1 Prolog

Setiap orang pasti memiliki bayangan tersendiri tentang pernikahan mereka. Pernikahan 'impian' yang sangat ingin diwujudkan.

Ada yang mungkin berpikiran bahwa pernikahan bisa dilakukan dengan sederhana karena yang paling penting adalah ikrar janji suci sehidup semati. Asal dia hidup bersama dengan orang yang dicintainya, itu sudah cukup baginya.

Namun ada juga orang yang berpikir bahwa pernikahan harus dilakukan dengan mewah. Karena itu adalah hal yang akan dilakukan satu kali seumur hidup sehingga harus meninggalkan kesan dalam bagi Pengantinnya. Gedung mewah dengan dekorasi indah, gaun pengantin dengan banyak berlian menampilkan gemerlap sang Pengantin. Berbagai hidangan mahal yang disertai dengan minuman anggur merah. Pengiring musik pengantin dengan mengundang artis terkenal. Bak dinegeri dongeng, seperti puteri kerajaan.

Dan itulah yang memang diimpikan oleh seorang wanita muda nan cantik jelita. Seorang wanita muda yang masih naif menginginkan kehidupan pernikahan yang bahagia.

Umurnya baru menginjak 23 tahun. Tapi keinginannya untuk menikah sudah begitu kuat. Yang ada dalam pikirannya hanya kehidupan bahagia akan menantinya setelah pernikahan.

Terdengar naif dan arogan, bukan.

Baginya, menikah cukup hanya dengan cinta. Dengan cinta dia berpikir akan bisa melewati segala rintangan yang menghadang jalan rumah tangganya.

Benar-benar berpikir seperti anak-anak.

Tapi itu tidak juga salah. Dia tidak kekurangan satu hal pun. Segalanya ada dalam genggamannya. Harta, tahta, kecantikan, kepopuleran, pengakuan.

Semua itu dia miliki. Dia berpikir hidupnya benar-benar telah sempurna, dan akan lebih sempurna dengan pernikahan penuh 'cinta' yang ada dalam pikirannya.

Begitu egois memikirkan tentang kehidupannya.

Bagi orang lain, kehidupan bahagia setelah pernikahan itu tidak benar-benar ada. Justru kebalikannya, terlihat seperti neraka.

Jika bisa memutar kembali waktu, mereka akan memilih untuk tidak menikah.

Ada yang mengalami kekerasan rumah tangga, ada yang keberadaannya tidak diakui, ada yang hanya dijadikan alat oleh suaminya.

Tapi diatas semua itu, mereka yang menikah tetaplah menginginkan kebahagiaan dalam kehidupan pernikahannya.

Dan wanita itu, yang bernama Ilsa Foster atau akrab disapa Ilsa. Adalah wanita yang berpikir bahwa menikah cukup dengan cinta dan kehidupan pernikahannya akan selalu diliputi oleh kebahagiaan tiada tara.

Ilsa sama sekali tak peduli jika ada orang yang mencoba memberitahunya bahwa pernikahan tidak seindah yang dia bayangkan.

Ilsa hanyalah wanita muda berusia 23 tahun dengan segala pikiran naifnya.

Tapi tidak ada satupun yang bisa menghentikan keinginannya.

Ilsa begitu mendambakan hal itu, ditambah dengan kenyataan bahwa dia sudah menemukan orang yang dia yakini adalah 'belahan jiwanya'.

Hingga dia takut jika terlalu lama menunda pernikahan akan kehilangan pria tersebut.

Apakah Ilsa akan benar-benar mendapatkan apa yang dia inginkan? Karena rasanya mustahil hanya menginginkan pernikahan bahagia, sedangkan menikah tidak semudah itu.

Banyak hal yang akan terjadi dan semua hal selalu memberikan kejutan yang tak pernah terbayangkan.

Segala perasaan campur aduk jadi satu. Belum lagi kenyataan bahwa apa yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Ilsa Foster. Wanita yang sangat menginginkan kebahagiaan dalam pernikahannya.

Semoga dia benar-benar mendapatkan kebahagiaan yang diinginkannya.

avataravatar
Next chapter