3 03. Kado dan Ungkapan Cinta

"Jadi?" Tanya Bay jengah. Menatap Ferra yang memegang dua sweater ditangannya. "Mau yang mana?"

Ferra diam sejenak. "Bagus yang mana?" Tanyanya sembari mengacungkan satu persatu sweaternya.

"Engh..." Bay diam. Duduk dikursi menatap kaca panjang disebelahnya bergantian dengan sweater. Tangannya menunjuk sweater berwarna abu putih yang ia lihat lumayan mahal.

"Tapi lo serius mau beli ini? Mahal njir" peringat Bay begitu Ferra menyetujui pilihannya dan hendak berjalan ke kasir.

Ferra terlihat bingung, "kenapa enggak? Gue sekalian mau bilang kalau suka sama Rey" katanya tenang. Acuh sekali.

"Lo yakin? Nggak bakal malu atau canggung nantinya? Kita temenan bakalan lama gue nggak mau ya canggung gara gara cinta" ketus Bay dengan mata tajam enggan dibantah. Tapi ini Ferra. Si keras kepala yang selalu menyesali perbuatannya.

**

"Mana dia?" Tanya Bay, duduk diatas motor menatap Ferra yang berdiri dipinggir jalan menanti Rey. Mereka sudah janjian. Ferra menenteng tas berisi sweater untuk kado.

Bay mendecih. Membuka hape dengan tangan bertumpu diatas spion yang diputar keatas. Dia jadi menerka nerka apa yang akan terjadi jika Rey tau bahwa Ferra menyukainya, padahal lelaki itu gamon.

Tak lama, sorot lampu putih menyilaukan mata mendekat diiringi suara knalpot brisik dan harum parfum khas lelaki. Senyumnya lebar menggemaskan dengan mata mengerjab lucu. Ah, lelaki ini apakah dia sadar jika memiliki aura yang mampu memikat siapapun dalam sekali senyum?

Gadis dengan jilbab pashmina hijau army itu tersenyum lebar. Matanya menyipit dibalik kaca mata minus miliknya. Mendekati Rey yang masih diatas motor dengan mesin menyala. Entah apa yang mereka bicarakan, dalam sekejap Bay sudah sendiri dipinggir jalan tertinggal bau parfum milik Rey dan kecemasan pada Ferra.

Untuk alasan yang tidak jelas, Bay yakin bahwa akan ada kecanggungan yang menyebalkan setelah ini.

avataravatar