1 Janji

Pernah suatu ketika, petani dan ibu bumi berjanji untuk saling memberi nafas: Biji ditanam tumbuh, tubuh dikubur lebur. Anak-anak mengejar hujan yang disembunyikan musim, ibu-ibu menebar doa di sepanjang musim.

Namun hari ini, cerita tentang mereka adalah cerita:

Tentang lahan

sepetak terjual

kisah yang tamat.

Tentang pematang

tertimbun beton

terinjak kemegahan.

Tentang Toean dan Njonja vila

teh hijau dan meja-kursi antik di beranda

anak-menantu yang memain-mainkan kamera

"Wah! Indah sekali pemandangan di sini."

Lalu berpuluh-puluh kisah dituturkan dan berjilid-jilid buku diterbitkan:

Tentang tanaman

pestisida menggila

pupuk mencandu

harga yang tenggelam di bendungan air mata.

Tentang anak-anak muda

melempar cangkul dan tali bambu

melayani pembeli di kios-kios pulsa.

Tentang orang-orang tua

mencintai tanah hingga sumsum dan darah

menyaksikan satu persatu kerabat pindah.

Tentang cerita lama mereka yang di sana

Batavia, Puncak Bogor, Tumasek

menyingkir ke pinggir-pinggir.

Sementara kau dan aku makin dungu

membisu diam membatu.

##

"Kalau ke kota esok pagi, sampaikan salam rinduku

katakan padanya, padi-padi telah kembang

...

tapi bukan milik kita."

(Leo Kristi)

avataravatar
Next chapter