webnovel

Ngambek...

Pagi itu Arkan tersenyum melihat Aisyah yang sedang sibuk di dapur. Cowok itu langsung memeluknya dari belakang dan mendaratkan sebuah ciuman di pipinya.

Aisyah kaget dan segera menoleh ke belakang. Arkan tersenyum manis. Aisyah menjadi jengkel dan segera menginjak kaki cowok itu sekuat tenaga.

"Beb..., kasar banget! Ntar aku kabur lho! " ancam Arkan dengan wajah kesal. Aisyah hanya menatapnya kesal, lalu melanjutkan pekerjaannya.

Arkan kembali memberikan ciuman di bahu kekasihnya itu sehingga membuat Aisyah segera berbalik dan mengejar pria itu dengan spatulanya.

Arkan kabur karena takut spatula itu akan mendarat di tubuhnya. Karena tak fokus melihat ke depan, hampir saja cowok itu menabrak Ibunya yang akan memasuki dapur itu.

"Ibu, tolong aku! " Kata Arkan sambil bersembunyi di belakang sang Ibu memohon perlindungan karena Aisyah masih mengejarnya.

"Kamu kenapa? " Tanya Ibunya yang heran melihat kelakuan anak itu.

"Nenek sihir ngamuk! " Jawab Arkan singkat. Mendengar itu Aisyah semakin kesal. Jika saja Ibu Maya tak ada di sana, cowok itu sudah habis dihajarnya.

"Aisyah, kamu kenapa? " Tanya Ibu Maya lembut.

"Dia mengganggu ku Ibu. " Kata Aisyah cemberut.

Ibu Maya langsung menjewer kuping Arkan dan memarahinya.

"Kamu kenapa selalu mengganggunya? Dari dulu sampai sekarang, kalian tak pernah akur. Kamu Arkan. Kamu itu laki-laki, jangan suka gangguin wanita. Aisyah itu sekarang udah jadi adek kamu . Kamu harus bisa baikin dia bahagia , bukan bikin dia kesal. Udah, sana keluar! jangan main di dapur! " Arkan malah kena omel.

'Nasib... , nasib, pengen peluk cium aja susah. Aku ini pacar dia bukan sih? ' Gerutu Arkan di dalam hati.

Arkan mengambil kunci motornya dan segera keluar rumah.

"Bu, Arkan marah. " Kata Aisyah khawatir.

"Udah, biarin aja. Ntar kalau lapar juga pulang!" Jawab Ibunya santai.

Arkan melajukan motornya ke rumah sahabatnya Julian. Cowok blesteran Inggris ini punya nasib yang jauh berbeda dengan dirinya. Semua cewek yang menjadi cewek nya nempel kayak perangko. Tidak seperti dirinya. Pacaran dengan Aisyah layaknya maghnet yang sekutub, susah buat nempel. Jika Arkan mendekat malah akan terpental jauh.

"OH, SIAL! " Arkan berteriak frustasi sambil berbalik dan menutup mata saat memasuki kamar Julian.

Dua orang berbeda jenis kelamin tengah bergulat panas di atas ranjang itu dengan tubuh setengah telanjang. Untung saja sang cewek masih memakai pakaian dalamnya meskipun branya hampir copot.

"Ngapain ke mari? " Tanya Julian kesal sambil menutup tubuh kekasihnya dengan selimut.

"Lo kalau mau gituan kunci pintu napa? Kalau adek sama orang tua lo masuk gimana?" Tanya Arkan kesal.

"Mereka ke tempat nenekku, baru pulang tiga hari lagi. Lagian, lo masuk gak ketuk pintu! " Jawab Julian kesal.

"Sejak kapan gua masuk kamar lo ketuk pintu? " Jawab Arkan sewot.

"Ya udah, keluar dulu.! Lagi nanggung nih! atau..., lo mau liat secara live? " Tanya Julian usil karena tau sobatnya ini masih suci.

"Sialan lo! " Arkan segera keluar. Bisa gila dia jika melihat Aksi sahabatnya ini. Bisa jadi dia malah nanti memaksa kekasihnya itu yang tak mau di sentuh. Jangan sampai dia mengikat gadisnya di ranjang dan memperkosanya. Bisa-bisa di depak dari keluarga.

Arkan duduk di ruang tamu. Dia sengaja menyetel volume TV sekeras mungkin karena tak ingin mendengar desahan dan racauan ke dua makhluk tak bermoral itu di dalam sana.

Satu jam, dua jam, tiga jam. Akhirnya mereka keluar. Benar-benar sahabat yang baik. Julian tega menelantarkannya ber jam-jam demi seorang wanita.

Mereka duduk di samping Arkan yang cemberut. Seperti tak puas dengan kegiatan di dalam, mereka masih saja peluk-pelukan du samping Arkan .

"Sayang, kamu nginap di sini ya! " Ucap Julian lembut sambil mencium bibir kekasihnya itu. Arkan mengernyit kesal melihat aksi sahabat nya ini. Benar-benar tak setia kawan.

"Udah, gue mau pulang! " Kata Arkan berdiri.

"Lha? kesini mo ngapain? " Tanya Julian heran.

"Mau curhat. Berhubung lo lagi sama bebeb lo. ga jadi! " Jawab Arkan segera berdiri.

"Kamu mau aku kenalin sama temanku? " Suara seksi gadis itu menghentikan langkahnya. Ingin rasanya mencari pengalaman itu. Tapi dia tak ingin melakukannya hanya karena penasaran. Dia ingin kekasihnya, bukan wanita lain. Sama seperti halnya Julian, meski cowok itu sering melakukan hubungan itu, dia tak mau dengan sembarangan wanita. Hanya kekasihnya saja. Dan Julian, tak pernah main-main dengan suatu hubungan. Meski menjadi idola, cowok satu ini tak pernah selingkuh. Dia akan tulus mencintai gadis yang menjadi kekasihnya.

"Tidak usah, terima kasih. Aku sudah punya kekasih! " Jawab Arkan. Julian tersedak, sejak kapan sahabatnya ini punya pacar? trus siapa yang telah berhasil menaklukan hatinya itu? dan siapa juga yang sanggup dengan sifat kekanak-kanakannya?

Julian tau sifat Arkan yang kekanak-kanakan dan sering ngambek, apa mungkin ada gadis yang tahan?

"Serius? " Tanya Julian tak yakin.

"Lo pikir gue ga laku apa? " Kata Arkan sewot. Julian hanya terkekeh geli memikirkan Arkan akan lebih sering ngambek dari pada kekasihnya itu. Dan Julian tak tau, kalau saat ini sahabatnya ini sedang ngambek.

"Gue mau pulang! " Kata cowok itu dan langsung meninggalkan rumah Julian.

Sesampai di rumah, Arkan melihat Aisyah yang berdiri gelisah di teras rumahnya.

"Arkan..., kamu kemana aja? udah sarapan? " Kekhawatiran Aisyah melembutkan hati Arkan.

"Belum! " Jawabnya singkat sambil menatap Aisyah sedikit kesal.

"Sarapan bareng yuk! Aku juga belum. Aku dari tadi nungguin kamu! " cicit Aisyah.

Arkan ingin segera memeluk gadisnya itu karena begitu perhatian padanya, tapi dia takut kena hajar lagi.

"Ayok lah! " Jawab Arkan tersenyum lembut. Aisyah menatap tak percaya, Arkan tersenyum. Berarti kekasihnya ini tak marah lagi.

"Yuk! "Aisyah segera berjalan ke dalam. Arkan bernafas lelah, dia pikir gadisnya itu akan menggandeng tangannya, ternyata..... Hufff.

jika ada Typo... maklumin aja ya.. ^.^

dian18051984creators' thoughts
Next chapter