8 Identity Clue

"Seperti yang ku katakan semalam, aku akan memberitahumu segalanya". Ujar Yovano pada pagi ini di meja makan saat sarapan bersama Saleta.

"Ya aku ingin mengetahui segalanya". Ujar Saleta.

Saleta mengerjakan beberapa pekerjaan rumah dan kuliahnya sebelum berangkat mengikuti Yovano.

***

Hari sudah mulai sore, matahari sebentar lagi tenggelam. Mereka bergegas bersiap-siap untuk segera keluar dari rumah. Saleta merasa sangat bersemangat, ia merasa bahwa kebingungannya akan mendapatkan jawaban yang jelas.

Saleta dan Yovano keluar dari rumah, menuju suatu tempat yang berada di gang sempit dan tempat terpencil tidak jauh dari Restoran tempat ia bekerja.

Mereka sampai di ujung gang itu. Saleta merasa bingung karena di matanya itu adalah gang buntu.

"Gang buntu?". Tanya Saleta.

"Bukalah pintu ini". Ujar Yovano.

"Kau bercanda? Dimana ada pintu? Kau mempermainkan ku!". Ujar Saleta.

Yovano menarik tangan kanan Saleta dan meletakan telapak tangan Saleta di tengah dinding gang di hadapannya.

Cahaya terpancar dari telapak tangan Saleta. Dinding itupun mengeluarkan cahaya berbentuk seperti akar pohon. Dinding yang di lihat oleh mata Saleta seketika berubah.

Saleta terkejut tanpa kata melihatnya.

Dinding yang di sentuh oleh tangannya berubah menjadi sebuah pintu besar dan perlahan pintu itu terbuka. Tempat hampa yang di mata Saleta sebelumnya adalah sebuah istana yang tidak bisa di lihat oleh mata biasa.

"Ayo kita masuk".

"Yovano, tempat apakah ini?". Tanya Saleta yang heran dan terkejut melihat kenyataannya.

"Kau belum melihatnya saat pertama berada di depan. Kekuatan mu telah lama di tutup. Inilah kenyataannya, ini tidak bisa di lihat oleh manusia biasa". Ujar Yovano yang perlahan masuk ke dalam tempat itu melalui pintu yang telah di buka oleh Saleta.

"Lalu bagaimana aku bisa membukanya?". Tanya Saleta perlahan mengikuti langkah Yovano.

"Masing-masing dari kita bisa membukanya. Namun, hanya kita. Yang memiliki segel di tangan. Jadi, orag-orang yang bukan dari sekutu kita tidak akan bisa membuka dan masuk ke dalam kastil ini. Ini tempat persembunyian kami di bumi". Ujar Yovano.

"K-kau?".

"Lihatlah, aku juga memiliki segel sepertimu di telapak tangan. Hanya saja ku sembunyikan gambar simbol segel itu dengan kekuatanku". Ujar Yovano menunjukan telapak tangan kanannya yang perlahan menimbulkan gambar simbol segel seperti yang terdapat pada telapak tangan kanan Saleta.

"Selamat datang di kastil kita yang mulia Putri Saleta". Terdengar suara sambutan dari depan.

"K-kalian?". Tanya Saleta bingung melihat beberapa orang yang ada di hadapannya.

Mereka itu adalah Dosen Jace, Pak Mizuki dan Lilia.

"Ya benar, ini kami semua". Ujar Pak Mizuki.

"Pak Mizuki, Dosen Jace, Lilia. Apa yang sebenarnya terjadi?". Tanya Saleta yang terkejut.

"Kau tak perlu memanggilku dengan sebutan Pak, itu sangat menggelikan. Panggil saja Mizuki. Kau adalah Tuan Putri kami". Ujar Pak Mizuki mendekat ke hadapan Saleta.

"Kau juga tak perlu memanggilku dengan sebutan Dosen, kita tidak sedang berada di kampus dan umurku tidak beda jauh dengan mu. Panggil saja Jace. Mizuki juga benar, kau adalah yang mulia Tuan Putri kami". Ujar Dosen Jace.

"Aku semakin tidak mengerti, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa kalian disini? Dan kalian sudah saling kenal?". Tanya Saleta.

"Inilah kenyataannya Tuan Putri Saleta, kami semua sama sepertimu, kami dari satu sekutu yang di tugaskan turun ke bumi". Ujar Yovano mendorong pelan bahu Saleta perlahan mengarahkan Saleta melangkah maju.

"Kau pasti merasa bingung, perlahan kau akan mengerti". Ujar Lilia menuntun tangan Saleta.

"Ikutlah denganku". Ucap Yovano menuntun Saleta.

Yovano menunjukan pada Saleta sebuah bingkai besar yang ada di dinding di hadapan mereka.

"Ayah, Ibu.. mengapa foto mereka ada di sini?". Tanya Saleta merasa heran.

"Sebenarnya Bumi bukanlah tempat asal kita". Ucap Lilia.

"Kita semua berasal dari kerajaan CRESCENTMOON. Ayah dan Ibumu adalah Raja dan Ratu. Saat kau masih berada dalam kandungan Ibumu, kerjaan menuai pro dan kontra. Kau adalah satu-satunya penerus kerajaan. Pada saat itu nyawa Ibumu dan nyawamu sangat terancam. Musuh dari kerajaan Crescentmoon yaitu BLACKMOON (sekelompok anggota yang sangat berambisi menguasai Crescentmoon) mengincar nyawa Ibumu agar kau tidak lahir dan kekuasaan kerajaan akan di ambil alih oleh mereka". Ujar Jace dari belakang Saleta saat Saleta sedang menatap foto orang tuanya.

"Kau adalah yang mulia Tuan Putri dari kerajaan Crescentmoon dan kami semua adalah panglima penjaga kerajaan Crescentmoon. Aku, Yovano, Mizuki, Jace dan Amrita". Ujar Lilia.

"Apa? Kalian kenal dengan Amrita?". Tanya Saleta terkejut dan menatap semua orang saat mendengar Lilia menyebut nama Amrita.

"Tentu kami kenal, Amrita Panglima pertama yang di utus oleh kerajaan untuk menjagamu, mengawasimu dan menjadi temanmu. Raja dan Ratu yang meminta hal itu". Ucap Mizuki.

"Namun Amrita telah di culik oleh anggota Blackmoon. Mereka menemukan Amrita saat Amrita akan kembali ke rumahnya". Ujar Jace meneruskan.

"Bagaimana itu bisa terjadi?". Tanya Saleta dengan sangat penasaran dan merasa sangat khawatir pada Amrita.

"Saat Amrita kembali ke kerajaan di bulan untuk sebuah tugas, anggota Blackmoon mengikuti Amrita hingga ke Bumi dan sampai ke Kota ini. Mereka mengetahui jika Amritalah yang mengetahui keberadaan Putri dari yang mulia Raja Morce Yubaina dan yang mulia Ratu Alice Yubaina". Ujar Yovano menjelaskan awal mula Amrita menghilang.

"Orang tua ku?". Tanya Saleta.

"Iya.. Kedua orang tuamu ini". Ucap Yovano.

"Tapi, mereka telah meninggal 3 Tahun lalu dalam kecelakaan pesawat. Tapi, sampai saat ini polisi tidak dapat menemukan jasad mereka". Ujar Saleta memberitahukan pada semuanya.

"Sebenarnya, yang mulia Raja dan Ratu tidak ada di dalam pesawat itu Putri Saleta, saat itu mereka kembali ke kerajaan karena ada hal yang sangat darurat di Bulan. Namun setelah itu mereka hilang entah kemana, seluruh pasukan kerajaan juga tidak bisa menemukan yang mulia Raja dan Ratu. Komunikasi pada mereka pun tidak dapat di lakukan". Ujar Jace memberitahu yang sebenarnya.

Saleta sangat terkejut dan tidak percaya dengan semua ini. Ternyata orang tuanya tidak meninggal, justru mereka menghilang.

"Selama ini seluruh pasukan kerajaan berusaha mencari yang mulia Raja dan Ratu, tapi tidak ada hasil. Kami semua tidak tau pasti keadaan orang tuamu". Ucap Mizuki.

Saleta memalingkan pandangannya kepada foto orang tuanya dan meneteskan air mata merasakan perasaan dan pikirannya sangat terguncang saat ini.

"Kami semua sedih kehilangan yang mulia Raja dan Ratu. Tanpa mereka kerajaan Crescentmoon kacau Tuan Putri Saleta. Hanya kaulah harapan kami satu-satunya". Ucap Lilia mendekati dan memeluk Saleta dari samping kiri.

"Beruntung Amrita memberitahuku lebih dulu kalau kau adalah Tuan Putri dari yang mulia Raja dan Ratu saat pertama kali bertemu denganmu di University. Jadi saat di Kampus aku bisa mengawasimu. Namun aku malah menjadi sibuk karena harus bolah-balik ke bulan". Ujar Jace.

"Kami menemukanmu saat kau datang ke Restoran sebelum Jace memberitahu kami. Awalnya kami ragu. Namun, saat insiden itu pecahan beling telah membuka segel pertamamu maka itu membuat kami yakin bahwa kau adalah Tuan Putri dari yang mulia Raja dan Ratu". Ujar Mizuki memegang bahu Lilia dan Lilia mengangguk memberitahu pada Saleta.

"Untuk lebih memastikannya lagi, kami langsung menghubungi Jace dan benar saja Putri dari Raja dan Ratu adalah dirimu". Ujar Lilia.

"Kalau aku, sebelumnya aku di tugaskan untuk tetap tinggal di kerajaan menjaga kerajaan bersama tetua penjaga kerajaan yang lainnya. Namun, Jace terlalu sibuk menjalankan tugas, Mizuki dan Lilia harus berhati-hati merahasiakan identitasmu. Maka akulah yang di tugaskan untuk selalu ada di sampingmu dan menjagamu". Ujar Yovano berpindah tempat dan berdiri di samping kanan Saleta.

"Sering kali kami hampir memanggilmu yang mulia Tuan Putri saat bertemu denganmu, untung saja kami semua sudah mengunci mulut kami untuk memanggilmu seperti itu dengan alat yang di buat oleh Jace ini. Sebenarnya kami merasa bersalah hanya memanggilmu dengan sebutan nama saja. Tapi tidak ada jalan lain untuk menutupinya sampai kami memiliki waktu yang tepat untuk memberitahu kenyataan takdirmu yang mulia Tuan Putri". Ujar Lilia menambahkan.

Saleta hanya terdiam dan masih meragukan semua ini.

"Aku masih belum bisa menerima kenyataan dan untuk mengerti sebenarnya. Lalu sekarang apa yang harus ku lakukan? Aku ingin menyelamatkan Amrita, dia adalah satu-satunya yang berada di sampingku sejak dulu. Aku tidak ingin kehilangan orang yang ku sayangi lagi". Ucap Saleta bersedih dan bertanya pada semuanya.

"Aku yakin perlahan kau akan mengerti dan menerima takdir yang sudah di tentukan untukmu". Ujar Yovano mengelus bahu Saleta. Saleta menatap wajah Yovano.

(Biiiip.. biiiip.. biiip.. ). Suara yang aneh berbunyi.

"Suara apa itu?". Ujar Saleta mendengar suara aneh itu.

"Alat komunikasi kerajaan". Ujar Yovano yang mengeluarkan benda kecil dari saku celananya.

Kemudian Yovano menekan tombol yang ada pada benda kecil itu.

Sebuah layar transparant terpampang di hadapan mereka. Saleta terkejut melihatnya, ada seorang laki-laki paruh baya (Penasihat Raja dan Ratu kerajaan bernama Marcus) pada layar itu yang terlihat seperti panggilan Video.

"Ada apa Penasihat Marcus?". Tanya Yovano kepada seseorang yang berada di dalam layar.

"Penasihat, ini adalah Saleta Tuan Putri dari yang mulia Raja dan Ratu. Ia telah bersama dengan kami". Ujar Lilia memperkenalkan Saleta kepada Penasihat.

(Apa benar itu kau? Syukurlah karena kau baik-baik saja dan sudah bersama panglima kerajaan). Ujar Penasihat dari dalam layar.

"Apa yang terjadi Penasihat?". Tanya Jace.

(Beruntunglah kalian sedang berkumpul di kastil bumi, kerajaan semakin memburuk. Akan terjadi peperangan besar beberapa hari lagi. Blackmoon akan menyerang Crescentmoon untuk kekuasaan. Crescentmoom sangat membutuhkan kalian dan kerajaan sangat membutuhkan mu untuk memimpin Kerajaan Crescentmoon Tuan Putri Saleta). Ucap Penasihat dengan wajah yang sangat khawatir.

"Kami akan datang". Ujar Saleta dengan sangat tegas.

Semua orang menatap Saleta.

Penasihat Marcus pun tersenyum dan merasa tenang saat Saleta mengucapkan itu.

"Jadi Kau telah menerima takdirmu?". Tanya Lilia.

"Aku akan berusaha menerimanya. Walaupun bagiku aku tetap manusia biasa dan bukan seorang putri kerajaan". Ujar Saleta.

(Mau tidak mau kau harus mau.. inilah takdirmu Putri Saleta). Ujar Penasihat.

"Tenanglah Penasihat. Putri Saleta telah memberitahu jika kami akan datang. Jaga dirimu dan jangan terlalu banyak berlari. Pinggangmu akan patah lagi nanti, aku tidak mau menggantikan Mizuki lagi yang di panggil ke bulan hanya untuk memijat pinggangmu yang berkulit keriput itu". Ujar Jace meledek Penasihat.

(Dasar anak nakal! Akan ku pukul kau dengan tongkat sihirku ini agar kau terkutuk saat kau kembali ke Crescentmoon). Ujar Penasihat dengan ekspresi penuh candaan.

Mereka semua tertawa karena lelucon itu..

(Dimana Amrita kesayanganku? Apa kalian sudah menemukannya?). Tanya Penasihat.

"Belum, kami benar-benar kehilangan jejaknya". Jawab Lilia dengan ekspresi yang putus asa.

"Adakah sebuah petunjuk agar kami bisa menemukan Amrita?". Tanya Saleta.

(Kemarin. Anggota penyelinap Crescentmoon mencoba menerobos masuk ke dalam markas Blackmoon secara diam-diam. Tapi, mereka tidak menemukan Amrita di sana. Kemungkinan besar Amrita masih di sekap di bumi oleh anggota Blackmoon). Ujar Penasihat.

"Kau benar. Kemarin aku dan Tuan Putri Saleta bertemu dengan salah satu anggota Blackmoon yang menyamar menjadi seorang bos preman dan ingin melukai Tuan Putri Saleta". Ujar Yovano mengingat kejadian kemarin.

"Saat itu juga ada nomer tidak di kenal mengirimku pesan ke ponsel bumi ku ini, memberitahu kalau identitas Tuan Putri Saleta telah di ketahui oleh Blackmoon. Maka dari itu aku menghubungimu kemarin". Ujar Mizuki kepada Yovano memberitahu yang terjadi sebelum ia menghubungi Yovano untuk mencari Saleta.

"Mungkinkah itu Amrita yang memberi kabar?". Tanya Lilia.

"Amrita tidak memberitahu keberadaanku pada mereka dan memberi kabar seperti itu pada Mizuki agar kalian segera melindungiku saat dia tidak bisa melindungiku karena dia ada di tahanan mereka? Apakah seperti itu?". Tanya Saleta yang semakin panik dan resah.

"Menurut pengetahuanku, pemikiranmu ada benarnya juga Tuan Putri. Maka dari itu sebelum Blackmoon menemukanmu, mereka menekan Amrita agar memberitahu keberadaanmu lebih dulu. Karena jika mereka membawa Amrita ke markas Blackmoon di bulan, Amrita akan memilih mati untuk menghilangkan jejak keberadaanmu". Ujar Jace memberitahu pemikirannya.

"Tidak! Aku harus menyelamatkan Amrita!". Teriak Saleta dan menangis mengkhawatirkan Amrita.

(Yovano, apa kau membunuh anggota Blackmoon bersama Saleta?). Tanya Penasihat.

"Ya, aku membunuhnya". Ujar Yovano.

(Ulurkan tanganmu Yovano). Ujar Penasihat.

Yovanopun mengulurkan tangannya dan membuka telapak tangannya mengarah keatas.

Tiba-tiba muncul cahaya dan sebuah benda kecil seperti kelereng di atas telapak tangannya Yovano, Penasihat mengirimkan benda itu ke atas telapak tangan Yovano seperti magic. Saleta pun terkejut melihatnya.

"Mengagumkan!". Ujar Saleta.

(Itu adalah sebuah alat untuk mengikuti jejak orang yang telah di musnahkan. Yovano, kembalilah ke tempat dimana kau membunuh anggota Blackmoon kemarin, letakan alat ini di atas abu mayat anggota itu. Maka alat ini akan mencari dimana kediaman anggota Blackmoon di bumi dan mungkin kalian akan mendapatkan petunjuk dimana keberadaan Amrita sekarang). Ujar Penasihat.

"Baiklah Aku mengerti". Ujar Yovano.

(Aku berharap Amrita bisa cepat kalian temukan). Ujar Penasihat dengan ekspresi penuh harap.

"Aku pasti akan menyelamatkannya!". Ujar Saleta dengan penuh semangat. Seakan tak peduli apapun resikonya.

"Baiklah Penasihat, kami akan segera bertindak. Akan ku kabari lagi nanti". Ujar Yovano.

(Cepat temukan Amrita dan kalian kembali ke Crescentmoon. Sampai jumpa). Ucap Penasihat. Lalu layar transparant yang terpampang itu dengan sekejap menghilang.

"Baiklah kita susun rencana sekarang". Ujar Yovano kepada semua.

"Aku akan memasukkan kamera di dalam benda ini agar kita bisa melihat dari kejauhan dimana anggota Blackmoon bersembunyi". Ujar Jace.

"Lilia, tolong atur monitornya". Ujar Yovano kepada Lilia.

"Serahkan padaku, aku akan segera mengaktivkan monitornya". Ujar Lilia.

Lilia pun meninggalkan mereka dan menaiki tangga untuk memasuki sebuah ruangan monitor kastil.

"Mizuki, temani aku pergi ke tempat itu. Kau yang mengendarai mobilnya ya". Ujar Yovano berbicara kepada Mizuki.

"Serahkan padaku, aku sangat suka berkendara". Ujar Mizuki dengan penuh semangat.

"Kameranya telah selesai ku pasang. Monitor juga telah aktiv". Ujar Jace memberikan benda pelacak itu.

"Ayo Mizuki". Yovano melangkah mengajak Mizuki untuk segera berangkat.

"Aku ikut dengan kalian". Ujar Saleta menahan langkah Yovano dan Mizuki.

"Baiklah". Ujar Yovano.

Mereka bertiga pun bergegas menuju garasi Kastil. Jace dan Lilia tetap menunggu di Kastil.

Mizuki menyalakan mesin mobilnya dan lansung melesat menuju gang tempat kejadian itu...

(To be Continue)

avataravatar
Next chapter