.

Evan hanya berbohong dengan mengatakan ke toilet, karena dia tiba-tiba masuk ke dalam toilet wanita dan mengunci pintu itu setelah meletakkan tanda Do Not Disturb di gagang pintu luar. Saat Bella keluar dari dalam kamar kecil, dia sangat terkejut karena ada sebuah tangan yang melingkar di perutnya. Bella melihat ke arah kaca wastafel, jantungnya berdetak kencang saat melihat siapa yang memeluk pinggangnya.

" Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Bella. Evan memutar tubuh Bella lalu dengan cepat melumat bibir wanita itu. Sesaat Bella terbawa suasana karena dia sangat merindukan bibir itu, padahal baru semalam mereka bercumbu. Bella tersentak saat dia menyadari bahwa Evan saat ini sedang bersama istrinya.

" Ini toilet wanita!" kata Bella melepaskan paksa ciuman itu. Lalu dia mencuci tangannya di wastafel, menjauh dari Evan. Evan berdecih dan kecewa melihat sikap Bella.

" Apa kamu masih marah dengan kejadian semalam?" tanya Evan lembut.

" Itu istri lo?" tanya Bella balik.

" Istri?"

" Iya! Yang sama lo tadi!"

" Darimana lo..." tanya Evan pura-pura tidak tahu.

" Gue duduk di belakang lo!" jawab Bella.

" Iya!" jawab pria itu datar.

" Kalian akan ke Hotel?" tanya Bella langsung.

" Ya!" jawab Evan lagi.

" Aku nggak suka!" sahut Bella kesal.

" Tapi dia..."

" Kamu milikku, Do!" bisik Bella memeluk leher pria itu.

" Ra! Apa yang kita lakukan semalam adalah...salah! Kita bersahabat sejak kecil dan itu tidak akan pernah berubah! Gue sudah punya istri dan... gue minta maaf!" kata pria itu tegas.

Hati Bella terasa sakit seakan tertusuk sembilu mendengar kata demi kata yang Evan ucapkan. Bella menundukkan wajahnya lalu mengangkatnya dan menatap sayu ke arah Evan. Mata wanita yang telah berkaca-kaca itu menampakkan kesedihan dan kesakitan yang mendalam.

" Kamu benar! Saat hujan apapun bisa terjadi, bukan?" sindir Bella.

Next chapter