47 Bab 46 - Gu Yan

Di dalam sebuah ruangan, terdapat seorang pria tua yang terlihat sedang duduk bersila, kedua tangannya tertahan di atas kepalanya, matanya menatap tajam ke arah tungku besar yang berjarak satu kaki dari posisi dia duduk.

Wajahnya terlihat sangat kaku, seakan-akan dia sedang memusatkan seluruh konsentrasinya pada hal yang sedang ia lakukan saat ini.

Butiran keringat terus mengalir dari dahinya, wajahnya yang tua dan keriput mulai mengerut, saat ini pria tua itu sedang berusaha keras untuk menyempurnakan sebuah pil yang sedang ia buat.

'Sedikit lagi...'

Tangannya mulai bergetar, punggung pria tua yang sebelumnya tegap sekarang telah tertekuk layaknya sedang menopang benda yang sangat berat.

*Boom!*

Suara ledakan yang terdeman terdengar dari dalam tungku alkimia milik pria tua tersebut.

"Sudah berapa kali aku melakukan hal ini?"

Pria tua itu mendesah lelah sambil mengusap keringat yang ada di dahinya.

Ledakan tadi adalah tanda bahwa dirinya telah gagal setelah sekian kalinya. Dia tidak tahu sudah berapa kali dia mencoba melakukan hal ini, percobaan yang dia lakukan selalu saja gagal tanpa membuahkan hasil yang memuaskan dirinya.

"Aku akan mencobanya lagi besok." Gumam pria tua itu sambil menggelengkan kepalanya.

Setelah itu dia meraih sebuah gelas berisikan air putih untuk meredakan rasa lelah serta dahaga yang ia rasakan saat ini.

---

*Tok!*

*Tok!*

*Tok!*

"Permisi, Presiden Gu Yan, apakah anda berada di dalam?"

Ketukan pintu terdengar diikuti dengan suara seorang pria.

Gu Yan, atau pria tua yang sebelumnya gagal dalam percobaan membuat pil segera menjawab; "Aku ada di dalam, masuklah." Katanya, gelas yang dia pegang segera ia kosongi dan ia sisihkan. Setelah itu dia berdiri dan berjalan menuju kursi empuk yang berada di pojok ruangan.

Setelah duduk serta merilekskan punggungnya di kursi empuk tersebut, Gu Yan mengelus janggut panjang berwarna putih miliknya sambil menunggu pria yang mengetuk pintunya masuk.

"Permisi."

Seorang pria kurus berjubah alkimia masuk.

Gu Yan melihat pria itu menatapnya sambil meminta sebuah persetujuan, Gu Yan langsung menjawabnya dengan anggukkan kepala. Segera pria itu mendekat dan menyerahkan sebuah lembaran kertas yang telah terisi penuh dengan tulisan kepadanya.

Gu Yan mulai membaca lembaran itu. Dan setengah jam pun berlalu dengan cepat.

"Bagus."

Senyum senang segera menghiasi wajah tua pria itu. Tapi hal itu tidak berlangsung lama karena pria yang menemuinya segera membisikkan suatu hal yang penting di telinganya.

"Dimana dia sekarang?!"

"Segera antarkan aku padanya!"

Lembar kertas yang Gu Yan pegang langsung lungset karena dia mencengkramnya dengan erat secara tiba-tiba.

Gu Yan yang biasanya terlihat santai dan tenang sekarang telah berubah menjadi pria tua yang terburu-buru.

Dia berdiri dari kursi empuk yang ia duduki. Tanpa banyak basa-basi dia segera memerintahkan pria kurus itu untuk mengantarkannya ke orang yang telah menulis di atas lembaran yang saat ini ia pegang.

avataravatar
Next chapter