8 Pertemuan Kembali

Setelah Aqilla menengok ke arah suara, ternyata itu adalah Keisya, teman SMP Aqilla.

"Hei... Ternyata lu di kelas ini juga?" Tanya Aqilla dengan raut wajah yang sangat bahagia. Akhirnya di kelasnya dia kali ini mempunyai teman.

"Iya. Gua di kelas ini juga. Emang lu ga baca ada nama gua? Parah lu. Fokusnya ke nama Dika aja si, hahaha." Ledek Keisya.

'Tuh kan, belum apa-apa gua udah di ledekin aja sama teman gua sendiri." Sahut Aqilla di dalam hatinya.

"Hahaha apa dah lu, emang gua tadi tuh cuma fokus ke nama gua doang. Abisan rame banget tadi yang mau liat, kan gantian." Aqilla pun mencari-cari alasan.

"Yaudah yu duduk sama gua." Sahut Aqilla lagi.

"Yuk..." Jawab Keisya.

**********

Di kelas.

Semua siswa dan siswi dengan seragam barunya mereka sangat bersemangat untuk bersekolah. Aqilla dan Keisya yang mulai memasuki kelas pun langsung mencari-cari kursi yang kosong untuk di dudukinya.

Ketemu. Mereka berdua menemukan kursi di dempat uang cukup aman untuk mencotek. Yaitu berada di pojok sebelah kakan barisan ketiga. Sedangkan kursi guru berada di ujung sebelah kiri dari kelas.

"Akhirnya," ucap Keisya yang menghela nafasnya lega karena telah mendapatkan tempat duduk yang sesuai dengan keinginannya.

Siswa dan siswi yang lainnya pun duduk dengan tertib dan rapih sambil menunggu guru yang akan masuk ke dalam kelas mereka.

Berhubung sekarang adalah hari pertama sekolah. Jadi yang masuk ke kelas hanya wali kelas saja. Dan hanya di isi dengan perkenalan satu sama lain. Di tambah penyusunan struktur kelas. Mereka belum memulai untuk kegiatan belajar mengajar. Mungkin esok hari.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Apa kabar anak-anak?" Sapa waki kelas itu kepada seluruh muridnya.

"Alhamdulillah baik Bu..." Jawab siswa dan siswi dengan cara serentak.

"Perkenalkan. Nama Ibu adalah Ibu Fifi. Kalo sama Ibu santai aja. Asalkan setiap tugas kalian kerjakan dengan tepat waktu dan tidak bertingkah anaeh-aneh, Ibu akan baik kok, hehe." Setelah penjelasan yang singkat dan padat dari Bu Fifi, seluruh murid merasakan udara segar masuk ke dalam tenggorokan mereka. Mereka merasa lega karena memiliki wali kelas yang tampaknya bisa di ajak bicara jika terjadi sesuatu.

"Hari ini kita belum mulai melakukan kegiatan belajar mengajar ya, tapi Ibu mau berkenalan sama kalian. Ibu panggil sesuai dengan absen ya. Kemudian perkenalkan nama panjang kalian, nama panggilan dan asal sekolah." Wali kelas tersebut segera mengambil absen yang sudah dia bawa ketika memasuki kelas. Di mulai dari absen dengan huruf abjad A sampai Z saling berkenalan diri.

"Salam kenal untuk anak-anak Ibu. Sekarang gimana kalau kita membentuk struktur kelas? Siapa yang mau mencalonkan diri sebagai ketua dan wakil kelas? Kalau tidak ada, Ibu tunjuk saja bagaimana?"

"Tunjuk aja Bu. Kalau di suruh mengajukan diri pasti ga ada yang mau. Ibu pilih beberapa murid yang menurut Ibu layak menjadi ketua, wakil ketua kelas dan yang lainnya. Kemudian kami semua memvotingnya." Jelas Dika dengan saran yang sangat bagus. Kemudian saran tersebut di terima oleh Bu Fifi dan teman-teman yang lainnya.

Ibu Fifi memilih beberapa dari muridnya itu untuk menjabat sebagai struktur kelas. Salah satunya adalah Dika sendiri, Aqilla, dan murid lainnya yang menurut Ibu Fifi layak.

Setelah seluruh murid memvoting sesuai dengan pilihan mereka. Akhirnya struktur kelas pun sudah selesai. Terbentuk lah struktur kelas X-IPA.1 sebagai berikut :

Ketua kelas : Galih Mahardika

Wakil ketua kelas : Aqilla Myesha Safira

Sekretaris : Salsabilla

Bendahara : Keisya Kirana

Yap. Lagi-lagi Aqilla dan Dika di persatukan kembali. Memang pada saat pemilihan Aqilla dan Dika menjadi bahan bulan-bulanan teman-temannya yang lain. Bagaimana tidak, mereka berdua kan sudah sangat terkenal di lingkungan sekolahnya.

'Mampus gua. Gua ga mau, tapi gua juga ga bisa apa-apa.' Aqilla hanya bisa marah-marah sendiri di dalam hatinya.

"Baik. Sudah jelas ya untuk struktur kelasnya. Dika dan Aqilla siap ya untuk menjadi ketua dan wakil ketua kelas serta menjadi contoh yang baik untuk teman-temannya." Tanya waki kelas Aqilla. Yang hanya bisa di jawab "Siap Bu," oleh Dika dan Aqilla.

**********

Setelah wali kelas meninggalkan kelas, para siswa dan siswi pun saling berkenalan lebih dekat lagi antara satu dengan yang lainnya. Ada yang sok akrab. Ada yang minta nomor telponnya. Ada yang modus menanyakan rumahnya dimana. Kali saja bisa pulang bareng. Lumayan deh gebetan baru. Hehe

Walaupun wali kelas sudah keluar kelas dan sudah selesai memberikan pengumukan kepada mereka semua. Namun seluruh murid tetap tidak di perbolehkan untuk keluar dari kelasnya dan pulang ke rumah. Karena sebenarnya di kelas lain belum selesai untuk berkenalan dengan wali kelas mereka. Baru hanya kelas 10 IPA 1 saja yang telah selesai. Seluruh murid di perbolehkan untuk pulang pada pukul 12.00 siang nanti. Kini, waktu masih menunjukkan pukul 11 siang.

"Iya iya Bu, aku segera pulang," uAqilla lewat telepon dengan nada yang cukup panik.

"Lu kenapa?" Tanya Keisya.

"Gua harus pulang Key."

"Ya kenapa? Ada apa di rumah lu?"

"Pokoknya gua harus pulang."

Jawab Aqilla sambil mengambil tasnya dan segera meninggalkan kelas. Aqilla tahu jika kini belum waktunya untuk pulang. Namun dia harus pulang sekarang juga. Akhirnya Aqilla berjalan menuju ke ruang guru dan izin kepada guru yang sedang piket.

Setelah izin keada guru yang sedang piket tersebut. Aqilla pun segera pulang ke rumahnya. Tetapi sebanarnya Aqilla bingung harus pulang menggunakan apa. Karena pada saat ini belum ada yang namanya ojek online.

"Kamu sudah saya izinin. Terus kenapa belum pulang?"

"Saya lagi nungguin jemputan saya Bu."

"Sama saya saja boleh tidak Bu?" Tanya seseorang kepada guru piket tersebut.

"Ada urusan apa antara kamu dengan Aqilla."

"Kasian Bu. Sebentar lagi juga sudah waktunya pulang. Kalau misalnya masih ada jam di sekolah, saya janji saya akan kembali lagi ke sekolah ini Bu."

"Ga usah Dik. Gua nanti tunggu jemputan aja."

"Ya sudah. Dika, kamu antar Aqilla saja. Kasian dia sudah di tunggu oleh keluarganya di rumah."

"Baik. Terima kasih Bu. Qilla, gua ambil motor dulu ya sebentar di parkiran." Setelah itu Dila pun langsung pergi ke parkiran motor untuk mengambil motornya dan mengantarkan Aqilla ke rumah.

Tidak perlu menunggu lama, akhirnya Dika pun datang.

"Ayo," ucapnya yamg tidak di balas oleh Aqilla. Karena sebanarnya Aqilla tidak mau jika di antar oleh Dika. Namun mau bagaimana lagi. Keadaan sekaramg sangat mendesak. Aqilla harus menjauhkan egosi dan gengsinya.

Aqilla pun menaiki motor besar berwarna hitam milik Dika itu untuk pulang ke rumahnya.

-TBC-

avataravatar
Next chapter