20 Penyelidikan

"Iya Qil. Jadi gini cerita. Lu tau sendiri kan kemarin waktu itu Rian marah banget sama gua gara-gara gua salah ngomong sama lu. Gua akuin gua emang salah. Gua minta maaf sama lu. Tapi sumpah, kerjadiannya tuh ga kaya gitu sebenarnya. Jadi gua kemarin waktu keluar dari rumah lu itu, gua sama Rian sempat adu mulut lagi. Tapi gua ga ngeladenin dia, gua langsung pergi bawa motor gua dengan kecepatan tinggi."

"Terua-terus?"

"Nah terus Rian itu langsung nyusulin gua juga. Dia lebih ngebut lagi bawa motornya daripada gua. Dia juga teriakin gua gitu. Dia masih marah banget kayanya sama gua. Terus di pertigaan dia ketabrak. Dan pas banget di situ ada gua. Gua justru yang bawa dia ke rumah sakit." Jelas Dika kepada Aqilla dengan sangat detail.

"Terus kenapa lu ga cerita ke gua?"

"Iya gua belum sempat cerita ke lu. Kan kemarin itu adalah hari ulang tahun lu. Hari yang spesial buat lu. Gua ga mau sampai ngacauin hari bahagia lu itu. Niatnya gua mau kabarin lu hari ini sambil jenguk Rian. Tapi ternyata justru gua yang di jadikan tersangka atas ketabrakan yang di alami Rian."

"Yaampun. Beneran cerita yang sebenarnya kaya gitu?"

"Iya Qil. Sumpah demi Tuhan. Gua ga mungkin setega itu buat nabrak Rian."

"Yaudah kalo gitu biar gua cari bukti kalo lu itu ga bersalah, tapi kalo ternyata lu emang bersalah dan udah bohongin gua. Gua ga akan mau kenal lu lagi selamanya."

"Iya Qil. Gua berani. Karena kenyataannya gua ga bersalah."

"Yaudah kalo gitu gua pergi dulu ya. Gua mau cari bukti dulu buat lu. Dan gua juga belum sempat jengukin Ayah gua di rumah sakit hari ini. Jadi kayanya gua bakal ke rumah sakit dulu."

"Iya Qil, makasih banyak ya. Maaf juga gua belum sempat jenguk Ayah lu."

"Iya ga apa-apa. Yaudah gua pergi dulu ya. Jaga diri di sini baik-baik. Bye." Aqilla pun pergi meninggalkan Dika yang sedang mendekam di dalam jeruji besi sel penjara yang sangat dingin.

"Lebih baik gua jengukin Ayah gua dulu deh," ucap Aqilla di dalam hati.

*****

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsallam. Kamu dari mana aja? Kamu udah makan nak?" Tanya Ibu Aqilla kepadanya.

"Oh iya belum. Ibu udah belum? Ayah uda? Biar aku beliin aja sekalian."

"Ibu sama Ayah mah udah makan tadi. Yaudah kamu pergi beli makan gih. Jangan sampai sakit."

"Iya Bu. Aku pergi dulu ya." Baru sampai di kamar ruang rawat sang Ayah, Aqilla langsung pergi lagi untuk membeli makan.

Aqilla membeli makan di kantin yang berada di rumah sakit, tetapi dia memilih untuk tidak makan di kantin tersebut, tetapi makanan tersebut di bungkus dan di bawa ke dalam rumah sakit untuk di makannya di ruang rawat sang Ayah.

"Ibu beneran udah makan? Ayah juga udah?"

"Iya udah nak. Kamu makan aja gih."

"Yaudah aku makan ya."

Sebenarnya pikiran Aqilla sekarang hanya ada tentang masalah Dika dan kak Rian.

"Kamu kenapa nak? Kok makannya kaya ada yang di pikirin gitu? Lagi ada masalah?"

"Oh iya, gua lupa kabarin Ibu Dika sama Keisya. Pasti mereka lagi khawatir banget sekarang," ucap Aqilla di dalam hati.

"Sebentar ya Bu, aku keluar dulu." Lagi-lagi Aqilla meninggalkan ruangan Ayahnya.

"Hallo. Kei. Lu masih di rumah Dika?"

"Iya nih masih. Lu dimana sekarang?"

"Sorry ya gua lupa kasih kabar ke lu. Gua sekarang lagi di rumah sakit Ayah gua. Gua seharian ini belum jengukin dia soalnya."

"Oh iya ga apa-apa Qil. Terus Dika gimana?"

"Dika di penjara sekarang."

"Hah? Serius lu?"

"Iya serius. Dika harus tunggu keputusannya nanti. Kalo dia terbukti bersalah, ya dia harus di penjara. Tapi gua udah tau kejadian yang sebenarnya gimana. Nanti kita ketemuan ya. Gua jelasin semuanya ke lu."

"Yaudah deh Qil. Ini Ayahnya Dika juga udah ada di rumah. Gua mau pulang dulu ya sebentar buat ganti baju sama izin ke orangtua gua dulu."

"Iya Kei. Nanti gua kabarin ya kita ketemuan dimana." Setelah memberi kabar, Aqilla kembali masuk ke kamar rawat Ayahnya.

Kemudian di dalam Aqilla menceritakan tentang masalah Dika dan kak Rian semuanya dengan detail kepada Ibu dan Ayahnya. Karena Aqilla juga butuh saran dari kedua orangtuanya tersebut untuk memecahkan masalah yang besar ini.

"Yaampun, jagi gitu ceritanya? Pantas kamu dari tadi kaya ada yang di pikirin gitu," ucap Ibu.

"Yasudah. Kalo kamu yakin jika Dika ga bersalah. Kamu harus membantunya. Jangan sampai membiarkan kesalahan. Kamu harus membantu yang benar."

"Iya Yah, ini aku sama Keisya juga mau bantuin Dika."

"Yaudah kamu berangkat sekarang aja. Tapi ingat ya, jangan terlalu larut malam pulang ke rumahnya. Jangan sampai kamu membantu orang tetapi kamu tidak menjaga diri kamu sendiri."

"Iya Yah, aku janji. Yaudah aku berangkat sekarang aja ya Yah. Supaya nanti ga kemalaman pulangnya."

"Iya nak."

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsallam."

Enaknya memiliki kekuarga yang sangat baik dan peduli dengan orang lain. Ternyata kebaikan Ayah dan Ibu Aqilla itu turun ke anaknya. Sekarang, saatnya Aqilla melakukan aksinya untuk membantu dan membela yang benar.

*****

"Hallo. Keisya lu dimana?"

"Iya nih bentar lagi gua sampai." Benar saja, tidak lama kemudian Keisya pun sampai di tempat yang telah di tentukan oleh Aqilla untuk bertemu.

"Qil. Jadi gimana ceritanya si Dika itu?"

"Iya, ajdi ceritanya–." Aqilla menceritakan semuanya kepada Keisya. Sama persis dengan cerita yang Dika sampaikan kepada Aqilla.

"Oh jadi gitu ceritanya?"

"Iya Kei."

"Iya sih. Gua juga ga percaya kalo pelakunya itu si Dika."

"Eh tapi keadaan Ibunya Dika sekarang gimana?"

"Tadi si pas gua mau pamit pulang, Ayahnya Dika bilang kalo dia mau jengukin Dika. Mungkin sekarang mereka lagi ada di kantor polisi."

"Oh gitu. Yaudah deh. Kita harus cari bukti Kei."

"Gimana caranya tapi Qil?"

"Kita harus pergi ke TKP nya."

"Lu tau dimana?"

"Tau kok. Gua udah di kasih tau sama Dika tadi." Aqilla dan Keisya pun pergi ke tempat kejadian pertama, dimana di sana adalah lokasi kejadian kak Rian mengalami kecelakaan.

Lokasinya tidak jauh dari rumah Aqilla. Sesuai dengan arahan dan yang di ceritakan oleh Dika tadi di penjara. Kak Rian ketabrakan di sebuah pertigaan jalan Intan.

"Gimana kita cari buktinya Qil? Di sini ga ada barang bukti apa-apa buat kita jadikan bukti ke polisi nanti." Namun pertanyaan Keisya tersbeut tidak di balas oleh Aqilla.

Aqilla terus mencari sesuatu yang bisa di jadikan bukti di tempat tersebut. Dia melihat ke segala arah dengan sangat teliti. Sampai pada akhirnya Aqilla menemukan sebuah cctv yang mengarah ke jalan tepat pada kejadian tabrakan motor kak Rian.

"Itu ada cctv Kei. Arahnya tepat banget ke sini. Mungkin di sana ada rekamannya."

"Oh iya benar. Yaudah kita ke sana yu buat minta rekamannya."

Aqilla dan Keisya menghampiri rumah tersebut. Rumah milik seseorang yang mereka tidak kenal tetapi mereka berdua memberanikan diri untuk datang dan meminta rekaman cctv tersbeut untuk di jadikan bukti nanti.

"Permisi... Pak... Bu... Permisi...." Sayangnya tidak ada jawaban dari pemilik rumah tersebut, tetapi tidak menjadikan Aqilla dan Keisya mundur. Mereka berdua terus mengetuk pintu rumah tersebut. Sampai akhirnya terdapat seseorang yang membukakan pintu untuknya.

"Iya. Ada apa ya?"

-TBC-

avataravatar
Next chapter