1 #01 I'm The Villain

 -------

Matahari mulai beranjak naik dari peraduannya. Burung - burung pun berkicauan seakan tidak mau kalah dengan aktivitas yang sedang berlangsung di asrama itu. Ya, ini adalah asrama bagi para bangsawan, tepatnya bagi para omega bangsawan.

Walaupun mereka hanyalah seorang omega yang tidak memiliki peran penting dalam tatanan hidup masyarakat, tetapi dikarenakan mereka terlahir dari keluarga yang terpandang yaitu masih kerabat keluarga kerajaan ataupun orang tua mereka memiliki bisnis yang sukses maka mereka dapat masuk ke dalam lingkungan sekolah ini.

St. Alexander merupakan sekolah yang dibangun oleh keluarga kerajaan di semenanjung Korea Selatan. Nama St. Alexander sendiri diberikan untuk menghargai arsitek yang membangun sekolah ini, sebagai bentuk kerja sama antara Negeri Gingseng tersebut dengan Negeri Paman Sam.

Pada masa ini, manusia dikelompokkan menjadi 3 kelompok, alpha, beta, dan omega. Alpha sendiri adalah sosok yang terlahir sebagai pemimpin, baik itu dari penampilan fisiknya, maupun kecerdasan berpikirnya. Sedangkan untuk beta sendiri adalah orang awam. Walaupun masih setingkat dibawah alpha dalam segala hal namun jumlah mereka yang lebih besar cukup membuat mereka tidak dipandang sebelah mata. Sayangnya, bagi kelompok omega hal ini berbanding terbalik dengan kedua kelompok lainnya.

Omega sendiri, meskipun sudah sejak beberapa tahun terakhir tidak lagi tertindas oleh kelompok alpha maupun beta namun tetap berada pada kelompok bawah. Omega mulai dipandang sejak salah satu omega dari keturunan kerajaan berhasil menjadi pemimpin kerajaan. Pada masa itu peran omega sempat diperhitungkan walaupun untuk rentang waktu yang tidak terlalu lama. Namun undang - undang untuk pemeliharaan dan kesejahteraan kehidupan omega sudah dibuat dan diterapkan sejak jumlah omega yang kian menurun dari tahun ke tahun hingga saat ini.

Sebenarnya tidak ada salahnya menjadi bagian dari kelompok omega. Pekerjaan mereka sangat ringan karna alpha dan beta yang akan mengambil tugas penting dalam segala bidang, sedangkan para omega hanya akan bertugas untuk melengkapi dan memberikan support serta kenyamanan bagi mereka.

Tentu saja bagi Daehwi hal ini bukanlah sesuatu hal yang perlu ia tangisi. Namun, ketika ia pada saat yang tidak terduga harus bangun disebuah kamar yang bukanlah miliknya dan harus menjadi salah satu tokoh dengan nama yang sama dalam sebuah novel remaja yang sempat dibaca olehnya, menyebabkan ia harus berpikir keras dalam menjalani hidupnya kini.

Dia yang hanyalah manusia biasa, harus masuk kedalam novel remaja bergenre fantasi yang bertemakan abo (alpha, beta, omega). Sudah terhitung hampir 3 bulan dia berada di dunia ini dan menjalani hari - harinya kini sebagai seorang omega.

Tokoh Daehwi sendiri yang berada di dalam novel tersebut sangatlah berbeda dengan dirinya. Tokoh Daehwi yang merupakan seorang anak yatim yang ditinggal meninggal oleh ayahnya mengharuskan ia secara tidak langsung menjadi tulang punggung keluarganya. Namun dikarenakan sifatnya yang masih kekanakan dan manja, perusahaan ayahnya sampai sekarang masih dipegang oleh ibunya yang merupakan perempuan beta.

Sebenarnya sifat Daehwi tersebut bukanlah 100% kesalahannya. Genre nya sebagai seorang omega dan lingkungan pergaulan yang dijalaninya menyebabkan dia menjadi seperti itu. Jadi Daehwi tidak menyalahkan tokoh Daehwi, apalagi sejak ia mendapatkan semua kenangan serta perasaan Daehwi .

"Daehwi, apa yang sedang kamu lakukan? Cepatlah upacara pembukaan akan segera dimulai"

"Ya, Jisung hyung, aku sedang mencari name tag ku. Seingatku tadi malam aku menyimpan nya di laci meja ini" Daehwi masih terus mengeluarkan segala benda yang ia miliki di dalam laci meja samping tempat tidurnya.

"Yaampun, mengapa hal sepenting itu bisa kamu lupakan. Cepatlah mencari, sebagai ketua asrama omega pria aku diwajibkan untuk mengecek kalian agar tidak ada yang membolos saat upacara pembukaan ini"

"Iyaa, hyung tenang saja. Setelah aku mendapatkan nya aku akan langsung menyusul mu ke aula"

"Bagus, kalau begitu aku akan berkeliling dahulu. Jangan lupakan tempat duduk nya oke, sebelah barat dekat ruang kesehatan"

"Ne hyung, gwenchana aku sudah mengingat nya kok"

"Baiklah, cepat temukan name tag terkutuk itu atau nanti kamu yang akan aku kutuk Daehwi" ancam Jisung sebelum menutup pintu kamar Daehwi dan mulai memeriksa kamar berikutnya.

"Omo, dimana aku taruh name tag itu ya? Entah di dunia manusia ataupun di dunia novel sikap ceroboh ku tetap saja tidak bisa dihilangkan." Daehwi menggerutu sambil mengerucutkan bibirnya. Ia kemudian menyalakan senter dari HP nya dan mulai merangkak memasuki kolong tempat tidurnya berharap name tag tersebut berada disana.

Ketika sudah lelah mencari disegala penjuru kamarnya, akhirnya Daehwi menemukan name tag nya itu di belakang sela meja belajarnya. Ia berhasil menemukan nya setelah berhenti dan berpikir dengan keras diatas ranjangnya. Tentu saja dengan penuh perkiraan Daehwi kini berusaha berlari dengan sekuat tenaga yang masih dimilikinya untuk mencapai aula tempat upacara pembukaan tengah berlangsung.

Sebenarnya ia ingin menyerah saja dan tinggal dikamarnya, setelah putus asa akan name tag nya itu. Namun entah sial atau tidak name tag itu ketemu dan perkataan terakhir Jisung sebelum pergi dari kamarnya membuat Daehwi mengurungkan niatnya membolos.

Berbekal ingatan yang dimiliki tokoh Daehwi, ia kini melewati lorong - lorong kecil di bagian asrama beta agar ia bisa langsung keluar di pintu belakang gedung kesenian tempat diadakannya upacara pembukaan tersebut.

Ketika sudah keluar dari asrama beta dan hendak masuk ke gedung kesenian. Daehwi memicingkan matanya. Daehwi melihat seseorang berdiri, menjaga pintu di bagian belakang gedung tersebut.

'Sial, apa acaranya sudah dimulai?' pikir Daehwi sambil berlari menjauhi pintu belakang gedung tersebut dan memasuki gedung olahraga yang ada disamping gedung kesenian. 'Jika aku masuk melalui pintu samping sepertinya tidak akan ada guru yang menjaganya.'

Karna gedung kesenian dan gedung olahraga berdampingan, Daehwi memasuki gedung tersebut agar ia bisa langsung masuk ke bagian samping gedung kesenian. Ketika tinggal selangkah lagi untuk mencapai lorong yang menghubungkan gedung kesenian dan gedung olahraga Daehwi mendengar suara pukulan yang sangat keras.

Gedung olahraga yang terdiri dari 3 lantai tersebut seharusnya tidak memperdengarkan bunyi gema dari pukulan benda dan suara kesakitan yang dirasakan seseorang. Tentu saja seharusnya Daehwi langsung pergi dari gedung itu dan tidak perlu ikut campur dengan apa pun kejadian yang sedang terjadi saat itu. Namun perasaan penasaran dan kekhawatiran mengalahkan pemikiran itu.

Daehwi berjalan perlahan disepanjang lorong yang menuju gudang penyimpanan di gedung olahraga tersebut. Suara pekik kesakitan yang terdengar nyaring ditelinga nya menjadi suara penutup sebelum kesunyian panjang mencekam suasana di tempat itu.

Pintu gudang penyimpanan alat - alat olahraga terbuka. Masih dengan perasaan penasaran dan khawatir yang sekarang bercampur dengan rasa takut, Daehwi melangkahkan kaki nya ke dalam gudang tersebut.

"Ayolah Daehwi, tidak perlu takut hanya karna sekarang kamu seorang omega. Tentu saja bukan berarti sabuk hitam taekwondo dan kendo yang kamu miliki di dunia manusia tidak akan berperan di dunia ini, " Daehwi menyemangati dirinya sendiri.

Daehwi mulai memasuki ruangan itu. Dia tidak membuka lebar pintu gudang tersebut agar tidak ada suara yang ditimbulkan. Bukankah dia hanya penasaran. Demi Tuhan, ia tidak ingin terlibat masalah apapun saat ini. Daehwi hanya ingin lulus dengan tenang dari sekolah ini kemudian menggantikan ibunya mengurus perusahaan dan mencari mate nya.

Setelah masuk cukup dalam, pemandangan yang bisa dibilang tragis kini terlihat di mata Daehwi. Seorang pria yang sepertinya ia kenal kini tertelungkup bersimbah darah di sebelah keranjang bola basket dan seorang pria lainnya yang berdiri di depan pria tersebut memegang tongkat baseball. Ini bukanlah salah satu pemandangan indah yang seharusnya ia lihat seperti pagi - pagi sebelumnya. Sekarang Daehwi menyesali mengapa ia harus mengikuti perasaan nya untuk masuk kedalam ruangan ini. Seharusnya ia sadar bahwa dirinya sejak kecil tidak pernah beruntung.

"Apa yang kau lakukan disini?" suara bass yang sangat seksi terdengar dari si pria baseball tersebut. Daehwi yang masih shock atas pemandangan tersebut hanya diam terpaku di tempatnya, terlebih tatapan tajam dari pria itu kini mendominasinya. Sebenarnya pria dihadapannya ini cukup tampan. Pria itu bertubuh proposional serta wajah maskulin yang tidak dapat dipungkiri walaupun kini ada beberapa cipratan darah dan beberapa luka lebam disana.

Perlahan pria tersebut melangkah menuju tempat Daehwi terdiam. Tongkat baseball yang dipegangnya tadi sudah ia buang ke samping. 'Gawat, ia seorang alpha,' insting dalam diri Daehwi terus berbunyi dengan nyaring di dalam kepalanya seakan mengingatkan dirinya bahwa Daehwi sekarang dalam keadaan bahaya. Daehwi berusaha untuk pergi dari tempat itu, namun feromon alpha yang dikeluarkan oleh pria itu memaksa nya untuk tetap berdiri ditempatnya sekarang.

Ketika pada akhirnya pria itu berdiri tepat dihadapannya, Daehwi mulai menyadari siapa pria itu. Satu hal yang Daehwi syukuri saat ini adalah ingatannya yang sangat bagus. Ya, meskipun hanya itu skill yang bisa Daehwi banggakan dalam dirinya. Informasi penting bisa menjadi sangat berguna untuk dapat keluar dari situasi yang sulit kan? Daehwi akan mempergunakannya untuk bernegosiasi dengan alpha ini.

Pria itu. Sang tokoh antagonis yang diceritakan di awal novel. Daehwi ingat betul siapa dia. Kang Dongho. The real villain di novel ini. Ada apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi? Seharusnya ia tidak bertemu dengan Dongho saat ini. Daehwi adalah tokoh antagonis selanjutnya yang menggantikan Dongho setelah ia masuk ke dalam penjara, jadi mereka tidak akan pernah bertemu sesuai plot di novel.

Benar, Daehwi adalah tokoh antagonis juga di dalam novel ini. Sebenarnya bila dibandingkan dengan Dongho, Daehwi bukanlah apa-apa. Daehwi yang bodoh dan ceroboh hanya sebagai pion di cerita ini. Daehwi yang cemburu buta pada sang tokoh utama akhirnya harus meninggal dengan cara yang cukup tragis ketika rencana pembunuhan yang ia buat malah berbalik kepadanya.

"Jawab aku omega, kenapa kamu ada ditempat ini?" Dongho dengan suara alpha nya memerintahkan Daehwi yang masih tetap terdiam menatap nya seakan terbius menjadi patung. Suara Dongho ini seakan membuatnya menjadi seekor tikus yang berhadapan dengan sang kucing pemangsa. Hei, kemana semua teknik - teknik bela diri yang ia miliki? Bahkan hanya dengan feromon dan suara saja ia jadi tidak dapat berkutik seperti ini.

"A a aku hanya tidak sengaja lewat tempat ini alpha" cicit Daehwi sambil menunduk dan memainkan jari-jari tangannya yang sedang bertautan sekarang. Jangan bodoh Daehwi, pikirkan alasan agar kamu bisa pergi keluar dari tempat ini. Bahkan kisahmu dalam novel ini belum dimulai, tidak mungkin kamu akan mati konyol sekarang bersama alpha jahat ini kan?

"Siapa namamu"

".... "

"Apa kau mempunyai masalah pendengaran omega? Aku tau kau tidak bisu" kata Dongho tajam sambil mencengkram rahang Daehwi.

"D de Daehwi alpha" Daehwi menjawab dengan air mata yang sudah mengalir dari kedua matanya. Sebenarnya Daehwi berusaha tegar menghadapi hal ini. Kalaupun ia mati saat ini ia berharap dirinya akan berreinkarnasi kedalam tubuh yang memiliki lebih banyak keberuntungan dalam hidupnya.

Ketika sengatan perasaan yang tidak pernah dia alami sebelumnya dan kupu-kupu yang tiba-tiba saja muncul, berterbangan di dalam perutnya membuat Daehwi ingin mengakhiri hidupnya saja kali ini. Bagaimana mungkin Kang Dongho adalah matenya. Takdir nya yang selama ini ia tunggu-tunggu. Setidaknya Daehwi ingin menjalani kisah bahagia dengan belahan jiwanya kelak.

Ia bahkan sudah berencana untuk tidak menjadi tokoh antagonis lagi di dalam novel ini, menjauhi tokoh protagonis, hidup biasa saja seperti tokoh pembantu lainnya dan melewati masa SMA ini dengan aman tanpa perlu terlibat dalam persoalan yang memusingkan, lalu menemukan matenya kemudian menjadi tua dan meninggal bersama.

Semua angan-angan yang dibuatnya itu kali ini harus hancur berkeping-keping dan lenyap ketika dia mendengar Dongho memanggilnya mate setelah menyentuhnya. Tentu saja sepasang mate akan mengetahui pasangannya bagaimana pun juga. Kisahnya kini yang harus dimulai di waktu yang tidak tepat menyebabkan Daehwi tidak bisa memikirkan alasan apapun saat ini agar ia bisa keluar dari kejadian saat ini.

Tolong, seseorang, bangunkan Daehwi dari mimpi buruk ini!!!

Ia belum siap untuk menjadi janda yang suaminya harus mendekam di dalam penjara seumur hidup. Daehwi bahkan belum pernah mengalami indahnya masa pacaran. Ia juga belum melahirkan anak - anak yang lucu dan tampan sepertinya dimasa depan. Dan bagaimana rencana-rencana pernikahan serta bulan madu yang sudah sempat ia buat??!

Daehwi hanya terdiam memandang Dongho sambil menangis sesegukan.

TBC

avataravatar
Next chapter