1 Pertemuan Singkat

Senja telah tiba, pertanda malam akan segera tiba.

Desiran ombak seakan menghempas semua isap perih di dada.

Seketika, langitpun dipenuhi cahaya merah merona, menggoda setiap jiwa yang meliriknya.

Perlahan, matahari terbenam merebahkan diri dipelukan langit malam.

Menyisakan kehampaan.

Kebisingan suara kereta, mobil dan hiruk pikuk dunia di pusat kota Sigli menjadi pemandangan sendiri saat sore tiba. Tak terhitung jumlah kereta yang lalu lalang. Di sudut kota, tanpa sengaja sepasang mata seorang lelaki yang sedang menikmati senja terhenti pada satu titik. Matanya tertuju pada seorang gadis polos berpakaian serba hitam yang sedang menyeberang jalan. Dari kejauhan, gadis itu tampak kebingungan.

Ternyata, gadis itu benar-benar berhasil menarik perhatian lelaki itu. Lelaki itu bernama Zack Lee, seorang pemuda sederhana yang sedang jalan-jalan sore bersama teman akrabnya yang tak lain tak bukan adalah tetangganya sendiri. Namanya Ajir, dia seorang pria kelahiran 93 berbadan gendut seperti bongkeng di film Jaka Tingkir era 90-an. Kemana-mana mereka selalu berdua bahkan banyak orang mengira bahwa mereka kakak beradik. Ajir merupakan sahabat paling dekat yang pernah dimiliki Zack (begitulah sapaan akrab Zack Lee).

"Ingin aku membantunya menyeberang jalan". Ucap Zack dalam hati.

Gadis itu tampak semakin kebingungan. Dia sangat ingin membantunya. Dimatanya, gadis itu terlihat sederhana, senyumannya sangat mempesona, memikat hati para pujangga yang melintas. Tubuhnya yang mungil membuat dia sangat nyaman untuk dipeluk. Lesung pipi yang dimilikinya semakin menambah daya pikat.

Perlahan, Zack dan Ajir mendekatinya dengan sepeda motor milik Ajir. Maklum mereka sedang jalan-jalan. Saat jarak mereka semakin dekat dengan gadis itu, perlahan gadis itu melemparkan senyuman mautnya kepada mereka.

"Hadoooooohhhhh, ademnya..!! ". Ucap Ajir kepada Zack.

"Siapa dia, kok manis banget senyumnya?". Tanya Zack.

Ajir tersenyum, rupa-rupanya dia mengenal gadis polos itu. Zack keheranan dan timbul seribu tanda tanya dalam hati kenapa Ajir bisa mengenal gadis itu.

Tak lama kemudian Ajir menjelaskan bahwa dia adalah adek leting kita di MAN 1 Sigli. Sebuah sekolah dikawasan kota Sigli yang diminati banyak siswa. Beragam prestasi telah diraih oleh sekolah yang sedang naik daun itu. Puncaknya adalah ketika salah satu siswanya berhasil mendapat Juara 2 lomba Film dokumenter di tingkat Nasional. Siswa berprestasi itu bernama Kemul, dia adalah ketua OSIM dimasanya sendiri tahun 2015. Kemul dikenal sebagai orang yang egois karena selalu ingin menang sendiri dan tidak peduli dengan orang lain. Apa yang tidak sesuai dengan pemikirannya selalu di bantah. Meski itu kepala sekolah sekalipun, dia tidak peduli.

Walaupun begitu, Kemul adalah siswa yang penuh ambisi, Setia kawan dan bisa diandalkan. Dia tergabung dalam kelas 2 IPS¹ bersama teman-teman rusuhnya yang menjadi langganan dikenakan hukuman oleh kepala sekolah saat hari senin tiba. Tiap kali upacara bendera, mereka selalu saja datang terlambat ke lapangan upacara dan itu menjadikan mereka dihukum untuk memungut setiap sampah yang ada.

(Sedikit penjelasan, sekolah MAN 1 Sigli dibagi menjadi 2 titik lokasi berbeda dengan dua nama yaitu MAN Banda dan MAN Sabang. Keduanya dipisahkan oleh sekolah MTsN dengan jarak lebih kurang 200 meter. Tiap kali upacara bendera, siswa yang berada di MAN Sabang harus datang ke MAN Banda untuk mengikuti upacara bendera. Dan seorang Kemul bersama teman-temannya memanfaatkan hal itu untuk sarapan pagi di warung Kak Ros, sebuah warung langganan mereka di dekat sekolah).

"Dia adalah Neisa, siswa MAN leting 2016". Pungkas Ajir.

"Aku menyukai senyumannya". ungkap Zack dengan senyam senyum sendiri.

"Hahahahahaa..... (ajir menertawakannya). Kalau kau menaruh hati padanya, aku bisa membantumu menjadikan dia pacarmu". Sahut Ajir.

"Ah, tidak perlu". Sahut sinis Zack dengan sedikit perasaan ego yang menyelimutinya.

Pertemuan singkat itupun berlalu. Zack Lee kembali menoleh kebelakang melihat gadis itu. Dia benar-benar penasaran dengan gadis bertubuh pendek itu. Pikirannya bercampur aduk, entah apa yang terjadi, dia seakan ingin bertemu lagi dengannya. Untuk kedua kalinya, gadis itu berhasil membuatnya terpukau dalam waktu yang samaa.

Merekapun melanjutkan perjalanan pulang. Tak terasa azan magrib berkumandang pertanda masuknya waktu Shalat Magrib. Mereka melaksanakan shalat magrib di sebuah surau dipinggir jalan raya Banda Aceh - Medan. Mereka pulang ke rumah masing-masing setalah melakukan shalat magrib.

avataravatar
Next chapter