webnovel

Jika Saya Menang, Saya Menginginkannya!

Editor: Wave Literature

Bai Ran merasakan sentuhan yang asing sehingga ia segera menarik kembali tangannya dengan ketakutan. Tanpa sadar, ia melihat ke tempat yang barusan ia sentuh dan wajahnya langsung memerah dalam sekejap. Ternyata, ia benar-benar nyaris lupa bahwa ia masih berada dalam pelukan pria yang menakutkan ini. Sangat menjengkelkan! pikir Bai Ran. Quan Rui memeluknya terlalu lama hingga membuatnya merasa sedikit terbiasa.

Sementara itu, Quan Rui sontak merasakan sebuah sensasi aneh saat ditekan oleh Bai Ran dan sensasi itu menyebar di bagian bawah perutnya dalam sekejap. Perasaannya itu tidak asing, ditambah lagi saat ia menundukkan kepalanya dan melihat tangan mungil Bai Ran yang putih dan lembut. Aroma tubuh Bai Ran segera tercium di hidungnya dan tak segera menghilang. Sialan! umpatnya dalam hati. Gerakan Bai Ran yang tanpa disengaja benar-benar membangkitkan suhu tubuh Qui Ran. Quan Rui tak lagi berusia terlalu muda dan ia sudah menghadapi banyak wanita. Namun, Bai Ran adalah wanita pertama yang bisa membuatnya begitu cepat emosional. Tampaknya ia menyadari bahwa benar-benar ada sesuatu yang berbeda di diri Bai Ran.

Saat Quan Rui sedang memikirkan bagaimana caranya melahap domba kecil di pelukannya, dealer sudah mulai mengetuk meja dan membagi kartu terakhirnya, yakni J Sekop. Kemudian, dealer berkata, "Silakan buka kartu kalian."

Lima kartu telah dibagikan dan sekarang adalah saatnya untuk membuka kartu para pemain dan membandingkan nilainya. Meng Fan merasa sangat girang bukan kepalang saat melihat kartu J Sekop itu. Di atas meja sudah ada tiga J dan di tangannya masih ada satu J. Jika ditambahkan, totalnya adalah empat J. Asalkan kartu Quan Rui bukan Straight Flush, Meng Fan pasti menang.

Dan Straight Flush-nya? Hehehe! Siapa yang bisa mendapatkannya semudah itu?! Peluangnya benar-benar sangat kecil dan hampir bisa dibilang tidak ada! Kalau begitu, aku pasti akan menang! pikir Meng Fan. Ia sangat yakin bahwa besok pagi semua media besar akan memberitakan bahwa ia memenangkan seratus juta dari Quan Rui. Mulai sekarang, menjadi terkenal bukan lagi mimpi bagi Meng Fan.

Sepertinya kepala Meng Fan mulai panas karena kemenangan yang tampak begitu mudah sehingga ia mulai memprovokasi Quan Rui dengan kata-kata yang tidak menyenangkan, "Tuan Quan, wanita cantik di pelukan Anda ini terlalu arogan! Sayang sekali, saya pasti menang di set perjudian ini!"

"Benarkah? Siapa yang bisa yakin dengan hal yang tidak pasti seperti perjudian ini?" Quan Rui malah tersenyum meremehkan. Ia terlihat sangat santai dan seakan tidak gugup sama sekali.

Sikap tenang Quan Rui membuat Meng Fan sedikit penasaran. Meskipun Quan Rui tidak peduli dengan uang itu, apakah ia juga tidak peduli dengan reputasinya? Baik, karena Quan Rui tidak peduli apapun, kalau begitu ia juga tidak peduli jika semakin dipermalukan? cibir Meng Fan salam hati. Ia tiba-tiba menoleh dan menunjuk Jiang Bangyuan. "Sebelum membuka kartu, mau bertaruh sesuatu lagi secara pribadi? Jika saya menang, saya menginginkannya!" ujarnya dengan lantang. Inilah yang sebenarnya diinginkan Meng Fan. Ia selalu mengagumi Jiang Bangyuan.

Sementara itu, Quan Rui hanya melihat tingkah Meng Fan sambil mengangkat alis. Ia terlihat seperti tertawa tapi tidak tertawa. Sekarang Quan Rui tahu mengapa Meng Fan bersikap sangat tidak menyenangkan padanya sejak ia masuk ke vila itu. Ternyata, Meng Fan sedikit tertarik pada Jiang Bangyuan.

Setelah Meng Fan berkata begitu, orang pertama yang tidak setuju adalah Jiang Hao. Ia juga terdiam membeku sebelum menyahut, "Meng Fan, apa yang kamu katakan? Kakak saya dan Tuan Quan telah memiliki janji pernikahan sebelum lahir! Tidak lama lagi mereka akan menikah!"

Jiang Bangyuan turut mengerutkan kening dan menggertakkan giginya keras-keras. Meskipun ia bisa mengamati seluruh situasi dengan tenang, ia tetap tidak terpikir bahwa Meng Fan akan tiba-tiba berkata seperti itu. Sementara itu, Meng Fan juga dibuat jengkel karena perkataan Jiang Hao. Lagi pula, Meng Fan yakin ia pasti akan menang sehingga ia tidak lagi takut dengan apapun dan ingin menarik sedikit keuntungan untuk dirinya sendiri selagi ada kesempatan.