Seluruh tubuh Quan Rui berhenti bergerak untuk sesaat. Ia melepaskan Bai Ran, kemudian menatap wajahnya yang kecil dan pucat.
Air mata yang terus mengalir di wajah Bai Ran itu seperti sebilah pisau tajam yang menembus jantung Quan Rui.
Apa yang baru saja Quan Rui lakukan...
Tangisan Bai Ran terasa begitu menyakitkan.
Hingga membuat Quan Rui tidak tahan.
Jari-jari ramping Quan Rui masih setia membelai pipi Bai Ran. Suaranya jelas terdengar bergetar.
"Jangan menangis..."
Bai Ran tidak menyangka kalau Quan Rui akan berhenti. Tanpa sadar, ia mengangkat pandangannya dan melihat kedua mata Quan Rui. Sepasang mata yang tadinya memerah karena amarah, kini telah berubah kembali menjadi hitam murni...
Quan Rui bahkan menyuruh Bai Ran untuk berhenti menangis.
Apakah Bai Ran menangis?
Bai Ran sendiri baru sadar bahwa dirinya sudah menangis.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com