12 Perkenalan

Aqilla hanya bisa terdiam dan tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti kemauan Rian. Karena jika Aqilla turun dari motor pun tidak bisa, kecepatan motor kak Rian sangat cepat.

Mau bagaimana lagi, kak Rian yang mengendarai motor tersebut, sedangkan Aqilla hanya menumpang di atas motor kak Rian. 100% kak Rian lah yang bisa menguasai motor itu akan pergi kemana dan berhenti dimana.

Dan akhirnya kak Rian pun memberhentikan motornya di pinggir jalan.

"Ini nih, makanan paling enak di muka bumi ini," ucap kak Rian. Ternyata kak Rian memberhentikan sepeda motornya tepat di depan warung pecal lele yang ada di pinggir jalan Ibu kota Jakarta.

"Eh lu suka ga makan pecel lele di pinggir jalan kaya gini?" Tanya kak Rian.

"Suka aja kok kak. Aku juga sering makan di pinggir jalan sama Ayah aku, Ibu aku. Pecel lelenya juga aku suka." Jelas Aqilla yang sedikit sedih karena teringat ketika dia sedang makan bersama Ibu dan Ayahnya.

"Yang benar? Jangan-jangan lu bilang gitu karena di depan gua aja ya?" Goda kak Rian.

"Ih kakak, apaan si. Yaudah kalo ga percaya mah." Jawab Aqilla yang sedikit memanyunkan bibirnya karena di godai oleh kak Rian.

"Ihh ngambekk. Yaudah sini mana buktinya."

"Bukti apa?"

"Coba hp lu sini."

"Buat apa?"

"Udah sini dulu, pinjem bentar."

Aqilla sebenarnya bingung apa yang akan kak Rian lakukan dengan handphonenya. Namun Aqilla pun mengeluarkan handphonenya dari dalam tas sekolahnya dan memberikannya kepada kak Rian.

"Buka passwordnya, mana gua tau password lu. Kalo gua udah jadi cowok lu baru gua tau." Lagi-lagi kak Rian pun menggoda Aqilla.

"Ih apasi kak." Kini terlihat pipi Aqilla yang sedikit memerah.

Kak Rian pun mulai menelusuri handphone Aqilla dengan jari jemarinya. Sampai akhirnya kak Rian menemukan sebuah kontak yang dia cari untuk di hubunginya.

"Hallo, assalamualaikum..."

"Eh nelpon siapa kak?" Tanya Aqilla, tetapi di abaikan begitu saja oleh kak Rian.

"Waalaikumsallam. Loh, ini siapa ya? Kok pake hp anak saya?" Tanya seseorang dari handphone Aqilla.

"Ini saya Rian tante. Temannya Aqilla. Saya izin ajak anak tente makan pecel lele di pinggir jalan sebentar ya Tan. Boleh ga? Nanti saya anterin pulang kok tante, saya janji."

"Ihh apasi kak Rian.." Aqilla mulai bete terhadap kelakuan kak Rian.

"Ohh temannya Aqilla. Iya boleh, tapi jangan malam-malam ya pulangnya. Besok kan kalian harus sekolah lagi." Jawab Ibu Aqilla dengan nada yang sangat lembut.

"Iya Tante, siap. Makasih tante. Assalamualaikum."

"Nih, handphonenya." Dan Rian pun mengembalikan handphone itu kepada pemiliknya.

"Apaansi kak," ucap Aqilla dengan sedikit kesal karena perbuatan kak Rian barusan.

"Yakan biar orang rumah tuh ga khawatir sama lu kalo lu pulangnya telat."

"Kan aku bisa izin sendiri."

"Biarin, biar orangtua lu kenal sama gua. Kali aja nanti di jadiin mantu, hahaha."

"Ih, apaan dah."

Aqilla tambah kesal dengan perlakuan kak Rian yang selalu menggodainya dan mengejek kepadanya. Karena kak Rian daritadi selalu menggoda Aqilla tidak ada habis-habisnya membuat Aqilla sekarang selalu menekuk wajahnya. Pasti nanti Ibu Aqilla akan menanyakan 1.001 pertanyaan kepada Aqilla tentang kak Rian.

"Yaudah yu makan." Ajak Rian. Namun Aqilla hanya diam saja. "Kok diam aja si? Masih bete? Hmm?"

"Kak Rian pikir aja sendiri."

"Yaudah iya deh gua minta maaf. Kan niat gua supaya lu ga sedih-sedih lagi. Supaya lu ga kaki-kaku banget lagi jalan sama gua, haha."

"Tuh kan masih aja ngeledekin aku."

"Iya iya maaf. Ayo ah udah, makan. Habis itu kita ke rumah sakit jengukin Ayah kamu."

"Iya."

Akhirnya mereka berdua pun makan bersama. Walaupun sederhana, hanya makan pecel lele di pinggir jalan dan di temani dengan suara-suara motor dan mobil yang berlalu lalang di pinggiran jalan Ibu Kota Jakarta, tetapi rasanya sangat bahagia. Karena suasana kali ini pun sangat berbeda. Bisa di temani oleh senior sekolah yang awal mula mengenalnya dari sebuah surat MOS yang terpaksa di buatnya. Tempat makan pecel lele itu pun seketika serasa hanya milik berdua. Eh, hehe.

Selama makan sore menjelang malam ini berlangsung, Aqilla dan kak Rian hanya terdiam seribu bahasa. Aqilla hanya akan berbicara ketika di tanya oleh kak Rian saja. Selebihnya dia tidak akan berani memulai pembicaraan dengan kak Rian. Makan malam mereka berdua pun selesai.

"Lu mau ke rumah sakit dulu apa langsung pulang? Takutnya lu kecapean gitu mau istirahat." Tanya kak Rian kepada Aqilla untuk memastikan.

"Ke rumah sakit aja kak, aku seharian ini belum jengukin Ayah."

"Yaudah yu, sekalian gua jengukin Ayah lu juga. Tapi gua ga enak nih ga bawa apa-apa."

"Yaelah santai aja kali kak. Udah di jengukin aja juga Ayah pasti udah senang. Kan kak Rian udah traktir anaknya tadi, hehe."

"Haha dasar anak kecil, bisa aja," ucap kak Rian sambil mengusap ujung kepala Aqilla dengan lembut.

"Ishhh, anak kecil. Udah gede tau."

"Iya deh anak kecil yang udah mulai gede, haha. Yaudah yu langsung berangkat aja. Nanti kemalaman."

"Iya, yu."

Akhirnya mereka pun kembali menaiki motor tetapi kali ini dengan tujuan yang jelas. Karena seharian ini Aqilla di bawa pergi oleh kak Rian tanpa Aqilla tahu mau di bawa kemana dirinya.

***********

Sesmpainya di rumah sakit.

"Mau masuk ke dalem dulu kak?" Tawar Aqilla.

"Hmm, mau si. Cuma gua ga enak. Asli dah."

"Ih santai aja si. Lebay banget deh kaya anak kecil, haha."

"Haha dasar kamu." Untuk pertama kalinya kak Rian berbicara dengan Aqilla menggunakan bahasa kamu. Biasanya selalu gua dan lu.

"Yaudah yu kak, masuk." Ajak Aqilla. Padahal di dalam hatinya sebenarnya Aqilla merasa takut. "Aduh gimana nih,selama ini gua kan ga pernah bawa-bawa cowok ke hadapan orangtua gua. Pasti banyak pertanyaan yang timbul dari mereka," ucap Aqilla di dalam hatinya.

Kak Rian berjalan tepat di samping kanan Aqilla. Menelusuri koridor rumah sakit untuk sampai di kamar rawat inap Ayah Aqilla Sesampainya di kamar Ayah Aqilla.

"Assalamualaikum Ayah, Ibu," ucap Aqilla.

"Waalaikumsallam. Eh Aqilla. Udah pulang nak? Bukannya tadi ada yang telepon Ibu kalo kamu lagi makan pecel lele ya?" Tanya Ibu Aqilla memastikan.

"Iya Bu, udah selesai kok mannya. Maaf ya telat pulangnya."

"Iya ga apa-apa nak. Ini Rian yang di telpon tadi kan?" Tanya Ibunya lagi.

"Iya tante, saya Rian...."

"Ohh kamu yang namanya Rian. Tampan sekali ya, hehe." Goda Ibu kepada kak Rian yang justru membuat Aqilla malu.

-TBC-

avataravatar
Next chapter